Selasa, 21 Juni 2016

MAKALAH TELA'AH INDIVIDU (FITROTUL ULYA)

MAKALAH
“ BERPERILAKU ADIL dan JUJUR
(Semester Gasal Materi ke 3) ”
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Individu
 Mata kuliah Telaah Materi PAI Materi III (SMA/SMK/MA)
Dosen Pengampu : Drs. ABDURROZAQ ASSOWY


Disusun oleh :
FITROTUL ULYA (141310003113)
                                                            


UNIVERSITAS NAHDLOTUL ULAMA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JL. TAMAN SISWA (PEKENG) TAHUNAN JEPARA 59427
TAHUN AJARAN 2016/2017



KATA PENGANTAR


Tiada kata yang pantas dan indah untuk diungkapkan kecuali ucapan syukur atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan kepada penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “ Berperilaku Adil dan Jujur (Semester Gasal Materi ke 3) “
            Pembuatan makalah ini tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.   Kepada Allah swt yang memberikan kesehatan
2.   Kepada kedua orang tua yang telah memberikan doa
3.   Kepada Bpk. Drs. Abdurrozaq Assowy
4.   Teman-teman serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-  persatu disini
Semoga sebuah karya kecil ini memberikan manfaat yang besar bagi pembaca.


Jepara, 11 Juni 2016
Penulis:

Fitrotul Ulya (141310003113)



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadilan adalah salah satu hal yang sangat diutamakan dalam Al-Qur’an, Allah swt memerintahkan agar manusia berlaku adil satu sama lainnya karena hakikatnya manusia berasal dari satu keturunan yaitu Nabi Adam as. Kemuliaan sesorang hanya di ukur dari ketaatannya kepada Allah, sehingga tidak ada alasan bagi seseorang untuk meninggikan atau membanggakan dirinya dihadapan orang lain.
Keadilan harus ditegakkan dalam segala aspek kehidupan manusia agar tercapai keamanan, ketertiban, ketentraman, dan kebahagiaan.
Selain keadilan, hal yang sangat penting dalam kehidupan sendiri adalah kejujuran, yang merupakan kunci utama kesuksesan. Apabila seseorang tidak berlaku jujur dalam kesehariannya, maka akan merasakan kehancuran tidak ketentraman dalam hatinya. Karena kejujuran dapat menciptakan kepercayaan baik terhadap diri sendiri lebih-lebih pada lingkungan disekitar serta menjadikan sesorang mudah untuk mencapai kesuksesan.

B.        Rumusan Masalah
1.    Apa arti dari QS. Al-Maidah ayat 8-10, QS. An-Nahl ayat 90-92 dan QS.                           An-Nisaa’ ayat 105 serta hadits tentang berlaku adil dan jujur ?
2.    Bagaiman penjelasan atau isi kandungan dari QS. Al-Maidah ayat 8-10, QS.                       An-Nahl ayat 90-92        dan QS. An-Nisaa’ ayat 105 serta hadits tentang                               berlaku            adil dan jujur ?
3.    Bagaimana perilaku seseorang yang mengamalkan QS. Al-Maidah ayat 8-10,                      QS. An-Nahl ayat 90-92 dan QS. An-Nisaa’ ayat 105 serta hadits tentang                                 berlaku adil     dan jujur ?
4.    Bagaimana menerapkan perilaku adil dan jujur dalam perkataan dan                                                perbuatan seperti terkandung dalam QS. Al-Maidah ayat 8-10, QS. An-Nahl               ayat 90-92 dan QS. An-Nisaa’ ayat 105 serta hadits tentang berlaku adil dan             jujur ?

C.        Tujuan
Dapat mengetahui arti, penjelasan, bagaimana perilaku seseorang yang mengamalkan serta menerapkan perilaku yang adil dan jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan seperti yang terkandung dalam QS. Al-Maidah ayat 8-10, QS. An-Nahl ayat 90-92 dan QS. An-Nisaa’ ayat 105 serta haditsnya.



















BAB II
PEMBAHASAN
DISKRIPSI KURIKULUM (Semester Gasal)

A.        Standar Kompetensi
Memahami ayat-ayat al-Qur’an dan hadis tentang berlaku adil dan jujur

B.        Kompetensi Dasar
1.        Mengartikan  QS al-Maa’idah: 8-10, QS an-Nahl: 90-92, QS an-Nisaa’: 105 dan hadis tentang berlaku adil dan jujur.
2.        Menjelaskan kandungan QS al-Maa’idah: 8-10, QS an-Nahl: 90-92, QS an-Nisaa’: 105 dan hadis tentang berlaku adil dan jujur.
3.        Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan QS al-Maa’idah: 8-10, QS an-Nahl: 90-92, QS an-Nisaa’: 105 dan hadis tentang berlaku adil dan jujur
4.        Menerapkan perilaku adil dan jujur dalam perkataan dan perbuatan seperti terkandung dalam QS al-Maa’idah: 8-10, QS an-Nahl: 90-92, QS an-Nisaa’: 105 dan hadis tentang berlaku adil dan jujur.

C.        Berlaku Adil dan Jujur
1.         Arti dari QS. Al-Maidah ayat 8-10, QS. An-Nahl ayat 90-92 dan QS.                 An-Nisaa’ ayat 105 serta hadits tentang berlaku adil dan jujur.
n  Arti QS. Al-Maidah ayat 8-10
(8). Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang yang selalu            menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan            janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk           berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.           Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa        yang kamu kerjakan. (9). Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang          beriman dan yang beramal soleh (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala             yang benar. (10). Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat         kami, mereka itu adalah penghuni neraka.”

n  Arti QS. An-Nahl ayat 90-92
(90). Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat           kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar           kamu dapat mengambil pelajaran. (91). Dan tepatilah perjanjian dengan Allah       apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu)      itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai            saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa           yang kamu       perbuat. (92). Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan        yang menguraikan benangnya yang sudah dipintai dengan kuat, menjadi cerai    berai kembali, kamu    menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu diantaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya       dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal      itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa    yang dahulu kamu perselisihkan itu.”

n  Arti QS. An-Nisaa’ ayat 105
105. Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa        kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah     Allah wahyukn kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang        yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”

n  Arti hadits tentang berlaku adil dan jujur
“ Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu berkata:           Bersabda Rasulullah Shalallahu‘alaihi wassalam: Sesungguhnya mereka-mereka        yang berbuat adil di sisi Allah Ta’ala, kelak mereka akan berada di atas mimbar     dari cahaya, dari tangan kanan Allah ArRahman ‘Azza wa Jalla. Dan kedua   tangan Allah Ta’ala adalah kanan. Mereka adalah orang-orang yang adil dalam    menghukumi sesuatu bahkan terhadap keluarga mereka sendiri, juga terhadap      orang-orang yang mereka pimpin. (Dikeluarkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu).

2.         Penjelasan atau isi kandungan dari QS. Al-Maidah ayat 8-10, QS.         An-Nahl ayat 90-92 dan QS. An-Nisaa’ ayat 105 serta hadits tentang      berlaku adil dan jujur.
n  Isi kandungan QS. Al-Maidah ayat 8-10
Dalam Q.S Al-Maidah Ayat 8-10 Allah SWT menyeru kita untuk belaku adil. Dalam ayat Al-Qur'an di atas, Allah menyerukan kepada kita semua untuk menjadi orang-orang yang selalu bersungguh-sungguh menjadi pelaksana yang sempurna terhadap tugas-tugas yang telah diperintahkan, dengan menegakkan kebenaran demi karena Allah SWT serta menjadi saksi yang adil
Lebih lanjut Allah menegaskan kepada hambanya, janganlah sekali-kali kebencian kamu terhadap suatu kamu, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah terhadap siapapun walaupun terhadap diri kamu sendiri, karena adil itu lebih dekat kepada takwa yang sempurna.
Ayat selanjutnya menjelaskan bahwa Allah memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa bertakwa kepada Allah. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang bertakwa dan beramal sholeh ampunan dan pahala yang besar. Adapun bagi orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Allah maka mereka akan dibalas dengan siksa api neraka.


n  Isi kandungan QS. An-Nahl ayat 90-92
Tentunya, etika Islam atau akhlak mendorong manusia berperilaku lebih dari tutunan standar atau keadilan, dalam menyikapi problema sosial dan memaafkan kesalahan orang lain. Bahkan manusia bisa melakukan lebih dari hak orang lain, yang ini semua menunjukkan kebaikan atau ihsan. Allah Swt yang memperlakukan manusia dengan landasan ihsan, mengajak manusia untuk berperilaku baik dengan orang lain di atas standar keadilan.
Dalam ayat sebelumnya dijelaskan prinsip-prinsip universal akhlak Islam dalam perilaku sosial serta keadilan, ihsan dan menjauhi kezaliman yang berdasarkan hubungan sosial. Sedangkan ayat selanjutnya menyebutkan bahwa menjaga janji baik kepada Allah Swt maupun manusia adalah kewajiban setiap manusia mukmin yang mempercayai Allah Swt. Jika kalian bernazar, maka tepatilah nazar tersebut setelah hajatnya terkabulkan. Jika kalian melakukan perjanjian dalam urusan ekonomi dan sosial, maka harus berkomitmen sesuai dengan perjanjian yang ada dan tidak boleh melanggarnya. Kemudian, janganlah bersumpah bukan pada tempatnya. Jika kalian bersumpah dan menyebut nama Allah Swt, maka janganlah melanggar sumpah tersebut dan janganlah menghancurkan kesakralan nama Allah Swt dan norma-norma lainnya.
Jika kalian mencapai kekuasaan, jangan menzalimi hak-hak orang lemah dan kelompok sosial yang lebih rendah. Sebab, semua itu merupakan bukti kezaliman. Berkomitmen kepada Allah Swt juga tercermin pada perilaku mengikuti dan menaati para wali Allah Swt yang merupakan wakil-Nya di muka bumi ini.

n  Isi kandungan QS. An-Nisaa’ ayat 105
Dalam ayat ini Allah SWT. memerintahkan untuk menjalankan hukum kepada manusia dengan benar dan adil. Keadilan yang dijalankan janganlah berlaku hanya untuk semasa umat muslim saja, akan tetapi juga diberlakukan kepada orang-orang yang berada di luar agama Islam.
Lebih lanjut Allah SWT. memberikan penjelasan tentang bagaimana kita memutuskan satu perkara dengan adil dan benar. Allah mengisyaratkan agar menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dan rujukan terhadap setiap permasalahan yang dihadapi, agar keputusan yang dihasilkan sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Apabila hal tersebut tidak dijumpai dalam Al-Qur'an maka selesaikan dengan cara berijtihad dengan ketentuan dari Allah SWT.
Di akhir ayat, Allah menjelaskan larangan bagi orang yang beriman untuk menentang orang yang tidak membela orang orang yang telah berkhianat. Hal ini merupakan perbuatan zalim, sedangkan Allah sangat membenci perbuatan zalim dan menyukai perbuatan adil.

n  Isi kandungan hadits
Hadis diatas mengandung makna betapa mulianya berperilaku adil, sehingga   Allah memberikan derajat yang tinggi bagi orang yang melakukannya.

3.         Perilaku seseorang yang mengamalkan QS. Al-Maidah ayat 8-10, QS.   An-Nahl ayat 90-92 dan QS. An-Nisaa’ ayat 105 serta hadits tentang                              berlaku adil dan jujur.
n  Perilaku seseorang yang mengamalkan QS. Al-Maidah ayat 8-10
a.     Selalu bersikap perilaku adil kepada siapapun
b.    Menghindari perilaku aniaya
c.     Selalu menyatukan iman dan amal saleh

n  Perilaku seseorang yang mengamalkan QS. An-Nahl ayat 90-92
a.     Selalu bersikap adil dan bijaksana
b.    Selalu bersikap peduli kepada orang lain
c.     Selalu menyeru kepada kebaikan

n  Perilaku seseorang yang mengamalkan QS. An-Nisaa’ ayat 105
a.     Selalu berpedoman pada kitab Allah
b.    Selalu menegakkan keadilan dan kebenaran
c.     Tidak berperilaku menghianati diri sendiri.

n  Perilaku seseorang yang mengamalkan hadits
a.  Selalu menjunjung tinggi kejujuran
b.  Menghindari perbuatan dusta dan curang

4.         Menerapkan perilaku adil dan jujur dalam perkataan dan perbuatan dalam QS. Al-Maidah ayat 8-10, QS. An-Nahl ayat 90-92 dan QS. An-Nisaa’           ayat 105 serta hadits tentang berlaku adil dan jujur
n  Menerapkan perilaku adil dan jujur dalam perkataan dan perbuatan dalam QS. Al-Maidah ayat 8-10
a.     Pandanglah semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-                                 masing, sehingga kita dapat memperlakukan mereka sama dalam segala hal.
b.    Mulailah terbiasa menerapkan perilaku adil dan jujur dalam kehidupan                                sehari- hari.

n  Menerapkan perilaku adil dan jujur dalam perkataan dan perbuatan dalam QS. An-Nahl ayat 90-92
a.     Tanamkan dalam hati bahwa kejujuran itu merupakan akhlak terpuji
b.    Ketauhilah bahwa berperilaku jujur itu merupakan keharusan bagi kaum                              muslimin
c.     Berperilaku adil dan jujur itu termasuk ibadah

n  Menerapkan perilaku adil dan jujur dalam perkataan dan perbuatan dalam QS. An-Nisaa’ ayat 105
Penerapan terhadap perilaku jujur dan adil dalam Q.S An-Nisa ayat 105 adalah memberikan keterangan yang benar dalam suatu perselisihan yang terjadi. Sebagai seorang saksi haru berkata jujur, apa yang diakatakan sesuai dengan fakta dan kejadian sebenarnya. Janganlah membuat cerita fiktif dan menjadikan seseorang sebagai kambing hitam atau tersangka dalam perkara tersebut. Menjadikan seseorang sebagai korban dari perbuatan yang sebenarnya tidak ia lakukan merupakan perbuatan dosa dan dikategorikan sebagai perbuatan fitnah.
Kepandaian seseorang dalam beragumentasi adalah sebuah anugerah dalam diri seseorang, namun bila berlebihan tersebut digunakan untuk membela yang salah maka hal tersebut sama dengan bersepakat dalam perbuatan dosa, sedangkan Allah telah melarang perbuatan tersebut.

n  Menerapkan perilaku adil dan jujur dalam perkataan dan perbuatan dalam hadits seperti yang di atas
a.  Tanamkan keyakinan bahwa perilaku jujur itu merupakan perilaku terpuji.
b.  Biasakan bergaul dengan orang- orang yang senantiasa berlaku jujur.
c.  Mulailah berperilaku jujur saat ini agar kelak menjadi orang yang terpecaya             dalam kehidupan.

D.        Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan oleh seorang pengajar dalam menyampaikan materi kepada anak didiknya yang bertujuan untuk mempermudah dalam pemahaman dan adanya variasi sendiri dari metode diharapkan agar anak didik tidak jenuh dan monoton dalam menerima meteri tersebut serta menggunakan metodenyapun disesuaikan dengan isi materi. Metodenya antara lain :
1.    Membaca bersama
2.    Hafalan
3.    Ceramah
4.    Berdiskusi
5.    Pemberian tugas
6.    pembiasan
7.    Ibrah dan mau’idzah

E.        Strategi Pembelajaran
1.    Kegiatan awal
a). Salam pembuka yang ramah seraya menanyakan keadaan hari ini
b). Berdo’a bersama
c). Memberikan sedikit motivasi sebelum memulai materi
d). Penjelasan secara singkat tentang bersikap adil dan jujur
2.    Kegiatan inti
a). Masing-masing murid dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk               tugas dan diskusi.
b). Menyampaikan tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing                      kelompok
c). Masing-masing kelompok melakukan pengamatan kecil-kecilan                         dilingkungan masing-masing baik dikeluarga maupun masyarakat sekitar.       Sudahkah menerapkan sikap adil dan jujur lalu apa dampak negative dan                   positivenya menerapkan sifat tersebut. Setelah itu didiskusikan dalam kelas      dalam bentuk presentasi.
d). Pemberian tugas individu meringkas materi disetiap pertemuan, dan                dikumpulkan diakhir pelajaran.
3.    Kegiatan akhir
a). Menyampaikan kesimpulan akhir tentan bersikap adil dan jujur
b). Memberikan tugas latihan soal yang sudah ada dibuku paket
c). Salam penutup

F.         Evaluasi Hasil Belajar
1). Pertanyaan lisan dikelas tentang materi bersikap adil dan jujur
2). Ulangan Harian, ini dilaksanakan setelah materi telah disampaikan
3). Tugas kelompok, melakukan pengamatan kecil-kecilan dilingkungan                                   masing-masing baik dikeluarga maupun masyarakat sekitar. Sudahkah                      menerapkan sikap adil dan jujur lalu apa dampak negative dan positivenya                    menerapkan sifat tersebut. Setelah itu didiskusikan dalam kelas dalam bentuk                         presentasi.
4). Ulangan Tengah Semester
5). Ulangan Akhir Semester.

G.        Sumber dan Refrensi
Yaitu buku paket dan buku yang berkaitan

H.        Media Pembelajaran
1). Proyektor, untuk menampilkan mater yang dikemas dalam slide power point
2). Buku paket yang dimiliki masing-masing peserta didik
3). Papan tulis, penghapus, kapur, dll.

I.          Waktu Pelaksanaan
Pertemuan pertama (90 menit)







BAB III
PENUTUP

A.                Analisis SWOT Mata Pelajaran Qur’an Hadits (Materi 3 Berlaku Adil dan      Jujur) di Madrasah Aliyah Kelas XII
1.    Strenght (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam materi ini meliputi kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus keunggulan komparatif pelajaran tersebut. Antara lain:
a. Membentuk watak dan kepribadian peserta didik, sebab dengan mempelajari           Qur’an Hadits generasi-generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat       berharga yaitu mengetahui isi kandungan dari Al-Qur’an itu sendiri dan langsung          dapat diaplikasikan dalam kehidupan masing-masing.
b. Siswa mampu berfikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan yang lebih         tentang apa yang terkandung dalam ayat-ayat Allah yang nantinya dapat        menjelaskan kepada orang-orang disekitarnya bagaimana Allah sangat    menganjurkan untuk berlaku adil dan jujur.
c. Pelajaran yang sangat baik, karena menunjukkan betapa besar kekuasaan      Allah semuanya sudah tertulis dengan jelas dalam Al-Qur’an agar sebagai    generasi islam mengetahui inilah pedoman yang harus dipegang dalam kehidupan       dan harus mengkaji lebih dalam lagi agar bisa mengamalkan dan mengajak sesama dalam kebaikan.
d. Buku yang digunakan sebagai refrensipun sudah memenuhi, runtut dan jelas           bahasa yang digunakan juga mudah dipahami tidak bertele-tele. Juga refrensi           yang lebih jelas lagi yaitu ayat-ayat dalam Al-Qur’an hanya saja dalam buku                        paket dan buku-buku yang lainnya menjelaskan penafsiran yang lebih jelas dan             mudah dipahami para siswa.

2.    Weakness (Kelemahan)
Kelemahan yang dimaksudkan dapat berupa kelemahan dari sarpras atau sumber daya pendidik dan isi dalam materi pembelajaran, sebagai berikut:
a. Materi Qur’an Hadits lebih berfokus pada pembentukan sikap (afektif) dan lemah dalam pengetahuan (kognitif).
b. Kurangnya tenaga pengajar yang professional dalam bidang pelajaran Qur’an Hadits dilembaga-lembaga pendidikan islam.
c. Pada lembaga pendidikan swasta umumnya kurang bisa menangkap peluang, akhirya mereka hanya puas dengan apa yang sudah dicapainya saat ini.
d. Penjelasan materi dari masing-masing buku masih kurang detail dan terperinci hanya jelas saja sebagai pemahaman awal.
e. Kurangnya motivasi, baik dari guru, murid maupun orang tua itu sendiri. Serta metode dan media yang digunakan kurang bervariasi hanya cukup saja.

3.    Opportunities (Peluang)
Kondisi keadaan lingkungan eksternal maupun internal yang bisa menguntungkan dalam pembelajaran Qur’an Hadits, antara lain:
a. Memberi peluang peserta didik untuk menjadi manusia yang humanis dan agamis, juga untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, teori, evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan.
b. Memberikan pengetahuan dan manfaat sehingga peserta didik mampu menerapkannya dalam kehidupan.
c. Bila diamati sebagian besar penduduk di indonesia adalah beragama islam, seharusnya ini menjadi peluang agar mengetahui mana-mana yang dilarang dan yang diperintah Allah, yang sudah jelas tertulis dalam Al-Qur’an untuk dijadikan pedoman dalam hidupnya.
d. Bukan hanya dilembaga swasta tapi menyeluruh disetiap lembaga diberi materi Qur’an Hadits secara jelas dan terperinci.

4.  Threats (Ancaman dan Hambatan)
Yaitu kebalikan dari sebuah peluang. Adapaun ancaman atau hambatanya antara lain:
a. Sedikitnya tenaga pendidik yang benar-benar profesional dan menguasai materi tersebut atau ketidak sesuaian materi yang diajarkan dengan keilmuan yang dipelajari sewaktu menempuh ilmu dibangku perkuliahan.
b. Penggunaan metode yang tidak afektif, efisien, dan kurang bervariasi yang menimbulkan kejenuhan pada peserta didik.
c. Kurangnya minat dari peserta didik untuk mempelajari ilmu-ilmu keagamaan seperti Qur’an Hadits.

B.        Simpulan

Agama memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari hal ini, pentingnya peran agaman bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan, baik diligkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah sebagai landasan yang integral dari pendidikan agama, bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara substansial mata pelajaran Qur’an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan agama (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Aliyah yang dimaksudkan untuk memberi motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan pengahayatan terhadap isi yang terkandung dalam Qur’an Hadits.

Tidak ada komentar: