Selasa, 21 Juni 2016

MAKALAH TELA'AH INDIVIDU (SHIHABUDDIN)

MAKALAH
TELAAH MATERI AQIDAH AKHLAQ KELAS XII MA / SMA
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Individu Telaah Materi PAI III
Dosen Pengampu :
Drs. Abdul Rozaq Assowy,


Disusun oleh :
NAMA            :           SIHABBUDIN
NIM                :           141310003128

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLOTUL ULAMA’
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JL. TAMAN SISWA (PEKENG) TAHUNAN JEPARA 59427
TAHUN AJARAN 2016




KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah, atas rahmat dan inayah-Nya makalah ini dapat terwujud dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW semoga kita semua termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’atnya kelak dihari qiamat. Āmīn....
Kami sebagai penyusun mengalami berbagai rintangan dalam mengerjakan makalah ini, baik faktor itu datang dari diri kami sendiri maupun faktor yang datang dari luar. Banyak hambatan yang juga mengiringi dalam pembuatan makalah ini. Maka dari itu, tanpa usaha yang maksimal, kesabaran serta pertolongan dari Allah SWT, mungkin makalah ini tidak akan terselesaikan.
Meskipun kami sebagai penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan. Namun, tentunya kami  menyadari bahwa  kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan dan kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini diwaktu mendatang.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Jepara,3 maret 2016

Penulis
SIHABBUDIN         


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Beracuan pada undang-undangnomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 37 pendidikan di indonesia belum sepenuhnya mampu menerapkan seperti halnya yang telah diamanatkan dalam kandungan UU tersebut. Masih banyak kita jumpai lembaga pendidikan yang belum mampu mencetak insan-insan yang berkompeten dan menjadi manusia indonesia, yang selma ini mereka hanya mendapat gagasan-gagasan tanpa menyentuh persoalan realitasnya.
Kususnya dalam hal mencetak generasi bangsa yang berakhlaq dan bermoral. Ini hampir tidak merata bagi lulusan-lulusan dari lembaga pendidikan yang ada di indonesia.
Sebagai ajaran agama yang sempurna, islam harus dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari sehingga akan tercapai kehidupan damai dan tentram. Oleh karena itu, dalam rangka mengoptimalkan layanan pndidikan islam dimadrasah, ajaran islam yang begitu sempurna dan luas perlu dikelompokkan menjadi beberapa mata pelajaran secara linier dan dipelajari sesuai dengan jenjangnya.
Pada jenjang madrasah aliyah (MA) aqidah perlu ditekankan agar terwujudnya siswa yang berakhlakul karimah, berbudi luhur, beriman dan mewujudkan henerasi muda yang berkompeten dalam keagamaan.
Sebagai komitmen untuk menyiapkan generasi muda yang sholih dan sholihah, perlu adanya mata pelajaran yang mampu membentuk karakter dan kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam yaitu aqidah akhlaq.
Dewasa ini banyak sekali anak muda yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai umat tetapi selalu bertindak ceroboh dan selalu berbuat maksiat seakan sudah menjadi budaya. Ini dikarenakan adanya pergaulan bebas dan lunturnya moral dan aqidah dalam diri manusia.


BAB II
PEMBAHASAN
1.      DISKRIPSI KURIKULUM
                                           MEMAHAMI TASAWUF
  1. Kompetensi Inti
1.      Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.      Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin ,tanggung jawab, peduli,santun,ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama ,cinta damai , responsitif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergalan dunia.
3.      Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi ,seni ,budaya , dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan , dan peradaban terkait fenomena dan kejadian , serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.      Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mendiri, bertindak secara efektif dan kreatif , serta mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
  1. Kompetensi Dasar
1.      Menjelaskan pengertian , asal-usul dan istilah – istilah dalam tasawuf.
2.      Menjelaskan fungsi dan peranan tasawuf dalam kehidupan modern.
3.      Menunjukan contoh contoh perilaku tasawuf.
4.      Menerapkan tasawuf dalam kehidupan modern.
  1. Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Setelah dilakukan pengamatan, menanya , mengeksplorasi, mengasosiasi dan berkomunikasi peserta didik diharapkan:
  1. Peserta didik dapat menjelaskan dan  memahami pengertian tasawuf  dan asal-usul tasawuf serta istilah dalam tasawuf.
  2. Peserta didik dapat menjelaskan dan  mengetahui fungsi tasawuf serta mengetahui peranan tasawuf dalam kehidupan modern.
  3. Peserta didik dapat menunjukan contoh-contoh perilaku bertasawuf
  4. Peserta didik dapat menerapkan tasawuf dalam kehidupan modern.
  1. Materi Pokok Pembelajaran.
1.      Pengertian Tasawwuf
a.      Secara Etimologi
Istilah tasawuf , menurut Amin syukur adalah istilah yang baru di dunia islam. Istilah tersebut belum ada pada zaman Rasulullah saw, juga pada zaman para sahabat namun prakteknya sudah dijalankan pada masa itu. Bahkan ,tasawwuf sendiri tidak ditemkan dalam al-Quran. Tasawwuf adalah sebutan untuk mistisisme islam. Dalam pandangan etimologi kata sufi mempunyai pengertian yang berbeda. Menurut Haidar bagir, kata sufi berasal dari bahasa arab yang merujuk pada beberapa kata dasar. Diantaranya adalah :1 kata shaff (baris, dalam shalat) karena dianggap kaum sufi berada dalam shaff pertama. 2. Kata shuf , yakni bahwa wol atau bulu domba kasar yang biasanya
b.      Secara Terminilogi
Iman junaid dari bagdad (w. 910) mendefinisikan tasawwuf sebagai mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah. Atau keluar dari budi perangai yang tercela dan masuk kepada budi perangai yang terpuji.
Syekh Abul Hasan Asy Syadzili (w.1258), syekh sufi besar dari afrika Utara , mendefinisikan tasawwuf sebagai praktik  dan latihan diri melalui cinta yang dalam  dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan.
Harun Nasution dalam bukunya falsafah dan mistisme dalam islam menjelaskan bahwa tasawwuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang islam bisa sedekat mungkin dengan tuhan.
Jadi tasawwuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun dhahir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi.
2.      Pandangan tentang Asal usul Tasawwuf
sufisme berasal dari bahasa arab suf, yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada kaum asketen (yaitu orang yang hidupnya menjahkan diri dari kemewahan dan kesenangan). Dunia kristen , neo platonisme, pengaruh persi dan india ikut menentukan paham tasawwuf sebagai arah asketis-mistis dalam ajaran islam.
Sufisme yaitu ajaran mistik yang dianut sekelompok kepercayaan di timur terutama persi dan india yang mengajarkan bahwa semua yang muncul di dunia ini sebagai sesuatu yang khayali (als idealish verschijnt) manusia sebagai pancaran (uitvloeissel) dari tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu dengan dia.
Tasawwuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri irak. Dan karena suka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (shuuf) maka mereka disebut dengan sufi. Soal hakikat Tasawuf, ia itu bukanlah ajaran Rasulullah dan bukan pula ilmu warisan dari ali bin abi Thalib ra. Menurut Asy syaikh ihsan illahi zhahir  berkata : “Tatkala kita telusuri ajaran sufi periode pertama dan terakhir,  dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al-Quran dan as sunnah .dan kita tidak pernah melihat asal-usul ajaran sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia muhammad SAW. Dan juga dalam sejarah para sahabatnya yang mulia , serta makhluk-makhluk pilihan Allah Ta’ala si alam semesta ini, bahkan sebaliknya ,kita melihat bahwa ajaran sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban ,Brahma Hindu, Ibadah Yahudi dan Zuhud Buddha.
3.      Istilah istilah dalam tasawwuf
a.      Tasawwuf Akhlaki
Tasawwuf akhlaki adalah tasawuf yang sangat menekankan  nilai-nilai (moral) atau tasawuf yang berkonsentrasi pada perbaikan akhlak. Ajaran tasawuf  akhlaki membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang di formulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat, guna mencapai kebahagiaan  yang optimal ,
 tasawuf akhlaki mempunyai tahap sistem pembinaan akhlak di susun sebagai berikut:
a.       Takhalli
Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak tercela . salah satu dari ahklak tercela paling banyak menyebabkan akhlak jelek antara lain adalah kecintaan yang berlebihan kepada urusan duniawi.
b.      Tahalli
Tahalli adalah upaya mengisi dan menghiasi diri dengan sikap , perilaku , dan akhlak terpuji.
c.       Tajalli
Kata Tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib, agar hasil yang telah diperoleh jiwa yang telah membiasakan melakukan perbuatanl-perbuatan yang luhur, maka rasa ke Tuhanan perlu dihayati lebih lanjut.



b.      Tasawuf Amali
Tasawuf Amali adalah tasawuf yang lebih mengutamakan kebiasaan beribadah , tujuannya agar diperoleh penghayatan spiritual dalam setiap melakukan ibadah.
Tasawuf amali dibagi kedalam empat bidang sebagai berikut:
a.       Syari’at
Syari’at adalah hukum –hukum formal yang dijadikan sandaran amalan lahir yang ditetapkan dalam ajaran agama melalui Al-Quran dan sunnah.
b.      Thariqot
Kalangan sufi mengartikan thariqat sebagai seperangkat serial moral yang menjadi pegangan pengikut tasawuf dan dijadikan metode pengarahan jiwa dan moral.
c.       Hakikat
Dalam dunia sufi hakikat  diartikan sebagai aspek batin yang paling dalam dari setiap amal atau inti dan rahasia dari syariat yang merupakan tujuan perjalanan menuju Allah.
d.      Ma’rifat
Berarti pengetahuan atau pengalaman, dalam istilah tasawuf  diartikan sebagai pengenalan langsung tentang Tuhan yang memperoleh melalui hati sanubari sebagai hikmah langsung dari ilmu hakikat.
c.       Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang menekankan pada masalah-masalah pemikiran mendalam /metafisik.
4.      Peranan tasawuf dalam kehidupan modern
Prof. Zakiah drajat , dalam bukunya peranan Agama Dalam Kesehatan mental, menyatakan bahwa fungsi agama adalah:
1.      Agama memberikan bimbingan bagi manusia dalam mengendalikan dorongan-dorongan sebagai konsekuensi dari pertumbuhan fisik dan psikis seseorang.
2.      Agama dapat memberikan tetapi mental bagi manusia dalam menghadapi kesukaran-kesukaran dalam hidup. Seperti pada saat menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang kadang dapat menggelisahkan batin dan dapat membuat orang putus asa. Disini agama berperan mengembalikan kesadaran kepada sang pencipta.
3.      Agama sebagai pengendali moral, terutama pada masyarakat yang menghadapi problematika etis , seperti perilaku seks bebas.
  1. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan dan kerja kelompok.
  1. Strategi Pembelajaran
  1. Kegiatan Awal
1.      Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
2.      Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
3.      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4.      Tanya jawab tentang materi pembelajaran.
5.      Kegiatan Inti
a.       Tahab eksplorasi, Tanya jawab tentang materi tasawwuf
b.      Tahab elaborasi, Membentuk sebuah kelompok untuk berdiskusi mengenai tasawuf.
c.       Tahap konfirmasi, Mengambil kesimpulan setelah berdiskusi
6.      Kegiatan akhir (penutup)
1.      Guru meminta agar siswa maju kedepan dan membacakan secara bergiliran tentang hasil diskusi mereka dengan kelompoknya.
2.      Guru menyimpulkan dan melengkapi dari apa yang telah di sampaikan para siswa.
3.      Guru memberikan tugas individu.
4.      Guru menutup dan mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah
5.      Guru memberi sebuah motivasi sedikit
6.      Guru mengucapkan salam sebelum keluar dari kelas.
  1. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setengah jam , 15 menit untuk pendahuluan , 60 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
  1. Refrensi
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket, internet, Al-Quran serta buku yang terkait.
  1. Media Pembelajaran
Media  yang digunakan adalah lcd proyektor dan papan tulis.
  1. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil pembelajaran melalui penilaian kinerja (sikap dan praktek serta blok tes).










BAB III
ANALISIS KOMPREHENSIP
Aqidah Akhlaq merupakan materi yang digunakan di sekolah tingkat SMA / MA / SMK, yang sangat penting, ruang lingkup dari materi ini selain dari segi kognitif, afektif, juga mencakup psikomotorik. Selain mengembangkan kemampuan pengetahuan pengetahuan materi Al-Qur’an Hadis ini juga mengembangkan kemampuan kepribadian sebagai muslim yang menjalankan tugas sebagai fitrahnya.
Secara intelektual anak SMA/ MA / SMK, sudah dapat berfikir secara logis, dan sudah mampu membedakan antara yang kongkrit dan abstrak, dari pemaparan tersebut bahwasanya materi Aqidah Akhlaq ini sangat sesuai dengan kondisi anak SMA/ MA / SMK.
Selain itu anak SMA/ MA / SMK, sudah memikirkan masa depan, perencanaan dan wawasannya yang sudah mulai meluas, dan kelak akan digunakan untuk bersosialisasi secara langsung dengan masyarakat luas, sehungga diperlukan materi-materi dalam Aqidah akhlaq yang dapat membentuk karakter dan moral dan membangun Pondasi Iman dan taqwa sehingga tidak mudah terpengaruh dari golongan-golongan sesat yang mampu menjurus kedalam perbuatan dosa.
Materi Aqidah akhlak kelas XI SMA/ MA/ SMK yang telah tersusun dalam KI dan KD berupaya untuk mengetahui sudah sampai mana taraf pemahaman siswa terhadap materi-materi yang telah diajarkan serta bagaimana pengembangan metode yang tepat yang diberikan oleh guru dalam mencapai KI dan KD yang telah ditentukan.
  1. Analisis Spesifikasi (Deskriptif)
Dalam materi aqidah akhlak kelas XII MA/SMA sederajat yang telah tersusan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar berupaya untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui sudah sampaimanakah pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah di sampaikan serta bagaimana seorang guru mengemas materi/bahan ajar dan bagaimana cara-cara yang harus dilakukan dari sorang guru untuk memahamkan peserta didiknya sehingga dapat mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik, ketika seorang guru menyampaikan materi itu dapat membuat kesan terhadap materi yang disampaikan sehingga siswa dapat memberikan respon dan kemudian guru dapat mengetahui tingkat kepahaman siswa melalui respon yang diberikan oleh peserta didik tersebut.
·         Mahami Tasawuf
Dalam materi “Memahami Tasawuf” terdapat beberapa hal kaitannya dengan keimanan. Peserta didik mampu memahami apa itu tasawuf dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam materi ini juga dapat menambah dan memperkuat aqidah keimanan yang menjadi pondasi dari kehidupan sosial dan berbagai macam ancaman aqidah yang marak di masa modern ini.
Guru membuat sebuah konsep atau metode-metode sebelum mengajar secara terperinci dan dengan detail sehingga apa yang sudah disampaikan mudah dipahami dan tidak ada lagi pengulangan karena hal itu dapat menyita banyak waktu. Dalam hal ini siswa harus mampu memahami materi dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari maksudnya lebih mengutamakan kehidupan akhirat dari pada duniawi dan sesuai dengan ajaran islam. Dan dalam materi tasawuf ini, seorang guru berharap agar siswa selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
  1. Analisis Relefansi
Materi aqidah akhlak kelas XII ini, sudah sesuai dengan peserta didik karena didalam materi ini mengajarkan atau perbuatan-perbuatan yang sholih dan menekankan peserta didiknya untuk mengamalkan materi yang sudah disampaikan dalam kehidupan sehari-hari,
Karena dalam hal ini, siswa pada kelas XI sudah memasuki masa remaja, yang mana sikap dan perilakunya sangat terpengaruh dengan lingkungannya. Maka dari itu, guru harus membimbing para siswanya untuk selalu bertasawuf dan mendekatkan diri pada Allah SWT, dan melalui materi ini, guru juga harus dapat mengarahkan dan membimbing serta seruan ajakan pada para siswanya agar selalu beriman dan bertaqwa kaitannya dengan tasawuf dan mampu menerapkannya kehidupan sehari-hari.
            pada aspek relevansi yang termuat dalam materi indikator dan teknik penilaian pembelajaran cukup menunjukkan adanya keterkaitan terhadap kompetensi dasar, namun akan lebih baik jika siswa juga melakukan eksplorasi terhadap potensi-potensi belajar lain. Seperti beriman dan bertaqwa pada Allah SWT dan bertasawuf. Pada aspek ini masih belum terpenuhi karena belum ada relevansi antara materi yang diajarkan dengan realita. Materi yang diajarkan belum ada relevansi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Seharusnya ada keterkaitan anatara materi pelejaran yang disampaikan dengan kehidupan sehari-hari, agar hal itu dapat membekas diingatan siswa dan berpengaruh pada sikap siswa dalam keseharian. Maka dari itu siswa dituntut untuk memahami Tasawuf dan menelaah secara keseluruhan.
Karena dalam lembaga pendidikan diharapkan menciptakan pengeluaran/ output yang berkompeten dan berakhlaq yang nantinya dapat menjadi bekal hidup dalam masyarakat.
  1. Analisis Efisiensi dan Efektifitas
Guru professional adalah guru yang memiliki keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi serta memiliki rasa kebersamaan. Mereka mampu melaksanakan fungsi-fungsinya sebagai pendidik dan bertanggung jawab mempersiapkan siswa bagi perannya dimasa depan. S. Nasution dalam bukunya M. Saekhan Muchith menjelaskan bahwa pembelajaran yang efektif tidak cukup hanya ditentukan oleh kemampuan atau kualitas guru saja, tetapi juga ditentukan oleh berbagai elemen atau faktor secara simultan. Oleh sebab itu dalam melaksanakan pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan untuk melaksanakan perencanaan atau persiapan yang matang. Salah satu perencanaan harus didasarkan atas kondisi atau potensi yang dimiliki oleh siswa.
Materi yang sudah diajarkan memang sudah efektif dan efisien karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan  dalam hal ini, materi tidak terlalu rumit dan tidak bertele-tele sehingga setiap menyampaikan materi mampu diterima dan dipahami oleh peserta didik sehingga tidak perlu melakukan pengulangan yang banyak menyita waktu.
Guru juga ikut berperan penting dalam pembelajaran ini, yang mana guru harus membuat suatu metode atau strategi sehingga dalam dalam KBM menjadi Efektif dan effisien.
  1. Analisis inovatif dan Pengembangan
Siswa mampu mengembangkan nateri yang sudah disampaikan dengan baik dan mengetahui cara-cara berperilaku terpuji, hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, ini tergantung pada kemampuan peserta didik untuk mengembangkannya dan guru berperan sebagai pembimbing dan mengarahkan peserta didiknya.
  1. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
A.    Strength (kekuatan).
Faktor-faktor kekuatan dalam mata pelajaran Aqidah akhlaq, hal-hal yang menjadi kekuatan atau kelebihan dari Materi meliputi :
·         Membentuk watak dan kepribadian umat. Karena siswa sudah mendapat bekal setelah mempelajari dan memahami tasawuf.
·         Melalui aqidah peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami yang didasari dengan aqidah dan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
B.     Weaknesses (kelemahan).
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana atau sumber daya pendidik dan isi dalam materi pembelajaran, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, hal-hal tersebut meliputi:
C.    Opportunities (Peluang).
·         Memberi peluang peserta didik untuk menjadi lebih beriman dan bertaqwa.,
·         Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategis bagi pentingnya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.


D.    Threats (ancaman atau hambatan).
Sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh faktor yang menjadi ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.























BAB IV
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
MA/SMA adalah jenjang pendidikan menengah pada jalur formal di Indonesia dibawah wewenang kementrian pendidikan Nasional. Dalam materi aqidah akhlak kelas XII MA/SMA sederajat yang telah tersusun dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar berupaya untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui sudah sampaimanakah pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah di sampaikan serta bagaimana seorang guru mengemas materi/bahan ajar dan bagaimana cara-cara yang harus dilakukan dari sorang guru untuk memahamkan peserta didiknya sehingga dapat mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik, ketika seorang guru menyampaikan materi itu dapat membuat kesan terhadap materi yang disampaikan sehingga siswa dapat memberikan respon dan kemudian guru dapat mengetahui tingkat kepahaman siswa melalui respon yang diberikan oleh peserta didik tersebut.
  1. SARAN
Semoga makalah ini bisa di gunakan sebagai acuan belajar dan bisa di manfaatkan sebaik-baiknya bagi pembaca. Penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA

Mahjuddin, 2009, Akhlaq Tasawuf 1, Jakarta : Kalam Mulia

Kurikulum 2013, Buku Siswa Akidah Ahklaq, pendekatan saintifik kurikulum 2013.

Masyhur, Kahar. Membina Moral dan Akhlaq. Jakarta: PT Rineka Cipta.


www.http //Google.com

Tidak ada komentar: