MAKALAH
TELAAH MATERI
PAI (FIQIH)
Makalah di Ajukan Untuk Memenui Persyaratan Tugas Akhir Semester
Di Susun oleh:
LOVIE WAVIA (141310003186)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Jl.
Taman siswa no. 09 Tahunan – Jepara
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan
kepada Allah SWT atas segala limpahan karunia dan nikmat-Nya, sehingga tugas
mata kuliah “Telaah Materi PAI III” yang membahas tentang “Sejarah Kebudayaan
Islam” dapat tersusun dengan baik. Tidak lupa sholawat beserta salam, kami
haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, karena syafa’atnya yang senantiasa
kita nantikan kelak di akhirat.
Kami juga mengucapkan baanyaak terima
kasih atas bantuan dari rekan-rekan yang telah
berkontribusi memberikan sumbangan kritik dan pikirannya, hingga pada
akhirnya makalah ini bisa terselesaikan dengan baik.
Meskipun kami sebagai penyusun berharap isi
dari makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan. Namun, tentunya kami
menyadari bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan dan
kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
lapoaran ini diwaktu mendatang.
Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini, sehingga dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Āmīn...
Jepara, 20 Juni 2016
Lovie Wavia
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
Agama Islam (PAI) adalah pelajaran yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan
agama, dengan harapan setelah mempelajari agama ini, tidak hanya paham dengan
materi yang di sampaikan akan tetapi mampu juga mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari, serta dapat mendekatkan diri pada yang Maha Pencipta, memiliki
akhlak yang mulia dalam bergaul, dengan sahabat,orang tua, dan negaranya.
Berdasarkan
peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tahun 2008 tentang standar
kompetensi lulusan dan standar isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah Aliyah untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana awal berkembangnya islam pada masa modern?
2.
Apakah ada hambatan ketika islam masuk pada era modern?
3.
Siapakah tokoh-tokoh islam yang berkembang pada masa modern?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Kurikulum
Kurukulum
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Kurikulum sebagai program pendidikan ini berfungsi
sebagai pedoman dan alat dalam penyelenggarakan kependidikan dan kegiatan
pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan. Adapun fungsi lain dari kurikulum,
yaitu sebagai berikut:
1). Kurikulum
berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan.
2). Kurikulum
sebagai batasan dari program kegiatan pada tingkatan pendidikan.
3). Kurikulum
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.
Berdasarkan
penjelasan fungsi kurikulum diatas, dapat di simpulkan bahwa kurikulum
merupakan komponen dari pendidikan yang memegang peranan yang begitu penting,
termasuk bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Kurikulum
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu bagian integral dari Pendidikan
Agama Islam. Sehubungan dengan ini, kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam
memilikin peran yang sangat mendukung dalam pencapaian tujuan dari kurikulum
Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dalam dalam merencanakan dan menyusun
kurikulum itu memiliki sejumlah komponen yang saling terkait erat satu sama
lain. Dan secara teoritis, penyusunan kurikulum harus berdasarkan asas dan
orientasi tertentu.
Berdasarkan
uraian diatas, maka kami menganggap bahwa penulisan mengenai Telaah Kurikulum
Sejarah Kebudayaan Islam ini sangat penting untuk dibahas, karena mengingat
peranan dan fungsinya yang cukup penting dalam pencapaian tujuan Pendidikan
Agama Islam.
Di dalam UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif , mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut,
salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah
adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia.
Kebudayaan
Islam ialah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Aliyah, (SKI) ini merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari
masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak
serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh akidah.
Mata pelajaran
SKI Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Aliyah memiliki karakteristik
tersendiri, aspek Sejarah Kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil ibrah
dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh Islam
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena social, budaya, politik,
ekonomi, iptek, seni dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.
1.
Identitas Materi
Perkembangan
islam pada zaman modern
2.
Standar Kompetensi
a.
Memahami perkembangan Islam pada masa modern/zaman kebangkitan
(1800-sekarang)
b.
Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang berpengaruh pada masa modern
3.
Kompetensi Dasar
1.
Memahami perkembangan islam pada zaman modern
2.
Menjelaskan tokoh-tokoh berprestasi pada zaman modern
4.
Indikator
1.
Menjelaskan proses pembaruan islam modern
2.
Menjelaskan negara-negara islam yang merdeka dari penjajah
5.
Tujuan dan Orientasi
Sebagai
pemahaman bagi siswa-siswi untuk dapat menelaah lebih jauh tentang
sejarah-sejarah islam pada zaman modern.
6.
Materi Pembelajaran
1.1
Menjelaskan perkembangan Islam pada masa modern
Perkembangan
islam pada periode modern berawal pada sekitar tahun 1800 M. Perkembangan Islam
periode modern dilatar belakangi jatuhnya Mesir ke tangan bangsa Barat, yaitu
Prancis. Jatuhnya Mesir ke bangsa barat menyadarkan kembali umat Islam bahwa di
Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dan lebih maju serta dapat
mengancam peradaban Islam.
Pada awal masa
pembaharuan, kondisi Islam secara politis berbeda di bawah penetrasi
kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M dunia islam bangkit
memerdekakan negaranya dari penjajahan bangsa barat (Eropa).
Diantara
negara-negara islam atau negara-negara penduduk mayoritas umat islam, yang
memerdekakan dirinya dan penjajahan seperti:
·
Indonesia, memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
·
Pakistan pada tanggal 15 Agustus 1947.
·
Mesir secara normal memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1922
M. namun mesir baru merasa benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952. Yakni
setelah Jamal Abdul Nasir menjadi penguasa. Karena dapat menggulingkan raja
Faruq yang dalam masa pemerintahannya pengaruh Inggris sangat besar.
·
Irak merdeka secara formal dari penjajah Inggris tahun 1932 M,
tetapi sebenarnya baru benar-benar merdeka tahun 1958 M.
·
Syria dan Libanon, merdeka dari penjajah Prancis, seperti Lybia
tahun 1951 M, Sudan dan Maroko tahun 1956 M, dan Aljazair tahun 1962 M.
·
Di Asia Tenggara, negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam,
yang merdeka dari penjajah Inggris adalah Malaysia tahun 1957 M dan Brunei
Darussalam tahun 1984 M.
·
Di Asia Tengah, negara-negara yang merdeka dari Uni Soviet tahun
1992 M adalah Uzbekistan, Kirghistan, Kazakhtan, Tajikistan, dan Azerbaijan
sedangkan Bosnia merdeka dari penjajah Yogoslavia juga tahun 1992 M.
Setelah negara-negara yang berpenduduk mayoritas umat Islam
tersebut memperoleh kemerdekaan, maka umat Islam bersama-sama dengan pemerintah
negaranya melakukan usaha-usaha pembangunan dalam berbagai bidang, demi
terwujudnya masyarakat bangsa yang adil dan makmur di bawah naungan ridha Allah
SWT.
1.2
Perkembangan Ajaran Islam pada Masa Modern
Menjelang dan
pada awal-awal masa pembaharuan yaitu sebelum dan sesudah tahun 1800 M, umat
Islam di berbagai negara, telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber
kepada Al-Qur`an dan Hadis. Penyimpangan itu terdapat dalam hal:
o Ajaran Islam
tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikan. Hal oni ditandai dengan
banyaknya umat Islam yang selain menyembah Allah SWT juga memuja makam yang di
anggap keramat dan meminta tolong dalam urusan gaib kepada dukun-dukun dan
orang-orang yang dianggap sakti. Selain itu, ada juga kelompok umat Islam yang
beranggapan bahwa Sultan adalah orang suci yang segala perintahnya harus
ditaati.
o Adanya kelompok
umat Islam, yang selama hidup di dunia ini, hanya mementingkan urusan akhirat
dan meninggalkan dunia. Mereka beranggapan bahwa memiliki harta benda yang
banyak, kedudukan yang tinggi dan ilmu pengetahuan tentang dunia adalah tidak
perlu, karena hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara, sedangkan hidup
di akhirat bersifat kekal dan abadi. Selain itu, banyak umat Islam yang
menganut paham fatalism, yaitu paham yang mengharuskan berserah diri kepada
nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan ditentukan
oleh nasib.
1.3 Mengidentifikasi
Tokoh-tokoh yang Berprestasi
Penyimpangan-penyimpangan umat Islam terhadap ajaran agamanya
seperti tersebut, mendorong lahirnya para tokoh pembaharu, yang berusaha
menyadarkan umat Islam agar kembali kepada ajaran Islam yang benar, yang
bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadis). Tokoh-tokoh pembaharu yang
dimaksud antara lain:
1.
Muhammad bin Abdul Wahhab
Lahir di Nejd (Arab Saudi) pada tahun 1115 H
(1703 M) dan wafatnya di Daryah tahun 1201 H (1787). Muhammad bin Abdul Wahhab
adalah seorang ulama besar yang produktif, karena buku-buku karangannya tentang
Islam, mencapai puluhan judul. Di antara buku-bukunya berjudul “Kitab At-Tauhid”
yang isinya antara lain tentang pemberantasan syirik, khufarat, takhayul, dan
bid’ah yang terdapat di kalangan umat Islam dan mengajak umat Islam agar
kembali kepada ajaran tauhid yang murni.
Para pengikut
Muhammad bin Abdul Wahhab, menamakan kelompoknya dengan “Al-Muwahhidun” atau “Al-Muslimun”,
yang artinya kelompok yang berusaha mengesakan Allah SWT semurni-murninya. Gerakan
pemurnian ajaran Islam yang dilakukan oleh para pengikut Muhammad bin Abdul
Wahhab ini, di namakan juga gerakan “Wahabi”. Timbulnya gerakan ini tidak lepas dari kondisi umat
Islam pada saat itu, yakni sebagai berikut:
a.
Secara politik, umat Islam di seluruh kawasan kekuasaan Islam
berada dalam keadaan yang lemah. Ketika itu yang berkuasa adalah kerajaan Turki
Utsmani yang merupakan penguasa tunggal, namun kerajaan itu sedang mengalami
kemunduran dalam segala bidang.
b.
Adanya penurunan semangat dalam pemahaman Al-Qur’an karena umat
Islam bersikap fatalis dan cenderung mistisisme.
c.
Tauhid yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Telah dirusak oleh
kebiasaan-kebiasaan syirik.
d.
Kota-kota suci, seperti Makkah dan Madinah, telah menjadi tempat
yang penuh dengan penyimpangan akidah.
Gerakan wahabi ini berhasil berkat bantuan kepala suku yang bernama
Muhammad Ibnu Saud yang kemudian mendirikan kerajaan di bawah pimpinan
keturunannya. Muhammad bin Abdul Wahhab mempunyai beberapa pemikiran, antara
lain sebagai berikut:
a.
Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber asli ajaran Islam, sedangkan
pndapat para ulama bukan merupakan sumber ajaran Islam.
b.
Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c.
Pintu ijtihad tetap terbuka dan boleh dilakukan dengan jalan
kembali pada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.
2.
Syah Waliyullah (1703-1762)
Syah Waliyullah
lahir di New Delhi pada 21 Februari 1703. Tokoh ini mempunyai silsilah sampai
kepada Umar bin Khattab, sehingga dibelakang namanya sering ditambah Al-Umari
atau Al-Faruqi.
Syah Waliyullah
hanya menulis buku, antara lain Hujjatul Baligan, Fuyun Al-Haramain,
Al-Fauzul Kabir Fa Uslit Tafsir. Disamping itu, ia menerjemahkan kitab
suci Al-Qur’an ke dalam bahasa Persia.
Sebagai seorang
mujadid, ia mempunyai pemikiran tentang penyebab kemunduran umat Islam di India
secara umum. Pemikirannya antara lain sebagai berikut:
a.
Terjadinya perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem
kekhilafahan menjadi sistem kerajaan.
b.
Sistem demokrasi yang ada dalam kekhilafahan diganti dengan sistem
monarki absolute.
c.
Perpecahan di kalangan umat Islam yang di sebabkan oleh berbagai
pertentangan aliran dalam Islam.
d.
Adat-istiadat dan ajaran bukan Islam masuk ke dalam keyakinan umat
Islam.
3.
Sultan Mahmud II (1785-1835)
Sultan Mahmud
II lahir pada tahun 1785. Dia di angkat menjadi khalifah pada tahun 1807. Sultan
Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia Islam. Pembaruan yang
dilakukannya antara lain:
a.
Menerapkan sistem demokrasi dalam sistem pemerintahannya
b.
Menghapus pengkultusan sultan yang di anggap suci oleh rakyatnya.
c.
Mengadakan pembaruan dalam bidang pendidikan dengan memasukkan
kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan madrasah.
4.
Muhammad Ali Pasha (1765-1849)
Muhammad Ali
Pasha lahir pada tahun 1765. Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbarui
kondisi umat Islam yang telah jauh tertinggal dari negeri Barat. Usaha-usaha
yang ia lakukan adalah dalam bidang militer, pendidikan dan ekonomi.
a.
Bidang Ekonomi.
1.
Mengambil alih kepemilikan tanah oleh Negara dan hasilnya digunakan
untuk kepentingan rakyat.
2.
Membangun sistem irigasi sehingga hasil pertanian menjadi lebih
baik.
b.
Bidang Militer
Jatuhnya mesir
ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan Muhammad Ali Pasha. Kemajuan teknologi
peperangan membuat Prancis dengan mudah menguasai Mesir. Setelah Prancis dapat
di usir Inggris tahun 1802, ia mengundang seorang perwira tinggi Prancis untu
melatih tentara Mesir. Kemudian, ia mendirikan sekolah militer tahun 1815.
c.
Bidang Pendidikan
1.
Pada tahun 1815 mendirikan sekolah militer
2.
Pada tahun 1816 mendirikan sekolah teknik
3.
Pada tahun 1827 mendirikan sekolah kedoteran
4.
Pada tahun 1929 mendirikan sekolah apoteker
5.
Pada tahun 1934 mendirikan sekolah pertambangan
6.
Pada tahun 1936 mendirikan sekolah penerjemahan
7.
Mengirim pelajar ke Prancis untuk belajar sains dan teknologi.
5.
Rifa’ah Badawi Rafi’ At-Tahtawi (At-Tahtawi)
Lahir di Tahta
pada tahun 1801 M dan meninggal di Mesir. Pemikirannya yang berkaitan dengan
ajaran Islam, antara lain, beliau menyerukan agar umat Islam dalam hidup di
dunia ini tidak hanya mementingkan urusan akhirat, tetapi juga harus
mementingkan urusan dunia, agar umat Islam tidak dijajaah oleh bangsa lain.
Ia banyak
membaca buku karya tokoh-tokoh besar umat Islam dan bangsa Barat. Dengan
ketekunannya belajar bahasa prancis secara otodidak, akhirnya ia mampu
menyaingi kehebatan para pelajar-pelajar Mesir lainnya yang belajar bahasa itu
secara formal di kelas-kelas. Selama di Prancis, ia berhasil menerjemahkan 12
buku ke dalam bahasa Arab. Setelah kembali ke Mesir, ia diberi kepercayaan
untuk mendirikan sekolah penerjemahan tahun 1836. Disamping itu, ia juga aktif
menulis di Koran Al-Waqai Al-Misiriyah.
Adapun beberapa
pemikiran tentang pembaruan yang dilontarkannya adalah sebagai berikut:
a.
Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat, tetapi juga
soal hidup di dunia.
b.
Kekuasaan raja yang absolute harus dibatasi oleh syariat dan raja
harus bermusyawarah dengan ulama dan kaum intelektual.
c.
Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan modern.
d.
Kaum ulama harus mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan agar
syariat dapat menyesuaikan, misalnya dengan kebutuhan masyarakat modern.
e.
Umat Islam harus dinamis dan meninggalkan sifat statis.
6.
Jamaluddin Al-Afghani
Nama lengkap
adalah Sayyid Jamaluddin al-Afghani. Ia lahir di Asadabad tahun 1838 M dan
wafat di Istanbul tahun 1897 M. Di antara pembaharuan pemikiran yang
dimunculkan beliau adalah:
o Agar kejayaan
umat Islam dapat di raih kembali dan mampu menghadapi dunia modern, umat Islam
harus kembali kepada ajaran agamanya yang murni dan harus memahami Islam dengan
rasio dan kebebasan.
o Jamaluddin
menginginkan agar kaum wanita juga meraih kemajuan dan bekerja sama dengan pria
untuk mewujudkan masyarakat Islam yang dinamis dan maju.
o Kepemimpinan
otokrasi hendaknya di ubah menjadi demokrasi menurut pendapatnya, Islam
menghendaki pemerintah republik yang di dalamnya terdapat kebebasan
mengemukakan pendapat dan kewajiban negara untuk tunduk kepada undang-undang.
o Ajaran tentang
Pan-Islamisme yakni persatuan dan kerjasama seluruh umat Islam harus
diwujudkan. Karena persatuan dan kerja sama seluruh umat Islam sangat penting
dan di atas segalanya.
7.
Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935)
Rasyid Ridha
lahir di Qalamun pada tanggal 23 September 1865. Ada yang mengatakan
silsilahnya bersambung dengan Nabi Muhammad SAW. Melalui garis keturunan Husain
bin Ali bin Abi Thalib sehingga mendapat gelar sayyid. Ia dilahirkan dan
dibesarkan di lingkungan keluarga terhormat serta taat beragama.
Adapun
pemikiran Rasyid Ridha tentang pembaruan Islam sebagai berikut:
o Sikap aktif dan
dinamis di kalangan umat Islam harus ditumbuhkan.
o Umat Islam
harus meninggalkan sikap pemikiran kaum Jabariyah.
o Akal dapat
digunakan untuk menafsirkan ayat ataupun Hadits dengan tidak meninggalkan
prinsip umum.
o Umat Islam
harus menguasai sains dan teknologi jika ingin maju.
o Kemunduran umat
Islam disebabkan adanya unsur bid’ah dan khufarat yang masuk ke dalam ajaran
Islam.
o Perlu
menghidupkan kembali sistem pemerintahan khalifah.
8.
Sayyid Ahmad Khan (1817-1898)
Sayyid Ahmad
Khan dilahirkan di New Delhi tanggal 17 Oktober 1817. Gerakan pembaruan yang
dilakukannya merupakan kelanjutan gerakan dari Syah Waliyullah. Berkat jasanya
menyelamatkan orang-orang Inggris dalam pemberontakan tahun 1857, ia mendapat
gelar Sir. Ia meyakinkan pemerintah Inggris bahwa dalam pemberontakan
itu umat Islam tidak terlibat.
Ide pemikiran
Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
o Kemunduran umat
Islam disebabkan tidak mengikuti perkembangan zaman dengan cara menguasai sains
dan teknologi.
o Ia berpendirian
bahwa manusia bebas berkehendak dan berbuat sesuai dengan sunatullah yang tidak
berubah. Gabungan kemampuan akal, kebebasan manusia berkehendak dan berbuat,
serta hukum alam inilah yang menjadi sumber kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
o Sumber ajaran
Islam hanyalah Al-Qur’an dan Hadist.
o Ia menentang
taklid dan perlu adanya ijtihad sehingga umat Islam dapat berkembang seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
o Ia berpendapat
satu-satunya cara untuk mengubah pola pikir umat Islam dari keterbelakangan
adalah pendidikan.
9.
Muhammad Iqbal (1876-1938)
Muhammad Iqbal
lahir di Sialkot, Punjab pada tanggal 2 Februari 1873 M. Ia adalah seorang
penyair, filusuf, dan mujadid. Muhammad Iqbal mendapat pendidikan pertama di Murray
College, Sialkot. Di sini, ia bertemu dengan ulama besar Sayyid Mir Hasan,
guru dan sahabat karib ayahnya. Ia melanjutkan studinya di Government
College Lahore dan memperoleh gelar Master of Art (MA).
Adapun ide
pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
o Ijtihad
mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap
terbuka.
o Umat Islam
perlu mengembangkan sikap dinamis. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam
untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
o Kemunduran umat
Islam disebabkan oleh kebekuan atau kemujudan dalam berpikir.
o Hukum Islam
tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman.
o Umat Islam
harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
Pada masa pembaharuan jumlah penduduk beragama Islam berkembang
terus ke seluruh pelosok dunia. Penduduk muslim terbanyak terdapat di Benua
Asia dan Afrika. Mengacu kepada data penduduk tahun 1991 M, negara-negara yang
penduduk Muslimnya lebih dan 90% adalah Mauritania, Sahara Barat, Maroko,
Aljazair, Tunisia, Libia, Mesir, Somalia, Turki, Irak, Yordania, Arab Saudi,
Yaman, Oman, Qatar, Bahrain, Iran, Afghanistan, dan Pakistan.
Sedangkan negara-negara yang jumlah umat Islamnya mencapai 50-90%
adalah Tanzania (Afrika), Turkemenistan, Uzbekistan, Kirghistan, Tajikistan
(Rusia), Bangladesh, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Kepulauan
Mindanou di Filipina. Negara-negara yang umat Islamnya 10-50% antara lain
seperti Guinea (Afrika), Albania, Suriah, India, Gina dan Myanmar.
Untuk mengikat negara-negara Islam di seluruh dunia, pada bulan
Dzulhijjah tahun 1381 H (Mei 1962), telah didirikan Rabithah Al-Alam
Al-Islami (Muslim World League atau Liga Dunia Islam) sebuah organisasi
Islam internasional non-pemerintah yang tidak berpihak kepada suatu partai atau
golongan dan mewakili umat Islam sedunia. Liga Dunia Islam ini berkantor pusat
di Mekah (Saudi Arabia), sedangkan kantor perwakilannya tersebar di seluruh
dunia, seperti Indonesia, Amerika, Kanada, Denmark, Malaysia, dan Prancis.
Di benua Eropa dalam Conference of Islamic Cultural Centre and
Organization of Europe (Konferensi Pusat Kebudayaan dan Organisasi Islam
Eropa) di London pada bulan Mei 1973, dengan diprakarsai oleh Sekretariat Islam
di Jeddah telah didirikan Dewan Islam Eropa, yang bertujuan untuk mengorganisir
dan memajukan usaha-usaha dakwah islamiah.
3.
Strategi Pelaksanaan Pembelajaran
a.
Strategi :
Contectual Teaching Learning (CTL)
b.
Model :
Kooperatif
c.
Pendekatan : Analisis
dan pendekatan proses
d.
Metode :
Apresepsi dan Diskusi
4.
Langkah-langkah Pembelajaran
A.
Kegiatan Awal
1)
Motivasi
2)
Penjelasan singkat tentang sejarah dakwah Rasulullah SAW pada
periode Makkah dan Madinah.
3)
Appersepsi
B.
Kegiatan Inti
1)
Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, masing-masing 4
orang:
a.
Menyampaikan tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing
kelompok mengkaji beberapa sumber atau literature tentang perkembangan Islam
pada masa modern, mengidentifikasi ajaran Islam pada masa modern, serta peranan
tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan Islam pada masa modern.
b.
Diskusi kelompok dan diskusi kelas.
C.
Kegiatan Akhir
1)
Menyampaikan kesimpulan akhir tentang perkembangan Islam pada masa modern,
ajaran Islam pada masa modern, dan tokoh-tokoh berprsetasi.
2)
Memberikan salam penutup.
5.
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a.
Pertanyaan lisan dikelas tentang materi perkembangan islam pada
masa modern.
b.
Ulangan Harian, ujian ini dilaksanakan setelah materi pokok di
sampaikan.
c.
Tugas Kelompok, dalam tugas ini peserta didik di beri kesempatan
untuk melakukan pengamatan tentang judul tugas yang diberikan oleh guru.
d.
Ulangan Tengah Semester.
e.
Ulangan Semester, dalam ulangan ini dilakukan pada akhir semester
dengan bentuk soal ujian pilihan ganda semua atau campuran dan ada yang berupa
essay semua.
6.
Sumber dan Referensi Pembelajaran
a.
Sari Sejarah Kebudayaan Islam, jilid 1 a, Abu Muhammad: 1982
b.
Sejarah Peradaban Islam: dari masa klasik hingga modern, Sti Maryam
dkk.
c.
Tim Perumus, 2006, Menjelajahi Peradaban Islam, untuk Madrasah
Aliyah Kelas XII, Yogyakarta, Pustaka Insan Madani.
d.
Dan lain-lain.
7.
Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
§
Pertemuan pertama (90 menit)
Menjelakan
perkembangan islam modern
1.
Perkembangan awal pada masa pembaharuan
2.
Menjelaskan negara islam yang merdeka dari penjajah
3.
Perkembangan Ajaran Islam pada Masa Modern
§
Pertemuan kedua (90 menit)
Mengidentifikasi
tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan islam modern
1.
Muhammad bin Abdul Wahhab
2.
Syah Waliyullah
3.
Sultan Mahmud II
4.
Muhammad Ali Pasha
5.
Rifa’ah Badawi Rafi’ At-Tahtawi
6.
Jamaluddin Al-Afghani
7.
Muhammad Abduh
8.
Muhammad Rasyid Ridha
9.
Sayyid Ahmad Khan
10.
Muhammad Iqbal
B.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah meliputi:
1.
Proses berkembangnya Islam pada masa modern
2.
Negara-negara Islam yang merdeka dari penjajah
3.
Perkembangan Ajaran Islam pada masa modern
4.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan Islam modern
5.
Biografi tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan Islam
modern
6.
Ide pemikiran pembaruan tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam
perkembangan Islam modern
C.
Analisis Silabus
Dari garis
format silabus yang dijadikan sebagai studi kasus dalam makalah ini, secara
garis besar didapatkan temuan-temuan sebagai berikut (lihat table):
Tabel Kesesuaian Materi SKI Madrasah Aliyah Kelas XII dengan
Prinsip-prinsip Pengembangan
No.
|
Prinsip
Pengembangan
|
Hasil Analisis
|
|||
|
|
Terpenuhi
|
Cukup
|
Kurang
|
|
1.
|
Ilmiah
|
ü
|
|
|
|
2.
|
Relevan
|
|
ü
|
|
|
3.
|
Sistematis
|
|
ü
|
|
|
4.
|
Konsisten
|
ü
|
|
|
|
5.
|
Memadai
|
|
ü
|
|
|
6.
|
Actual
dan Kontektual
|
|
|
ü
|
|
7.
|
Fleksibel
|
|
ü
|
|
|
8.
|
Menyeluruh
|
|
|
ü
|
|
9.
|
Efektif
|
|
ü
|
|
|
10.
|
Efisien
|
|
|
ü
|
|
Dari table
diatas menunjukkan bahwa, kesesuaian silabus yang dirumuskan dengan
prinsip-prinsip pengembangan yang seharusnya menjadi rujukan dalam merancang
bangun dapat digambarkan sebagai berikut:
Pertama, dari aspek prinsip ilmiah menunjukkan materi dan kegiatan yang
termuat dalam komponen silabus dapat di pertanggung jawabkan secara keilmuan. Pengembangan
indicator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar telah mengacu pada pencapaian kompetensi dasar dan sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran dan sumber daya yang ada dan berpedoman
pada standar isi yang ditetapkan oleh PEMENAG No. 2 tahun 2008.
Kedua, dari aspek relevansi materi indicator dan teknik penilaian
pembelajaran cukup menunjukkan adanya keterkaitan terhadap kompetensi dasar,
namun akan lebih baik jika siswa juga mampu memahami perkembangan Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad dan sampai pada masa modern.
Ketiga, dari aspek sistematis silabus terlihat adanya hubungan fungsional
antar komponen-komponen silabus dalam mencapai kompetensi.
Keempat, dari aspek konsisten di dalam komponen-komponen silabus tersebut
telah ada hubungan yang ajek antara kompetensi dasar, indicator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
Kelima, dari aspek memadai cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
Keenam, dari aspek aktual dan kontektual cakupan indikator dan sistem
penilaian kurang memerhatikan perkembangan IPTEK.
Ketujuh, dari aspek fleksibel komponen silabus indicator dan penilaian
kurang dapat mengakomodasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan
yang terjadi di sekolah dan masyarakat.
Kedelapan, dari aspek menyeluruh silabus belum menunjukkan keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotorik) seperti dalam taksonomi Bloom.
Pada gambaran silabus tersebut tujuan kognitif lebih banyak ditonjolkan,
sedangkan tujuan afektif (yang terdiri dari penerimaan, respons, menghargai,
mengorganisasi, dan pola hidup) dan tujuan psikomotorik (yang terdiri dari
meniru, menggunakan, ketepatan,
merangkaikan dan naturalisasi) belum terpenuhi.
Kesembilan, dari aspek afektif komponen-komponen silabus cukup menggambarkan
keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran. Namun untuk komponen
penilaian tes yang dikembangkan belum menunjukkan efektifitas guru dalam
mengumpulkan informasi tentang tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang
diajarnya atau efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Demikian uraian
analisis dari silabus mata pelajaran SKI yang ditampilkan.
D.
Problematika Pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Tingkat MA
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai upaya
untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Dengan mempelajari sejarah,
generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan
suatu tokoh atau generasi terdahulu. Dari proses itu dapat di ambil banyak
pelajaran, sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan sisi-sisi mana yang tidak
perlu dikembangkan. Keteladanan dari tokoh-tokoh / pelaku sejarah inilah yang
ingin ditransformasikan kepada generasi muda, di samping nilai informasi
sejarah penting lainnya.
Walaupun demikian penting materi sejarah bagi pengembangan
kepribadian suatu bangsa, namun dalam realitasnya sering kurang di sadari,
sehingga mata pelajaran sejarah justru hanya dipandang sebagai mata pelajaran
pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Aliyah waktu ajarnya hanya 2 jam
dalam seminggu, padahal materi pelajaran SKI cukup banyak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada masa
pembaharuan jumlah penduduk beragama Islam berkembang terus ke seluruh pelosok
dunia. Penduduk muslim terbanyak terdapat di Benua Asia dan Afrika. Mengacu
kepada data penduduk tahun 1991 M, negara-negara yang penduduk Muslimnya lebih
dan 90% adalah Mauritania, Sahara Barat, Maroko, Aljazair, Tunisia, Libia,
Mesir, Somalia, Turki, Irak, Yordania, Arab Saudi, Yaman, Oman, Qatar, Bahrain,
Iran, Afghanistan, dan Pakistan.
Sedangkan
negara-negara yang jumlah umat Islamnya mencapai 50-90% adalah Tanzania
(Afrika), Turkemenistan, Uzbekistan, Kirghistan, Tajikistan (Rusia),
Bangladesh, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Kepulauan Mindanou di
Filipina. Negara-negara yang umat Islamnya 10-50% antara lain seperti Guinea
(Afrika), Albania, Suriah, India, Gina dan Myanmar.
Untuk mengikat
negara-negara Islam di seluruh dunia, pada bulan Dzulhijjah tahun 1381 H (Mei
1962), telah didirikan Rabithah Al-Alam Al-Islami (Muslim World League
atau Liga Dunia Islam) sebuah organisasi Islam internasional non-pemerintah
yang tidak berpihak kepada suatu partai atau golongan dan mewakili umat Islam
sedunia. Liga Dunia Islam ini berkantor pusat di Mekah (Saudi Arabia),
sedangkan kantor perwakilannya tersebar di seluruh dunia, seperti Indonesia,
Amerika, Kanada, Denmark, Malaysia, dan Prancis.
B.
Penutup
Demikianlah makalah ini
kami buat, dalam makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan juga saran yang komunikatif senantiasa diharapkan demi
perbaikan makalah selanjutnya, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat. Amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar