MAKALAH
“TELAAH PAI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
(SKI) KELAS XI MADRASAH ALIYAH”
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Individu Mata Kuliah Telaah PAI III
Dosen Pengampu : Drs. ABDURROZAQ ASSOWY.
DI SUSUN OLEH :
NAMA :YUNIAR
ROUDLOTUN NISSA
NIM :141310003164
UNIVERSITAS
NAHDLOTUL ULAMA
FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN
JL. TAMAN SISWA
(PEKENG) TAHUNAN JEPARA 59427
TAHUN AJARAN 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah,
atas rahmat dan inayah-Nya makalah ini dapat terwujud dengan segala kelebihan dan kekurangannya, guna memenuhi tugas individu mata kuliah
“Telaah PAI III”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW semoga kita semua termasuk
umatnya yang kelak mendapatkan syafa’atnya kelak dihari qiamat. Āmīn....
Saya sebagai
penyusun mengalami berbagai rintangan dalam mengerjakan makalah ini, banyak
hambatan yang juga mengiringi dalam pembuatan makalah ini. Dan tidak lupa, saya
juga mencantumkan sumber-sumber yang relevan dari materi makalah yang saya buat,
agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Saya sebagai
penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan.
Namun, tentunya saya menyadari
bahwa saya hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan dan kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Oleh
karena itu, saya sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi sempurnanya makalah ini diwaktu mendatang. Semoga Allah SWT memberkahi
makalah ini, sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Āmīn...
Jepara, 30 Mei 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I ( PENDAHULUAN )
A.
Latar
Belakang...........................................................................................
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................
C.
Tujuan
Penulisan.........................................................................................
BAB II ( PEMBAHASAN)
A.
Deskripsi
Kurikulum...................................................................................
B.
Identitas
Materi..........................................................................................
C.
Materi
pembelajaran...................................................................................
BAB III (ANALISIS MATERI)
A.
Analisis
Silabus Mata Pelajaran SKI..........................................................
B.
Analisis
Komprehensip...............................................................................
C.
Analisis
SWOT...........................................................................................
D.
Problematika
Pembelajaran.........................................................................
E.
Solusi
Problematika....................................................................................
BAB IV (PENUTUP)
A.
Kesimpulan.................................................................................................
B.
Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata pelajaran yang terhimpun dalam
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan diberbagai jenjang pendidikan yang
bernafaskan islam. Sejarah memiliki peranan penting dalam kehidupan. Dengan
sejarah seseorang dapat mengetahui keadaan masa lalu yang mengandung banyak
nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang. Sejarah tidak hanya sekedar mengenang
masa lalu, sejarah diharapkan mampu memberikan sumbangan yang besar terhadap
realitas kehidupan saat ini. Selain itu, diharapkan kehidupan yang dijalani
sekarang dan yang akan datang dapat berkaca pada peristiwa masa lalu. Oleh
karena itu, SKI sangat penting untuk diberikan dan diajarkan dengan baik kepada
setiap satuan pendidikan.
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MA
merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul,
perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang
berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau.
Dalam pengajaran SKI kelas XI MA peserta didik sudah mulai berfikir bernalar,
sejarah harus diberikan secara kritis. Tujuan dari pembelajaran SKI agar
peserta didik bisa merefleksikan sejarah islam ke dalam kehidupannya, maka
diharapkan peserta didik mempunyai pemahaman sejarah islam secara kontekstual
dan bermanfaat bagi pribadinya. Secara substansial mata pelajaran SKI memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal,
memahami dan menghayati SKI yang mengandung berbagai nilai kearifan yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian
peserta didik.
Pembelajaran SKI sangatlah
diperlukan ketelitian, agar pemahaman siswa tentang sejarah kebudayaan islam
bisa teraplikasikan dalam pikiran, hati, dan perbuatan yang nantinya akan
membentuk watak manusia yang berbudi pekerti dan sadar akan kehidupan yang
dijalaninya. Dalam SKI tersimpan nilai- nilai yang otentik, misalnya nilai
moral, nilai sosial, nilai kepahlawanan nilai kepemimpinan, nilai agama dan
masih banyak lagi hal- hal positif yang perlu digali di dalamnya. Dalam makalah ini yang akan kami analisis dan kami bahas terkait
dengan pelajaran SKI kelas XI MA yaitu tentang pemerintahan bani umayyah dan
bani Abasiyah yang menjadi tonggak
sejarah dalam perkembangan agama islam.
A.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
deskripsi tentang kurikulum?
2.
Seperti
apa materi pelajaran SKI di Kelas XI Madrasah Aliyah?
3.
Bagaimana
analisis silabus pelajarn SKI di Madrasah Aliyah kelas XI?
4.
Apa
probelmatika silabus SKI di Madrasah Aliyah kelas XI?
5.
Bagaimana
alternatif penyelesaian masalah pelajaran SKI di Madrasah Aliyah kelas XI?
B.
Tujuan Penulisann
1.
Dapat
mengetahui deskripsi tentang kurikulum.
2.
Mengetahui materi pelajaran SKI di Kelas XI Madrasah
Aliyah.
3.
Dapat menganalisis silabus pelajarn SKI di Madrasah
Aliyah kelas XI.
4.
mengetahui
probelmatika silabus SKI di Madrasah Aliyah kelas XI.
5.
dapat
menemukan alternatif penyelesaian masalah pelajaran SKI di Madrasah Aliyah
kelas XI.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Kurikulum
Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran yang berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kedudukannya sangat strategis
sebab berisi rumusan tentang tujuan yang menentukan kemana peserta didik akan
dibawa dan diarahkan, dan berisi rumusan tentang isi dan kegiatan belajar, yang
akan membekali peserta didik dengan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, serta
nilai-nilai yang mereka perlukan dalam kehidupan dan pelaksanaan tugas
pekerjaan di masa yang akan datang. Selain itu fungsi kurikulum dalam
pendidikan yaitu mengarahkan guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, dan
peserta didik sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing.
Kurikulum
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Kurikulum sebagai program pendidikan ini berfungsi
sebagai pedoman dan alat dalam menyelenggarakan kependidikan dan kegiatan
pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan. adapun fungsi lain dari kurikulum,
yaitu sebagai berikut :
1)
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan.
2)
Kurikulum sebagai batasan dari program kegiatan
pada tingkatan pendidikan.
3)
Kurikulum sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran
Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam merupakan
salah satu bagian integral dari Pendidikan Agama Islam. Sehubungan dengan ini,
kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam memiliki peran yang sangat mendukung dalam
pencapaian tujuan dari kurikulum Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dalam
merencanakan dan menyusun kurikulum, guru diharapkan agar cermat dan teliti.
Karena, sebuah kurikulum itu memiliki sejumlah komponen yang saling terkait
erat satu sama lain. Dan secara teoritis, penyusunan kurikulum harus berdasarkan
asas dan orientasi tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami menganggap
bahwa penulisan mengenai Telaah Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam ini sangat penting
dibahas, karena mengingat peranan dan fungsinya yang cukup penting dalam
pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Kebudayaan Islam ialah salah satu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Aliyah, SKI ini merupakan perkembangan perjalanan hidup
manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan
bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang
dilandasi oleh akidah.
Mata pelajaran SKI Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah
Aliyah memiliki karakteristik tersendiri, aspek Sejarah Kebudayaan Islam
menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh Islam berprestasi, dan mengaitkannya
dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain
untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Pada bab ini yaitu tentang masa kelemahan dan
runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus akan saya bahas lebih rinci serta dengan
disertakan analisis mengenai pembelajaran yang dilakukan karena dalam
praktiknya perlu pula penambahan-penambahan yang harus dilakukan dalam penerapan
metode, media maupun keterangan lain yang dapat membantu memenuhi standar
kompetensi yang ada yang sesuai dengan kurikulum.
1.
Identitas
Materi
Karakteristik
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA merupakan salah satu mata
pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Rasulullah SAW hingga perkembang
peradaban Islam pada masa Khulafaur Rosyidin hingga dinasti Umayah dan dinasti
Abasiyah pada kelas XI MA. Dan dalam materi ini yang saya bahas adalah pada bab
Masa kelemahan dan runtuhnya dinasti Umayyah di Damaskus, pada materi ini yang
dibahas yaitu mengenai Faktor – faktor Penyebab Mundurnya Bani Umayyah 1 Damaskus,
Penyebab terjadinya faktor pemicu pemberontakan masa bani umayyah, Kelebihan
dan Kekurangan Bani Umayyah 1, Proses Runtuhnya Bani Umayyah 1 di Damaskus.
2. Tujuan dan
Orientasi
Pada
Materi Masa kelemahan dan runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus bertujuan untuk:
§ Membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma
Islam yang telah ada sejak masa Bani Umayyah dalam rangka mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam.
§ Membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari
masa lampau, masa kini, dan masa depan.
§ Melatih daya kritis peserta didik
untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan
ilmiah.
§ Menumbuhkan apresiasi dan
penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti
peradaban umat Islam di masa lampau.
§ Mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah
(Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena
sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Setelah mengamati,
menanya, mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik
diharapkan dapat memahami Masa
kelemahan dan runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus .
3.
Materi Pembelajaran
a.
Materi Pokok
i.
Materi Fakta
§ Berikan arahan kepada peserta didik untuk mengamati gambar yang disediakan
pada rubrik A. Mari Mengamati.
§ Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya
pada kotak yang telah disediakan pada rubrik B. Mari Bertanya!
ii.
Materi Konsep
§ Jelaskan peta konsep secara singkat dan jelas kepada peserta
didik.
§ Ajaklah peserta didik untuk membaca materi inti pada rubrik C.
Mari Tambah Wawasan Kamu! tentang Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW.
periode Mekkah.
iii.
Materi Inti
§ Lemahnya pemerintahan bani uamyyah 1 terjadi hampir di semua
wilayah kekuasaan, sementara kekuatan baru yang baru muncul sebagai lawan
politik yaitu abbasiyah sedang berkembang pesat dengan mendapat sambutan dan
dukungan dari masyarakat islam. Pertemuan kedua belah pihak tidak bisa
dielakkan dan pertempuran al – zab tahun 132 H atau 750 M. Dalam pertempuran
bani umayyah 1 kalah dan akhirnya runtuh.
MATERI IV
MASA KELEMAHAN SAMPAI RUNTUHNYA BANI UMAYAH 1 DI DAMASKUS
A.
Kompetensi Inti
1.
Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,
menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi Dasar
1.
Menganalisis
proses lahirnya bani umayyah di damaskus
2.
Memahami
fase – fase pemerintahan didanasti bani umayyah di damaskus
3.
Menceritakan
proses berdirinya bani umayyah
4.
Membuat
sinopsis tentang fase pemerintahan dinasti bani umayyah damaskus.
C.
Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran
ini diharapkan :
1.
Peserta
didik mampu mengidentifikasi proses lahirnya bani umayyah di damaskus
2.
Peserta
didik mampu mengalanisis fase – fase pemerintahan didanasti bani umayyah di
damaskus
3.
Peserta
didik mampu memetakan proses berdirinya bani umayyah
4.
Peserta
didik mampu mempresentasikan mengenai tentang fase pemerintahan dinasti bani
umayyah damaskus.
D.
Materi Pokok Pembelajaran
4.
Faktor – faktor Penyebab Mundurnya Bani Umayyah 1 Damaskus
a.
Faktor Internal
Sistem mornaki yang dipakai oleh pemerintahan bani umayyah dalam
proses peralihan kepimpinan memberikan pengaruh paling besar terhadap faktor
lemahnya dan kehancurannya bani umayyah 1.mereka seperti boneka yang siap
dipermainkan kapan saja dan dimana saja, sehingga yang mengendalikan
pemerintahan adalah para pembesar istana seperti perdana mentri.
b.
Faktor eksternal
Munculnya kekuatan bani abbasiyah ditandai oleh ahli sejarah
sebagai persaingan politik terhadap bani umayyah 1 yang pada saat itu telah
menurun hampir di semua wilayah kekuasaannya. Sering menyerang antara bani
umayyah 1 dengan kekuatan abbasiyah menambah para dan mempercepat faktor lemah
bani umayyah 1.
5.
Faktor – faktor Pemicu Munculnya Pemberontakan
Penyebab terjadinya faktor pemicu pemberontakan masa bani umayyah 1
bermacam – macam, diantaranya adalah ;
a.
Perebutan
kekuasaan
Faktor perebutan kekuasaan yang memicu adanya pemberontakan
terhadap, pemerintahan yang sah merupakan faktor dominan. Hal ini terjadi
perebutan siapa yang akan lebih dahulu menjadi khalifah menggantikan posisi
khalifah sebelumnya. Perebutan yang dilakukan oleh muawiyah terhadap ali
dilakukan dengan berbagai cara, yang pada akhirnya memfungsikan kelompok
khawarij yang fundamental membunuh ali dengan cara ditusuk pada saat sholat
subuh.
b.
Dendam
Faktor dendam termasuk faktor yang sering terjadi memicu
pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. muawiyah melakukan melakukan
berbagai cara untuk menurunkan ali dari pemerintahannya.
c.
Harta
Kekayaan yang melimpah
Pemerintahan islam abad klasik adalah pemerintahan yang kaya dengan
harta. Hal in disebabkan karena umat islam pada masa itu selalu memenangkan
perang sehingga pemerintahan yang kalah harus bayar ghonimah kepada islam.
6.
Kelebihan dan Kekurangan Bani Umayyah 1
Faktor kekurangan dari bani umayyah 1 :
a.
Memakai
sistem peralihan kekuasaan monarki, yang menyebabkan putra mahota yang masih
kecil dan tidak profesional menjadi khalifah.
b.
Banyak
wilayah baru yang di taklukan tetapi tidak dibina secara insensif.
c.
Banyak
kasus penyelewengan dalam istana yang tidak di tindak dengan tegas oleh
pemerintahan, seperti korupsi dan nepotisme.
d.
Pengangakatan
dua putra makota dalam satu tahun pemerintahan yang terjadi pada khalifah ke
12.
7.
Proses Runtuhnya Bani Umayyah 1 di Damaskus.
1.
Sikap tidak senangan masyarakat terhadap khalifah – khalifah bani
umayyah 1
Ketidaksenangan masyarakat islam terhadap pemerintahan bani umayyah
1 di sebabkan oleh praktek – praktek rusaknya akhlak dari para khalifah melaui
acara – acara seremonial yang dilaksanakan di dalam istana dengan alasan untuk
menghibur parapembesar – pembesar istana.
Perebutan kekuasaan dalam istana juga termasuk faktor internal
penyebab lemahnya bani umayyah 1 seperti yang terjadi pada masa pemerintahan
setelah khalifah yang ke 12 walid bin
yazid yang wafat tahun 126 H. Akan tetapi yang terjadi adalah bentrok dan pertikaian
antara keluarga istana. Kondisi demikan menimbulkan respon buruk masyarakat
terhadap pemerintahanbani umayyah 1.
2.
Peperangan Melawan Keturunan Abbasiyah
Lemahnya pemerintahan bani uamyyah 1 terjadi hampir di semua
wilayah kekuasaan, sementara kekuatan baru yang baru muncul sebagai lawan
politik yaitu abbasiyah sedang berkembang pesat dengan mendapat sambutan dan
dukungan dari masyarakat islam. Pertemuan kedua belah pihak tidak bisa
dielakkan dan pertempuran al – zab tahun 132 H atau 750 M. Dalam pertempuran
bani umayyah 1 kalah dan khalifah terakhir ( ke 14 ) marwan dikejar oleh pengikut abu abbas kemudian
ditanggkap dan dibunuh di mesir.
1.
Strategi Pelaksanaan Pembelajaran
a. Strategi : Contectual Teaching Learning
(CTL)
b. Model : Kooperatif
c. Pendekatan : Analisis dan pendekatan proses
d. Metode : cerita,
diskusi, debat, tanya jawab dan problem solving.
Keterangan:
a.
Strategi
Contectual Teaching Learning (CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka.
b.
Model
Kooperatif
Model pembelajaran Kooperatif dapat diartikan
belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dan
memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok untuk mencapai tujuan atau tugas
yang telah ditentukan sebelumnya.
c.
Pendekatan
Analisis dan pendekatan proses
Definisi dari pendekatan adalah proses,
perbuatan atau cara untuk mendekati. Sedangkan pendekatan Analisis (Analytical
Approach) merupakan pendekatan yang
didasarkan pada seperangkat ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi.
Pendekatan Proses merupakan pendekatan
pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses.
d.
Metode
Metode Ceramah
Metode ceramah
adalah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu denagan jalan penuturan
secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Peran siswa disini sebagai penerima pesan, mendengar
memperhatikan, dan mencatat dari keterangan guru. Dalam hal penyampaian materi
ini seorang guru juga menyampaikannya kadang-kadang dengan penjelasan sambil
bercerita dan begitu juga sebaliknya.
Kelebihan : Guru mudah menguasai kelas, mudah dilaksanakan, dapat diikuti anak
didik dalam jumlah besar, guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah
besar. Kekurangan
: Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), anak
didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang
lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya, bila terlalu lama
membosankan, sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik, menyebabkan
anak didik pasif.
Metode Tanya
Jawab
Metode tanya
jawab yaitu suatu cara mengajar dimana seorang guru mengaajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan
atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir
diantara peserta didik. Metode tanya jawab dapat membantu kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada metode ceramah ini disebabkan guru dapat memperoleh gambaran
sejauh mana murit dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah di
ceramahkan.
Kelebihan : Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja, memberikan kesempatan kepada anak untuk
bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa,
guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala
sesuatu yang diterangkan. Kekurangan : Dengan tanya-jawab kadang-kadang
pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan,
siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang
dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat
persoalan baru, membutuhkan waktu lebih banyak.
Metode Diskusi
Metode
pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang siswa atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Dalam hal
ini siswa secara berkelompok dengan
saling bertukar pendapat, bermusyawarah untuk membahas permasalahan pada materi
yang ada supaya didapatkan kesepakatan jawaban yang tepat diantara kelompok
mereka masing-masing, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan dan
kelompok yang lainnya menanggapi sehingga menghasilkan hasil jawaban
kesepakatan bersama.
Kelebihan : Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja), menyadarkan anak didik bahwa
dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif
sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik, membiasakan anak didik
untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya
sendiri dan membiasakan bersikap toleran. Kekurangan : Tidak dapat
dipakai pada kelompok yang besar, peserta diskusi mendapat informasi yang
terbatas, dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara, biasanya orang
menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Metode
Debat
Kelebihan : Peserta didik menajadi lebih kritis, suasana kelas menjadi lebih
bersemangat, peserta didik dapat mengungkapakan pendapatnya dalam forum,
peserta didik mnjadi lebih besar hati, ketika pendapatnya tidak sesuai dengan
peserta yang lain. Kekurangan : Biasanya hanya siswa yang aktif saja yang berbicara, terkadang
timbul perselisihan antar siswa setelah berdebat karena tidak terima
pendapatnya disanggah, biasanya timbul rasa ingin saling menjatuhkan, memakan
waktu yang cukup lama.
Metode Problem Solving
Kelebihan : Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan
bertindak kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis,
mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil
pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat, dapat membuat pendidikan sekolah lebih
relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. Kekurangan : Beberapa
pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya
alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta
akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut, memerlukan alokasi
waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
E.
Langkah- langkah Pembelajaran
a.
Kegiatan
Pendahuluan
þ Guru dan siswa
memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
þ Siswa menyiapkan
diri untuk mengikuti pelajaran.
þ Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran.
þ Tanya jawab
tentang materi pelajaran.
b.
Kegiatan Inti
a.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang
dilakukan yaitu :
ü guru menyampaikan materi tentang
masa kelemahan sampai runtuhnya bani umayyah 1 damaskus
ü guru melakukan tanya jawab tentang
materi tentang masa kelemahan sampai runtuhnya
bani umayyah 1 damaskus
b.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi yang
dilakukan yaitu :
ü Siswa dibentuk secara
berkelompok dan mendiskusikan tentang masa
kelemahan sampai runtuhnya bani umayyah 1 damaskus
ü Siswa menyampaikan
pendapatnya pada masing- masing kelompok tentang hasil- hasil diskusi tentang tentang masa kelemahan sampai
runtuhnya bani umayyah 1 damaskus
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi yang dilakukan yaitu
:
ü Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
ü Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup
yang dilakukan yaitu :
þ bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
þ melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
þ memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
þ merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
F.
Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit.
Satu setegah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan
15 menit untuk penutup.
G.
Refrensi
Referensi yang digunakan oleh guru
adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
H.
Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah led
prokyektor dan papan tulis.
I.
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi
hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a.
Pertanyaan
lisan dikelas tentang materi Masa kelemahan dan runtuhnya Bani Umayyah di
Damaskus.
b.
Ulangan
Harian, ujian ini dilaksanakan setelah materi pokok disampaikan.
c.
Tugas
Kelompok, dalam tugas ini peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan
pengamatan tentang judul tugas yang diberikan oleh guru.
d.
Ulangan
Tengah Semester.
e.
Ulangan
Semester, dalam ulangan ini dilakukan pada akhir semester dengan bentuk soal
ujian pilihan ganda semua atau campuran dan ada yang berupa essay semua.
BAB
III
ANALISIS
MATERI
1.
Analisis Silabus Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Tabel Kesesuaian Materi SKI Madrasah Aliyah Kelas XI
dengan Prinsip-Prinsip Pengembangan
No
|
Prinsip Pengembangan
|
Hasil Analisis
|
||
Terpenuhi
|
Cukup
|
Kurang
|
||
1
|
Ilmiah
|
√
|
||
2
|
Relevan
|
√
|
||
3
|
Sistematis
|
√
|
||
4
|
Konsisten
|
√
|
||
5
|
Memadai
|
√
|
||
6
|
Aktual dan kontekstual
|
√
|
||
7
|
Fleksibel
|
√
|
||
8
|
Menyeluruh
|
√
|
||
9
|
Efektif
|
√
|
||
10
|
Efisien
|
√
|
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan
bahwa, kesesuaian silabus yang dirumuskan dengan prinsip-prinsip pengembangan
yang seharusnya menjadi rujukan dalam perbaikan materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas XI MA pada bab IV Masa Kelemahan dan
Runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pertama, dari aspek
prinsip pengembangan ilmiah dirasa cukup namun kurang memenuhi
standar kompetensi yang ada. Hal tersebut menunjukkan
materi dan kegiatan yang termuat dalam komponen silabus cukup dapat
dipertanggung
jawabkan secara keilmuan. Pengembangan indikator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar telah mengacu pada
pencapaian kompetensi dasar dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran SKI kelas XI MA dan sumber
daya yang ada dan berpedoman pada standar isi yang ditetapkan oleh PEMENAG No 2
tahun 2008.
b. Kedua, dari aspek
relevansi materi indikator dan teknik penilaian pembelajaran sudah terpenuhi dan menunjukkan
adanya keterkaitan terhadap kompetensi dasar.dalam materi sudah terdapat materi yang sudah termuat
relevansinya seperti meneladani
perilaku tokoh-tokoh
besar yang menjadi pemimpin bani umayyah dalam menerapakan sistem pemerintahan
yang baik serta dapat mengetahui problem solving dalam mengatasi masa runtuh
dan kelemahan bani umayyah.
c. Ketiga, dari aspek
sistematis masih
berada di peringkat cukup dikarenakan adanya komponen-komponen yang belum
terpenuhi dalam silabus dan belum terlihat adanya hubungan fungsional
antar komponen-komponen silabus dalam mencapai kompetensi.
d. Keempat, dari aspek
konsisten di dalam komponen-komponen silabus tersebut telah ada hubungan yang tetap (konsisten) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar
dan sistem penilaian.
Maka semua komponen pada silabus telah memenuhi aspek konsisten.
e. Kelima, dari aspek
memadai cakupan indikator, materi pokok pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian masih kurang untuk dapat menunjang
pencapaian kompetensi dasar
yang baik. Maka dari itu yang menjadi kekurangan dalam aspek ini harus dibenahi
dan dilengkapi agar dapat memenuhi aspek memadahi secara maksimal dan juga
materi SKI di kelas XI MA pada bab IV Masa kelemahan dan runtuhnya dinasti bani
umayyah di damaskus bisa disampaikan dengan baik.
f. Keenam, dari aspek aktual dan kontekstual
cakupan indikator dan sistem penilaian kurang memerhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupn nyata dengan peristiwa yang
terjadi. Realita yang ada dalam pendidikan
islam kebanyakan para pengajar/pendidik seringkali mengabaikan aspek ini.
Banyak kejadian yang terjadi dalam lembaga pendidikan, guru tidak pernah
menggunakan teknologi atau media dalam pembelajaran SKI dan jarang mengikuti
perkembangan keilmuan yang ada. Hal ini menjadikan pelajaran SKI menjadi
sesuatu yang terlihat kuno dan monoton sehingga siswa menghindari pelajaran
ini.
g. Ketujuh, dari aspek
fleksibel komponen silabus indikator dan penilaian kurang dapat mengakomodasi
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
masyarakat. Karena tidak muncul keterkaitan antara peristiwa yang dipelajari
dengan aktualisasi pada kehidupan sekarang. Kurang adanya fleksibilitas dalam pembelajaran SKI membuat
penerapan-penerapan ibrah tidak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
disebabkan karena materi pembelajaran belum sepenuhnya fleksibel pada kehidupan
sekarang.
h. Kedelapan, dari aspek
menyeluruh silabus belum menunjukkan keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, dan psikomotori) seperti dalam taksonomi Bloom. Pada gambaran silabus
tersebut tujuan kognitif lebih banyak ditonjolkan, sedangkan tujuan afektif
(yang terdiri dari penerimaan, respons, menghargai, mengorganisasi, dan pola
hidup) dan tujuan psikomotorik (yang terdiri dari meniru, menggunakan,
ketepatan, merangkaikan dan naturalisasi) belum terpenuhi. Dalam pelajaran SKI kelas XI MA
cakupan kompetensi yang meliputi ranah kognitif, afektif, psikomotorik masih
sangat minim. Ini terbukti dalam materi SKI hanya menyinggung atau hanya
membahas tentang penjabaran dan cerita-cerita saja, hal ini menjadikan ranah
kognitif, afektif, psikomotorik kurang mendapat sorotan dalam pelajaran SKI
sehingga siswa cenderung pasif.
i.
Kesembilan, dari aspek
efektif komponen-komponen silabus kurang menggambarkan keterlaksanaan
silabus tersebut dalam proses pembelajaran. Namun untuk komponen penilaian tes
yang dikembangkan belum menunjukkan efektifitas guru dalam mengumpulkan
informasi tentang tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang diajarnya atau
efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Artinya skala yang digunakan
oleh guru dalam menilai hasil belajarnya hanya berdasarkan tujuan kognitif
saja, sementara itu penilaian tentang tujuan afektif dan psikomotorik belum
dimunculkan.
Seharusnya pada aspek ini seorang pengajar bisa menjadikan pelajaran SKI
menjadi lebih efektif dan tidak berbelit-belit, karena pada kenyatannya yang
terjadi di lapangan materi SKI terkesan terlalu banyak penjabaran dan
cerita-cerita yang rumit dan sulit di ingat sehingga menjadi kendala pada aspek
efektifitas.
j.
Kesepuluh, dari aspek
efisien daya dan waktu dapat diperkecil, namun belum tentu dapat mencapai hasil
atau standar kompetensi yang ditetapkan karena silabus tersebut belum
menggambarkan bagaimana tujuan afektif dan psikomotorik yang dapat dinilai oleh
guru. Aspek ini sering kali tidak menjadi
bahan pertimbangan dalam merancang alokasi waktu pembelajaran. Pelajaran SKI
dengan materi yang banyak namun waktu yang diberikan sangat sedikit sehingga
penyampaian materi tidak dapat efisien karena terkendala oleh jam pelajaran
yang sangat sempit.
2. Analisis
Komprehensip
Dalam materi
SKI ini merupakan materi yang digunakan di sekolah tingkat SMA/ MA, yang begitu
penting. Ruang lingkup dari materi ini selain dari segi kognitif, efektif, juga
mencangkup psikomotorik. Selain dapat mengembangkan kemampuan dalam pengetahuan
, materi SKI juga dapat mengetahui bagaimana sejarah peradaban pada zaman
Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah. Dalam hal ini saya menelaah pada bab IV
yaitu mengenai Masa kelemahan dan runtuhnya bani umayyah di damaskus.
a.
Analisis Spesifikasi
Secara
intelektual anak SMA/ MA, sudah dapat berfikir secara logis, dan sudah mampu
membedakan antara yang kongkrit dan abstrak, dari pemaparan tersebut bahwasanya
materi ini berisikan tentang faktor mundurnya bani umayyah di damaskus,
penyebab terjadinya pemberontakan, kelebihan dan kekurangan bani umayyah serta
proses runtuhnya bani umayyah di damaskus. Berdasarkan materi yang ada saya
menemukan beberapa permasalahan yang perlu diperjelas mengenai KD yang ada
dalam Buku paket kurikulu 13, disitu KD nya tidak sesuai dengan materi ini.
Selanjutnya materi ini cakupannya cukup luas bila disejajarkan dengan materi
yang lain. Untuk itu seorang guru perlu menelaah terlebih dahulu materi yang
hendak diajarkan agar tidak simpang siur pembahasannya.
b.
Analisis relefansi
Dalam analisis ini materi yang diajarkan sudah sesuai
dengan siswa, namun yang ditekankan dalam bab ini keluasan materinya hanya
sebatas pengertahuan dasarnya. Yang terpenting adalah siswa mampu mencapai
indikator dari bab ini. Akan lebih baik ketika guru menyarankan kepada siswanya
untuk membaca buku sejarah kebudayaan islam selain buku ajar sebagai keluasan
pengetahuan, supaya tidak terpaku pada bahan ajar yang hanya itu saja.
c. Analisis
efesiensi dan efektifitas
Dalam hal ini kaitannya dengan
kefesienan pembelajaran materi ini saya rasa belum sepenuhnya efesien, karena dalam
KD nya masih terdapat kesalahan dalam penyesuaian KD dengan bahan ajarnya. Kalau
dalam keluasan materi ini sudah sesuai karena materi yang disajikan dalam buku
panduan kurikulum 13 ini sudah sangat lengkap dan to the point, serta tidak
bertele-tele dalam penyajiannya. Untuk kefektifitasnya saya rasa belum efektif,
mengingat dalam penyampaian materi SKI ini memerlukan banyak waktu dan
penggunaan beberapa metode untuk menunjang pemahaman siswa, maka waktu yang
sedikit tidak dapat membuat pembelajaran yang efektif.
Disini
saya mengambil materi dalam buku panduan kurikulum 2013 pada bab IV yaitu
mengenai Masa kelemahan dan runtuhnya dinasti Bani Umayah di Damaskus. Yang
saya rinci sebagai berikut :
d.
Faktor-faktor penyebab mundurnya bani umayyah di damaskus
§ Dalam SK KD yang pertama bahasnnya tidak sesuai dengan materi ini,
karena KD nya diterangkan tentang menganalisis proses lahirnya bani umayyah.
Seharusnya KD nya itu tentang faktor penyebab mundurnya bani umayyah di
damaskus. Dan dari sini saya menganggap KD nya tidak sesuai.
§ SK KD yang kedua menurut saya dalam metode yang di gunakan atau
media perlu di tambah metode yang tepat yang lebih sesuai untuk memperjelas
materi ini. Karena dalam realitanya siswa cenderung lebih bosan jika
menggunakan metode yang itu-itu saja, maka disini saya tawarkan yaitu dengan menggunakan
beberapa metode dalam pembelajaran diantarnya, metode cerita, tanya jawab,
diskusi, debat dan problem solving dalam pembelajaran materi ini. Karena apa,
metode tersebut saya rasa sudah efektif apabila diterapkan.
e.
Penyebab terjadinya pemberontakan pada masa bani umayyah di
damaskus.
§ Untuk SK sudah sesuai, namun KD yang ketiga masih belum sesuai
dengan materi, karena poin KD nya itu memahami fase-fase pemerintahan bani
umayyah dan apabila KD nya dijadikan acuan maka materi yang diajarkan tidak sesuai.
f.
Kelebihan dan kekurangan Bani Umayyah di Damaskus
§ SK sudah sesuai, dan KD nya belum sesuai dengan materi tersebut,
karena di KD yang dibahas malah menceritakan proses berdirinya bani umayyah di
damaskus, jadi kurang sesuai apabila diterapkan dalam materinya. Lalu pada sub
kelebihan dan kekurangan bani umayyah ini yang dijelaskan itu hanya
kekurangannya saja dan yang kelebihannya itu tidak dijelaskan. Hal ini sangat
tidak konsekuen dengan sub judul nya. Dengan adanya kekurangan tersebut maka
perlu tambahan dalam pemaparanya dan penjelasnya akan lebih mendalam.
Disini saya akan
lebih mendalam untuk menganalisis materi pada bab IV yaitu tentang masa
kelemahan dan runtuhnya bani umayyah di damaskus. Maka disini saya mencoba menganalisis dari
segi alokasi waktu, materi/isi dan
kesesuaian dengan SK dan KD, kesesuaian materi dengan aspek psikologis, metode
pembelajaran, evaluasi.
A.
Alokasi Waktu
Kalau melihat dari materi yang begitu luas,
maka alokasi waktu yang tersedia masih kurang dan mengingat bahwa di kelas XI
ini materi Mata pelajaran SKI ini hanya di ajarkan 4 bab saja (semester I
diajarkan 2 bab dan pada semester II diajarkan hanya II bab), padahal didalam
materi ini dijelaskan ada 8 bab dalam daftar isinya, jadi memungkinkan saja
untuk penambahan alokasi waktu lagi 2 kali pertemuan (4 x 45 menit) , berarti
alokasi yang ideal adalah 8 x 45 menit (4 kali pertemuan) agar materi lebih
dapat disampaikan secara mendalam. Dan Alokasi waktu pada materi Masa Kelemahan
dan Runtuhny Dinasti Umayyah di Damskus yaitu pada bab IV seharusnya waktu
diberikan haruslah banyak mengingat materi ini perlu penjelasan yang lebih
rinci dan penggunaan metode-metode yang tepat agar dapat membantu pemahaman
siswa, sehingga waktunya harus efektif dan efesien.
B.
Materi/ Isi dan
Kesesuaian dengan SK dan KD
Secara umum materi “Masa Kelemahan dan Runtuhny
Dinasti Umayyah di Damskus” yang diajarkan cakupan materinya sangat luas,
sehingga perlu strategi bagi guru untuk membuat bahan ajar ini menjadi lebih
mudah dimengerti, misalnya dengan membuat semacam Modul (ringkasan).
Walaupun cakupan materi ini sangat luas, masih ada materi pelajaran yang kami
anggap penting tidak dibahas di dalam buku ini (Buku Pedoman: Sejarah
Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 Pengarang: Direktorat pendidikan Madrasah,
direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kementrian Agama RI 2015), dan mestinya harus dimasukan dalam materi “Masa
Kelemahan dan Runtuhnya Dinasti Umayyah di Damskus” materi dimaksud adalah tentang
Khalifah-khalifah bani umayyah yang terkenal. Disini isi materinya begitu
luas dan apabila di bedakan dengan buku panduan MA’ARIF itu sangat berbeda
dalam bahasanya karna penjelasanya singkat
C.
Kesesuaian Materi dengan Aspek Psikologis Siswa
Berdasakan
materi yang ada dimana cakupan materinya begitu luas. Pada dasarnya materi
tersebut tidak bertentangan dengan perkembangan psikologis siswa karena pada
usia ini siswa disebut usia remaja , yang mana pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan, dimana seseorang mampu berpikir abstrak, mulai berpikir kritis,
logis, munculnya kemampuan menalar dan wawasan berfikirnya semakin meluas,
sesuai dengan pendapat Rifa Hidayah, M. Si., Psi bahwa siswa sekolah menengah
termasuk kategori usia remaja (lebih kurang berusia antara 12-20 tahun)
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12-20 thn secara fungsional,
perkembangan kognitif (kemampuan berfikir).
D.
Evaluasi/
Penilaian Hasil Belajar
Evaluasi dapat
dilakukan melalui tes lisan dan tertulis
dengan bentuk soal pilihan ganda, isian singkat, dan essay. Dengan catatan
soal-soal tersebut yang diberikan harus mengacu kepada indikator yang ada.
Evaluasi juga dapat berbentuk penilaian portofolio, misalnya siswa diminta
membuat laporan hasil diskusi kelompoknya yang telah dilakukan bersama. Disini
jelas terlihat bahwa penilaian tersebut dari aspek kognitifnya saja, tidak
terlihat penilaian dari segi aspek efektif dan psikomotornya.
Penilaian melalui
tes tertulis sesuai saja dengan indikator yang ada dalam materi ini terutama
dalam bentuk essay. Karena dalam indikator-indiator materi tersebut diatas
berubah dan dibatasi, maka secara otomatis pula inti pokok
instrumen-instrumennya juga harus menyesuaikan dengan apa yang terdapat dalam
indikator yang telah berubah.
2.
Analisis SWOT
a.
Strenghts
(kekuatan / kelebihan)
Faktor-faktor
kekuatan dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan islam kelas XI meliputi
kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai
plus atau keunggulan komparatif pelajaran tersebut. Hal-hal yang menjadi
kekuatan atau kelebihan dari materi meliputi :
§ Untuk
mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul khazanah budaya dan
kekayaan di bidang lainnya yang pernah diraih oleh umat islam di masa lampau
dan mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kejadian tersebut dalam pelajaran SKI .
§ Untuk membentuk
watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan
suatu tokoh atau generasi terdahulu.
§ Agar siswa
dapat memilah dan memilih mana aspek sejarah yang perlu dikembangkan dan mana
yang tidak perlu. Mengambil pelajaran yang baik dari suatu umat dan
meninggalkan hal-hal yang tidak baik.
§ Siswa mampu
berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lalu yang
dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan perkembangan, perubahan
masyarakat serta keragaman sosial budaya Islam di masa yang akan datang.
§ Pelajaran
sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakininya dan
merupakan sumber syariah yang besar,
§ Studi sejarah
dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotism dan
mendorong untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya.
§ Pembelajaran
sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah
laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan
mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik, dan bertingkah laku seperti
Rasul.
b.
Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar
dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu
kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan
tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak
dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
§ lemahnya sumber daya guru Sejarah
Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif
serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan
belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan
bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam. Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam
merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Sejarah Kebudayaan Islam harus
senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola
kegiatan pembelajaran secar efektif dan efisien. Kenyataannya, setelah
ditelusuri, pendidikan SKI menghadapi
beberapa kendala, antara lain;
waktu yang disediakan terbatas sedang
materi begitu padat dan memang
penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain,
materi SKI, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim
dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam
implementasinya juga lebih didominasi oleh
tujuan pada aspek kognitif bukan afektif apalagi sampai pada tingkat
psikomotorik.
§ Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan
guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktekkan nilai-nilai SKI
dalam kehidupan sehari-hari.
§ Masalah realitas mengenai kurangnya
dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain.
§ Identifikasi pelajaran SKI belum
mendapat perhatian dari siswa.
c.
Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi
lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga
pendidikan. .
Secara historis dan realitas,
mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim
terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi
pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
§ bangga dan mencintai kebudayaan
Islam yang merupakan buah karya kaum Muslimin masa lalu.
§ Memupuk semangat dan motivasi untuk
meningkatkan prestasi yang telah diraih umat terdahulu.
§ Peserta didik mengetahui
perkembangan Islam pada masa Umaiyah
§ Peserta didik mampu mengambil ibrah
dari kejadian runtuhnya bani umayyah
§ Peserta didik mampu mengambil
manfaat dari perkembangan Islam pada masa Umaiyah.
d. Threats
(ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari
sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak
ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan
peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
§ Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran
SKI
§ Guru yang kurang profesional dalam
mengajar SKI
§ Materi-materi yang terlalu banyak
§ Guru kurang kreatif dalam
menggunakan metode-metode pelajaran saat menyampaikan materi SKI
2.
Problematika Materi SKI “Masa Kelemahan dan
Runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus.
Perlu diketahui bersama bahwa
pembelajaran SKI di kelas XI MA pada materi ini memang tidak begitu sempurna,
pembelajarnnya dapat ditemui kendala dan berbagai masalah. Antara harapan dan
kenyataan memang kurang ideal karena kebanyakan para pendidik menggunakan
metode hafalan yang berakibat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik
hanya terbatas. Masalah mengenai kurangnya waktu, materi yang hanya pada
tingkat kognitif, dan kurangnya dukungan dari pihak lain setidaknya dapat
diatasi oleh pendidik itu sendiri.
Berdasarkan
realita yang ada biasanya metode yang dipergunakan oleh guru masih monoton,
sejarah hanya disampaikan dengan ceramah, padahal materi ini perlu menggunakan
beberpa metode pembelajaran karena materi ini sangat berat jika hanya dngan
penggunaan metode ceramah dan siswa masih belum paham. Oleh karena itu perlu
adanya metode dan media yang bervariasi, misalnya field study, study lapangan
langsung, pemakaian peta, VCD dan sebagainya.( Biggs, Jhon B.Tt :2001:47).
Penjelasan
guru atau nara sumber kurang memperhatikan aspek-aspek lain, misalnya faktor
sosiologis, faktor antropologis, ekonomis, geografis dan sebagainya. Dalam
menjelaskan satu materi dapat diterangkan dengan beberapa sudut pandang yang
berbeda, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih komprehensif. Materi-materi
yang perlu dijelaskan secara komprehensif tersebut misalnya tentang; apa yang
dimaksud dengan bani umayyah, apa yang dimaksud dengan dinasti pada masa itu
kenapa harus ada dinasti, kenapa Islam itu melalui peradabab dan masa-masa,
bagaimana awal mula konflik dalam Islam,bagaimana tuduhan terhadap al-Ghazali
sebagai penyebab kemunduran peradaban Islam, apa arti masa keemasan Islam dan
pengaruhnya terhadap renaissance di Barat. Dari uraian ini, sangat jelas bahwa
seorang guru Sejarah harus memperhatikan metode dan taktik dalam pembelajaran,
hal ini seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa metode
pengajaran adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa ( peserta didik)
mencapai tujuan pengajaran (TIK) secara lebih efektif dan efisien.
3.
Solusi dalam mengatasi Problem materi
“Masa Kelemahan dan Runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus”
Melihat realitas materi SKI
kelas XI MA pada bab IV yaitu tentang Masa Kelemahan dan Runtuhnya Bani
Umayyah di Damaskus yang mempunyai kendala dalam proses pembelajarannya maka
perlu dianalisis mencari solusi agar kendala-kendala tersebut dapat diatasi
sehingga dapat melancarkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dan harapan
dari SKI tersebut dapat tercapai.
Mengenai waktu yang
disediadakan memang kurang dengan jumlah materi yang banyak dan padat, dalam
hal ini solusi yang ditawarkan adalah dengan menambahkan waktu jam pelajaran
misalnya dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berisi tentang sejarah kebudayaan
Islam. Selain itu dapat pula dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk meningkatkan kuatitas pembelajaran
dan hasil belajar mata pelajara SKI.
Dengan teknologi ini dimungkinkan memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik tentang berbagai aspek materi
SKI. Oleh karena itu guru dapat memanfaatkan TV, film, VCD/DVD/VCR, bahkan internet untuk menjadi media dan sumber belajaran
mata pelajaran SKI. Dengan pemnafaatan TIK
juga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam proses
perancangan dan pelaksanaan pembetajaran hendaknya
diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: dari mudah ke sulit; dari sederhana ke komplek; dan dari konkret ke abstrak.
Pada umumnya pendidik yang
mengajar dengan hafalan dapat merubah gaya mengajarnya, solusi yang dapat
diperlukan untuk mengajar SKI adalah dengan pendekatan Humanistik yaitu memanusiakan
manusia yang berarti pencipataan konteks yang akan memberi peluang manusia
untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar
filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program
pendidikan. Melalui pendekatan tersebut peserta didik dibimbing dan diarahkan
untuk mampu memecahkan masalah dalam presprektif ajaran dan nilai-nilai Islam.
Dalam pembelajaran sejarah Islam yang dimaksudkan untuk menggali,
mengembangkan, dan menagmbil ibrah pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam,
sehingga peserta didik mampu menginternalisasi dan tergerak untuk meneladani
dan mewujudkan dalam amal perbuatan, serta dalam rangka membangun sikap terbuka
dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah dalam arti luas.
Masalah
realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain.
Maka solusinya adalah dengan adanya keterpaduan pola pembinaan mata pelajaran SKI
dikembangkan dengan menekankan
keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, Madrasah, dan masyarakat.
Untuk itu guru perlu mendorong
dan memantau kegiatan Mata pelajaran SKI yang dialami oleh peserta didiknya di dua lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud keselarasan dan kesesuaian sikap serta prilaku
dalam pembinaannya. Dalam mengajar pelajaran SKI pendidik
harus dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Sebaiknya pendidik melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Pendidik hendaknya bertindak sebagai
role model, suri tuladan bagi kehidupan sosial akademis siswa didalam dan
diluar kelas.
2. Pendidik harus
menunjukan sikap kasih sayang pada siswa, antusias dan ikhlas mendengar dan
menjjawab pertanyaan.
3. Pendidik
hendaknya memperlakukan peserta didik sebagai subjek dan mitra belajar, bukan
objek.
4. Pendidik
hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang lebih mengutamakan kreativitas
serta interaktif dan komunikatif dengan peserta didik.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Disini saya
mengambil materi dalam buku panduan kurikulum 2013 pada bab IV yaitu mengenai
Masa kelemahan dan runtuhnya dinasti Bani Umayah di Damaskus. Dalam analisis yang saya paparkan diatas dapat saya simpulkan dalam
analisis komprehensip yaitu sebagai berikut :
a.
Analisis Spesifikasi
Secara intelektual anak SMA/ MA,
sudah dapat berfikir secara logis, dan sudah mampu membedakan antara yang
kongkrit dan abstrak, dari pemaparan tersebut bahwasanya materi ini berisikan
tentang faktor mundurnya bani umayyah di damaskus, penyebab terjadinya
pemberontakan, kelebihan dan kekurangan bani umayyah serta proses runtuhnya
bani umayyah di damaskus. Berdasarkan materi yang ada saya menemukan beberapa
permasalahan yang perlu diperjelas mengenai KD yang ada dalam Buku paket
kurikulu 13, disitu KD nya tidak sesuai dengan materi ini. Selanjutnya materi
ini cakupannya cukup luas bila disejajarkan dengan materi yang lain. Untuk itu
seorang guru perlu menelaah terlebih dahulu materi yang hendak diajarkan agar
tidak simpang siur pembahasannya.
b.
Analisis relefansi
Dalam analisis ini materi yang diajarkan sudah sesuai
dengan siswa, namun yang ditekankan dalam bab ini keluasan materinya hanya
sebatas pengertahuan dasarnya. Yang terpenting adalah siswa mampu mencapai
indikator dari bab ini. Akan lebih baik ketika guru menyarankan kepada siswanya
untuk membaca buku sejarah kebudayaan islam selain buku ajar sebagai keluasan
pengetahuan, supaya tidak terpaku pada bahan ajar yang hanya itu saja.
c. Analisis
efesiensi dan efektifitas
Dalam hal
ini kaitannya dengan kefesienan pembelajaran materi ini saya rasa belum sepenuhnya
efesien, karena dalam KD nya masih terdapat kesalahan dalam penyesuaian KD
dengan bahan ajarnya. Kalau dalam keluasan materi ini sudah sesuai karena
materi yang disajikan dalam buku panduan kurikulum 13 ini sudah sangat lengkap
dan to the point, serta tidak bertele-tele dalam penyajiannya. Untuk
kefektifitasnya saya rasa belum efektif, mengingat dalam penyampaian materi SKI
ini memerlukan banyak waktu dan penggunaan beberapa metode untuk menunjang
pemahaman siswa, maka waktu yang sedikit tidak dapat membuat pembelajaran yang
efektif.
B.
Saran
Demikian
makalah dari saya, semoga dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita
semua. Apabila ada kritik dan saran, silakan disampaikan. Karena kritik dan
saran dari pembaca tentu sangat dibutuhkan untuk bahan intropeksi. Sehingga
dimasa yang mendatang, saya dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi. Dan
jika ada kesalahan mohon dimaafkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar