Kamis, 30 Juni 2016

MAKALAH TELAAH INDIVIDU (MANSUR TOYYIBI)

MAKALAH
“TELAAH PAI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) KELAS XI MADRASAH ALIYAH”
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Telaah PAI III
Dosen Pengampu : Drs. ABDURROZAQ ASSOWY.

DI SUSUN OLEH :
NAMA       :MANSUR TOYYIBI
NIM           :141310003125

UNIVERSITAS NAHDLOTUL ULAMA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JL. TAMAN SISWA (PEKENG) TAHUNAN JEPARA 59427
TAHUN AJARAN 2016

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Alhamdulillah, atas rahmat dan inayah-Nya makalah ini dapat terwujud dengan  segala kelebihan dan kekurangannya,  guna memenuhi tugas individu mata kuliah “Telaah PAI III”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW  semoga kita semua termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’atnya kelak dihari qiamat. Āmīn....
Saya sebagai penyusun mengalami berbagai rintangan dalam mengerjakan makalah ini, banyak hambatan yang juga mengiringi dalam pembuatan makalah ini. Dan tidak lupa, saya juga mencantumkan sumber-sumber yang relevan dari materi makalah yang saya buat, agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Saya sebagai penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan. Namun, tentunya saya  menyadari bahwa  saya  hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan dan kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, saya sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini diwaktu mendatang. Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini, sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Āmīn...
                                                                      

                                                                       Jepara, 30 Mei 2016

Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I ( PENDAHULUAN )
A.    Latar Belakang...........................................................................................
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................
C.     Tujuan Penulisan.........................................................................................
BAB II ( PEMBAHASAN)
A.    Deskripsi Kurikulum...................................................................................
B.     Identitas Materi..........................................................................................
C.     Materi pembelajaran...................................................................................
BAB III (ANALISIS MATERI)
A.    Analisis Silabus Mata Pelajaran SKI..........................................................
B.     Analisis Komprehensip...............................................................................
C.     Analisis SWOT...........................................................................................
D.    Problematika Pembelajaran.........................................................................
E.     Solusi Problematika....................................................................................
BAB IV (PENUTUP)
A.    Kesimpulan.................................................................................................
B.     Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab yang mulia, sebagai rahmat untuk alam semesta dan sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur’an telah terhimpun dasar-dasar kebaikan dan petunjuk untuk membangun kehidupan dan meletakkan landasan ketentraman di muka bumi. Oleh karena itulah membaca Al-Qur’an suatu amalan yang mulia dan mengamalkan isinya suatu kewajiban bagi setiap muslim. Bacalah Al-Qur’an dan pahamilah kandungannya, karena ia adalah petunjuk dalam kehidupan untuk menuju kepada-Nya, dan sumber keimananmu.
Mata pelajaran Al- Qur’an hadis adalah mata pelajaran yang perenting bagi siswa. Hal-hal yang terutama dibahas didalamnya yaitu tentang nilai- nilai ajaran agama islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru agama islam harus menguasai baik dalam materi maupun penyampaian materi Al-Qur’an hadis, metode mengajar, pembagian isi dan juga tipe pelajaran materi Al-Qur’an hadis di MA harus sistematis bagi siswa kelas X1, agar siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran yang telah diberikan oleh seorang guru.
Pelajaran Al-Qur’an Hadits yang diterapkan di MA sangatlah penting , mengingat siswa MA perlu mendapatkan bimbingan dan pengajaran yang sesuai dengan nilai- nilai Al-Qur’an dan hadis serta pembelajaan Al-Qur’an hadis pada tingkat MA juga agar siswa memiliki kemampuan membaca dan menulis Al-qur’an dan hadits dengan benar serta pengenalan arti atau makna dari surat tersebut dan hadits-hadits tentang nilai- nilai islami untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui kebiasaan dan keteladanan.
Pembelajaran Al-Qur’an hadis di MA bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat Mengetahui dan memahami nilai- nilai ajaran agama Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama. Serta Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan nilai- nilai ajaran agama Islam dengan benar  dalam melaksanakan ibadah kepada kepada Allah dan ibadah sosial.
A.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana deskripsi tentang kurikulum?
2.      Seperti apa materi pelajaran AL-Qur’an Hadist di Kelas XI Madrasah Aliyah?
3.      Bagaimana analisis silabus pelajarn AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI?
4.      Apa probelmatika silabus AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI?
5.      Bagaimana alternatif penyelesaian masalah pelajaran AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI?
B.     Tujuan Penulisann
1.      Dapat mengetahui deskripsi tentang kurikulum.
2.      Mengetahui  materi pelajaran AL-Qur’an Hadist di Kelas XI Madrasah Aliyah.
3.      Dapat  menganalisis silabus pelajarn AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI.
4.      mengetahui probelmatika silabus AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI.
5.      dapat menemukan alternatif penyelesaian masalah pelajaran AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    DISKRIPSI KURIKULUM
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menentukan suatu sistem pendidikan, karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan semua tingkat pendidikan. Adapun tujuan dari kurikulum yaitu tujuan nasional, tujuan institusional dan tujuan kurikuler. Dari setiap mata pelajaran tentu memiliki karakteristik dan tujuan tersendiri. Tujuan mata pelajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan penjelasan tujuan  kurikulum diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan komponen dari pendidikan yang memegang peranan yang begitu penting, termasuk bagi pelaksanaan dan penyelenggaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.  Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu bagian integral dari Pendidikan Agama Islam. kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam memiliki peran yang sangat mendukung dalam pencapaian tujuan dari kurikulum Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dalam merencanakan dan menyusun kurikulum, guru diharapkan agar cermat dan teliti. Karena, sebuah kurikulum itu memiliki sejumlah komponen yang saling terkait erat satu sama lain. Dan secara teoritis, penyusunan kurikulum harus berdasarkan asas dan orientasi tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami menganggap bahwa penulisan mengenai Telaah Kurikulum Al-Qur’an Hadist ini sangat penting dibahas, karena mengingat peranan dan fungsinya yang cukup penting dalam pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Al-Qur’an Hadist ialah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah, Al-Qur’an hadist ini merupakan memahami nilai- nilai ajaran agama Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama. Serta Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan nilai- nilai ajaran agama Islam dengan benar  dalam melaksanakan ibadah kepada kepada Allah dan ibadah sosial.
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadist Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Aliyah memiliki karakteristik tersendiri, aspek Al-Qur’an hadist menekankan pada kemampuan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist serta memahami kandungan isi dari ayat-ayat tersebut.
Pada bab ini yaitu tentang Toleransi dan etika pergaulan akan saya bahas lebih rinci serta dengan disertakan analisis mengenai pembelajaran yang dilakukan karena dalam praktiknya perlu pula penambahan-penambahan yang harus dilakukan dalam penerapan metode, media maupun keterangan lain yang dapat membantu memenuhi standar kompetensi yang ada yang sesuai dengan kurikulum.
1.      Identitas Materi
Karakteristik Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist di MA merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang dali-dalil dan ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan Hadist, isi kandungan, kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an, nilai- nilai ajaran agama Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama. Serta Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan nilai- nilai ajaran agama Islam dengan benar  dalam melaksanakan ibadah kepada kepada Allah dan ibadah sosial. Dan dalam materi ini yang saya bahas adalah pada bab IV Toleransi dan Etika Pergaulan yang didalamnya dibahas dalam sub-sub yaitu pengertian toleransi dan etika pergaulan, bentuk contoh sikap toleransi, ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist tentang toleransi dan etika pergaulan, isi kandungan dari ayat Al-Qur’an dan Hadist tersebut.
2.      Tujuan dan Orientasi
Pada Materi Toleransi dan Etika Pergaulan ini bertujuan untuk:
§  Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah ada dalam Al-Qur’an dan Hadist.
§  Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya memahami nilai- nilai ajaran agama Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama. Serta Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan nilai- nilai ajaran agama Islam dengan benar  dalam melaksanakan ibadah kepada kepada Allah dan ibadah sosial.
§  Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami nilai-nilai ajaran islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
§  Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap Ahlakul karimah peserta didik dalam kaitannya bertoleransi dan ber etika dalam pergaulan sehari-hari.
§  Mengembangkan  kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari pembelajaran Al-Qur’an Hadist dimana bisa diterapkan dalam kehidupan peserta didik.
Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan dapat memahami Sikap Toleransi dan Etika Pergaulan.
3.      Materi Pembelajaran
a.      Materi Pokok
                                                              i.      Materi Fakta
§  Berikan arahan kepada peserta didik untuk mengamati gambar yang disediakan pada rubrik A. Mari Mengamati.
§  Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya pada kotak yang telah disediakan pada rubrik B. Mari Bertanya!
                                                            ii.      Materi Konsep
§  Jelaskan peta konsep secara singkat dan jelas kepada peserta didik.
§  Ajaklah peserta didik untuk membaca materi inti pada rubrik C. Mari Tambah Wawasan Kamu! tentang Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW. periode Mekkah.
                                                          iii.      Materi Inti
§  Dalam bertoleransi dan beretika dalam pergaulan Allah SWT menegaskan bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal. Allah SWT memperingatkan kaum mukmin supaya jangan saling mengolokkan karena boleh jadi kaum yang diperolokkan pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat.
















MATERI IV
TOLERANSI DAN ETIKA PERGAULAN
A.    Kompetensi Inti
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.      Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.      Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B.     Kompetensi Dasar
1.        Menghayati nilai-nilai toleransi yang benar baik intern umat beragama maupun antar umat beragama.
2.        Memahami sikap toleransi dan menjunjung tinggi etika pergaulan sebagai implementasi dari pemahaman surah al-Kafirun: 1-6, surah Yunus: 40-41, surah al-Kahfi: 29, surah al-Hujurat 10-13 dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas.
3.        Memahami ayat-ayat al-Qur’an dan hadits tentang toleransi dan etika pergaulan pada surah al-Kafirun: 1-6, surah Yunus: 40-41, surah al-Kahfi: 29, surah al-Hujurat 10-13 dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas.
4.        Mempresentasikan isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits tentang toleransi dan etika pergaulan pada surah al-Kafirun: 1-6, surah Yunus: 40-41, surah al-Kahfi: 29, surah al-Hujurat 10-13 dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas.
B.       Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Setelah melakukan pengamatan, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi diharapkan:
1.        Peserta didik dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkait dengan toleransi dan etika pergaulan.
2.        Peserta didik dapat menunjukkan perilaku yang terkait dengan toleransi dan etika pergaulan.
3.        Peserta didik dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang toleransi dan etika pergaulan.
4.        Peserta didik dapat menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an tentang toleransi dan etika pergaulan.
C.      Materi Pokok Pembelajaran
1.        Surah al-kafirun: 1-6.
Ada beberapa poin yang menjelaskan tentang kandungan surah al-Kafirun ayat 1-6 diantaranya adalah:
a)                  Penegasan bahwa Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammmad dan kaum muslimin tidaklah sama dengan Tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir (musyrik), begitu juga dalam cara peribadahannya.
b)                  Mengisyaratkan tentang gagalnya semua usaha dan harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi Muhammad meninggalkan dakwahnya.
c)                  Penolakan Nabi Muhammad dan umat Islam terhadap kaum kafir untuk mencampuradukkan keimanan dan peribadahan yang diajarkan agama islam dengan agama kaum kafir.
d)                 Anjuran untuk saling bertoleransi dan menghormati dalam memeluk suatu keyakinan atau akidah.
2.        Surah Yunus: 40-41.
Kandungan surat Yunus (10) ayat 40-41 antara lain:
a)                  Ada golongan umat manusia yang beriman terhadap al-Qur’an dan ada yang tidak beriman kepada al-Qur’an.
b)                  Allah SWT mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang beriman yang bertaqwa kepada Allah SWT dan orang-orang yang tidak beriman yang berbuat durhaka kepada Allah SWT.
c)                  Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT (umat Islam) harus yakin bahwa Rasul Allah SWTyang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW dan al-Qur’an adalah kitab suci yang harus dijadikan pedoman hidup umat manusia sampai akhir zaman.
3.        Surah al-Kahfi: 29.
Kandungan surah al-Kahfi (18) ayat 29 antara lain:
a)                  Kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, sedangkan yang salah datangnya dari selain Allah.
b)                  Manusia baik segala individu maupun kelompok, memiliki kebebasan penuh untuk menentukan pilihan terhadap agama yang dianutnya.
c)                  Manusia yang memilih agama salah yakni yang tidak berasal dari Allah dan mengandung unsur menyekutukan Allah dianggap zalim dan balasan bagi orang yang zalim adalah neraka.
4.        Surah al-Hujurat: 10-13.
Isi kandungan surah al-Hujurat ayat 10-13 adalah sebagai berikut:
a)                  Allah SWT menegaskan bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal.
b)                  Allah SWT memperingatkan kaum mukmin supaya jangan saling mengolokkan karena boleh jadi kaum yang diperolokkan pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat.
c)        Dilarang pula memanggil dengan gelar yang buruk.
d)                 Allah SWT memberi peringatan kepada orang-orang yang beriman, supaya mereka menjauhkan diri dari su’udzan/ prasangka buruk terhadap orang-orang beriman.
e)                  Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan-Nya bermacam-macam bangsa dan suku supaya saling mengenal dan saling menolong dalam kehidupan bermasyarakat.
5.        Hadits tentang toleransi dan etika pergaulan.
Hadits riwayat Ahmad berisi tentang:
a)        Orang yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua.
b)        Orang yang lebih tua harus menghargai orang yang lebih muda.
D.      Strategi Pembelajaran
a.       Strategi                      : Contectual Teaching Learning (CTL)
b.       Model                        : Kooperatif
c.       Pendekatan                : Analisis dan pendekatan proses
d.       Metode                       : ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan problem solving. 
Keterangan:
a.      Strategi
Contectual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan  dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
b.      Model Kooperatif
Model pembelajaran Kooperatif dapat diartikan belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok untuk mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.
c.       Pendekatan Analisis dan pendekatan proses
Definisi dari pendekatan adalah proses, perbuatan atau cara untuk mendekati. Sedangkan pendekatan Analisis (Analytical Approach) merupakan  pendekatan yang didasarkan pada seperangkat ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi.
Pendekatan Proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses.
d.      Metode
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu denagan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Peran siswa  disini sebagai penerima pesan, mendengar memperhatikan, dan mencatat dari keterangan guru. Dalam hal penyampaian materi ini seorang guru juga menyampaikannya kadang-kadang dengan penjelasan sambil bercerita dan begitu juga sebaliknya.
Kelebihan : Guru mudah menguasai kelas, mudah dilaksanakan, dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar, guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. Kekurangan : Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya, bila terlalu lama membosankan, sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik, menyebabkan anak didik pasif.

Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab yaitu suatu cara mengajar dimana seorang guru mengaajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik. Metode tanya jawab dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah ini disebabkan guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murit dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah di ceramahkan.
Kelebihan : Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja,  memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa, guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan. Kekurangan : Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru, membutuhkan waktu lebih banyak.
Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang siswa atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Dalam hal ini siswa secara  berkelompok dengan saling bertukar pendapat, bermusyawarah untuk membahas permasalahan pada materi yang ada supaya didapatkan kesepakatan jawaban yang tepat diantara kelompok mereka masing-masing, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan dan kelompok yang lainnya menanggapi sehingga menghasilkan hasil jawaban kesepakatan bersama.
Kelebihan : Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja), menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik, membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran. Kekurangan : Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar, peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas, dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara, biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Metode Problem Solving
Kelebihan : Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. Kekurangan : Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut, memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Metode Demonstrasi
Kelebihan : Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda, Memudahkan berbagai jenis penjelasan, Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya, Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan. Kekurangan : Tidak semua benda dapat didemonstrasikan, Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan
E.       Langkah-langkah Pembelajaran
1.        Kegiatan Awal
Ø  Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
Ø  Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
Ø  Guru menjelaskan pembelajaran.
Ø  Tanya jawab tentang materi pelajaran.
2.        Kegiatan Inti
Ø  Tahap eksplorasi
Tanya jawab tentang materi toleransi dan etika pergaulan.
Ø  Tahap elaborasi
Kelompok dibagi menjadi tiga bagian, dan masing-masing mendiskusikan tentang toleransi dan etika pergaulan.
Ø  Tahap konfirmasi
Mengambil kesimpulan setelah berdiskusi.
3.        Kegiatan Akhir (Penutup)
Ø  Guru meminta agar para siswa maju kedepan dan membacakan secara bergiliran tentang hasil diskusi mereka dengan kelompoknya.
Ø  Guru menyimpulkan dan melengkapi dari apa yang telah disampaikan para siswa.
Ø  Guru memberikan tugas individu.
Ø  Guru menutup dan mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdallah.
Ø  Guru mengucapkan salam sebelum kelur dari kelas.
F.       Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setengah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
G.      Refrensi
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
H.      Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah lcd proyektor dan papan tulis.
I.         Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a.       Pertanyaan lisan dikelas tentang materi Masa kelemahan dan runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus.
b.      Ulangan Harian, ujian ini dilaksanakan setelah materi pokok disampaikan.
c.       Tugas Kelompok, dalam tugas ini peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan pengamatan tentang judul tugas yang diberikan oleh guru.
d.      Ulangan Tengah Semester.
e.       Ulangan Semester, dalam ulangan ini dilakukan pada akhir semester dengan bentuk soal ujian pilihan ganda semua atau campuran dan ada yang berupa essay semua.





















BAB III
ANALISIS MATERI
1.      Analisis Silabus Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Tabel  Kesesuaian Materi SKI Madrasah Aliyah Kelas XI
dengan Prinsip-Prinsip Pengembangan

No
Prinsip Pengembangan
Hasil Analisis
Terpenuhi
Cukup
Kurang
1
Ilmiah
2
Relevan
3
Sistematis
4
Konsisten
5
Memadai
6
Aktual dan kontekstual
7
Fleksibel
8
Menyeluruh
9
Efektif
10
Efisien

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, kesesuaian silabus yang dirumuskan dengan prinsip-prinsip pengembangan yang seharusnya menjadi rujukan dalam perbaikan materi Al-Qur’an hadist pada bab IV tentang Toleransi dan Etika Pergauan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.      Pertama, dari aspek prinsip pengembangan ilmiah dirasa cukup namun kurang memenuhi standar kompetensi yang ada. Hal tersebut menunjukkan materi dan kegiatan yang termuat dalam komponen silabus cukup dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan. Pengembangan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar telah mengacu pada pencapaian kompetensi dasar dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas XI MA dan sumber daya yang ada dan berpedoman pada standar isi yang ditetapkan oleh PEMENAG No 2 tahun 2008.
b.      Kedua, dari aspek relevansi materi indikator dan teknik penilaian pembelajaran sudah terpenuhi dan menunjukkan adanya keterkaitan terhadap kompetensi dasar.dalam materi sudah terdapat materi yang sudah termuat relevansinya seperti bentuk dancontoh sikap toleransi dan etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Ketiga, dari aspek sistematis masih berada di peringkat cukup dikarenakan adanya komponen-komponen yang belum terpenuhi dalam silabus dan belum terlihat adanya hubungan fungsional antar komponen-komponen silabus dalam mencapai kompetensi.
d.      Keempat, dari aspek konsisten di dalam komponen-komponen silabus tersebut telah ada hubungan yang tetap (konsisten) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian. Maka semua komponen pada silabus telah memenuhi aspek konsisten.
e.       Kelima, dari aspek memadai cakupan indikator, materi pokok pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian sudah cukup untuk dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar yang baik.
f.       Keenam, dari aspek aktual dan kontekstual cakupan indikator dan sistem penilaian kurang memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupn nyata dengan peristiwa yang terjadi. Realita yang ada dalam pendidikan islam kebanyakan para pengajar/pendidik seringkali mengabaikan aspek ini. Banyak kejadian yang terjadi dalam lembaga pendidikan, guru tidak pernah menggunakan teknologi atau media dalam pembelajaran Al-Qur’an hadist dan jarang mengikuti perkembangan keilmuan yang ada.
g.      Ketujuh, dari aspek fleksibel komponen silabus indikator dan penilaian cukup dapat mengakomodasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan masyarakat.
h.      Kedelapan, dari aspek menyeluruh silabus belum menunjukkan keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotori) seperti dalam taksonomi Bloom. Pada gambaran silabus tersebut tujuan kognitif lebih banyak ditonjolkan, sedangkan tujuan afektif (yang terdiri dari penerimaan, respons, menghargai, mengorganisasi, dan pola hidup) dan tujuan psikomotorik (yang terdiri dari meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan dan naturalisasi) belum terpenuhi. Dalam pelajaran Al-Qur’an hadist kelas XI MA cakupan kompetensi yang meliputi ranah kognitif, afektif, psikomotorik masih sangat minim.
i.        Kesembilan, dari aspek efektif komponen-komponen silabus kurang menggambarkan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran. Namun untuk komponen penilaian tes yang dikembangkan belum menunjukkan efektifitas guru dalam mengumpulkan informasi tentang tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang diajarnya atau efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Artinya skala yang digunakan oleh guru dalam menilai hasil belajarnya hanya berdasarkan tujuan kognitif saja, sementara itu penilaian tentang tujuan afektif dan psikomotorik belum dimunculkan. Seharusnya pada aspek ini seorang pengajar bisa menjadikan pelajaran Al-Qur’an hadist menjadi lebih efektif dan tidak berbelit-belit.
j.        Kesepuluh, dari aspek efisien daya dan waktu dapat diperkecil, namun belum tentu dapat mencapai hasil atau standar kompetensi yang ditetapkan karena silabus tersebut belum menggambarkan bagaimana tujuan afektif dan psikomotorik yang dapat dinilai oleh guru.
2.      Analisis Komprehensip
Materi Al-Qur’an hadist kelas XI MA yang telah tersusun dalam KI dan KD berupaya untuk mengetahui sudah sampai mana taraf pemahaman siswa terhadap materi-materi yang telah diajarkan serta bagaimana pengembangan metode yang tepat yang diberikan oleh guru dalam mencapai KI dan KD yang telah ditentukan.
a.      Analisis Spesifikasi
Dalam materi orientasi pembelajaran yang diharapkan yaitu siswa dapat menerapkan perilaku tolong menolong antar sesama manusia, serta memiliki etika pergaulan yang baik. Guru harus mengajarkan para siswanya untuk berbudi pekerti yang baik dengan mengembangkan sikap toleransi dan etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari agar dalam diri siswa tercermin perilaku terpuji dan berahlakul karimah.
b.      Analisis relefansi
Materi tersebut menurut saya sudah memadai apabila diajarkan kepada siswa. Karena dalam penjelasan ayat-ayat dan hadist tersebut diatas mampu menjunjung nilai budi pekerti siswa. Dalam hal ini guru harus mengajarkan para siswanya untuk berbudi pekerti yang baik. Hubungan manusia dengan manusia sangat perlu dilakukan, maka dari itu salah satu cara untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antar sesama manusia yaitu dengan cara toleransi.
c.       Analisis Efesien dan Efektifitas
Saya menggunakan buku pembelajaran bahan ajar siswa prasasti Qur’an hadist dan saya rasa sudah sesuai dan tidak terlalu bertele-tele dalam pembahasnnya serta langsung pada pokok materinya jadi dalam ke efesienan menurut saya sudah efesien. Namun, dalam efektifitas materi ini belem sepenuhnya efektif mengingat waktu yang diberikan itu terbatas sehingga penjelasan yang disampaikan terkesan tanggung dan kurang memadai.
Disini saya mengambil materi dalam buku panduan kurikulum 2013 pada bab IV yaitu mengenai Toleransi dan Etika Pergaulan. Yang saya rinci sebagai berikut :
a.      Makna nilai-nilai Toleransi dan Etika pergaulan
§  Dalam SK KD yang pertama bahasnnya sudah sesuai dengan materi ini karena didalamnya sudah membahas keterangan mengenai nilai-nilai toleransi dalam materi tersebut.
§  SK KD yang kedua menurut saya dalam metode yang di gunakan atau media perlu di tambah metode yang tepat yang lebih sesuai untuk memperjelas materi ini. Karena dalam realitanya siswa cenderung lebih bosan jika menggunakan metode yang itu-itu saja, maka disini saya tawarkan yaitu dengan menggunakan beberapa metode dalam pembelajaran diantarnya, metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan problem solving dalam pembelajaran materi ini. Karena apa, metode tersebut saya rasa sudah efektif apabila diterapkan.
b.      Contoh sikap toleransi dan etika pergaulan
§  Untuk SK KD disini sudah sesuai jika dijadikan acuan materi yang diajarkan. Namun dalam hal ini tergantung pada metode yang dibuat dan penyampaian guru dalam pembelajarannya.
c.    Aya-ayat Al-Qur’an dan Hadist beserta isi kandungan tentang Toleransi dan etika pergaulan
§  SK KD sudah sesuai, materi tersebut menurut saya sudah memadai apabila diajarkan kepada siswa. Karena dalam penjelasan ayat-ayat dan hadist tersebut diatas mampu menjunjung nilai budi pekerti siswa. Dalam hal ini guru harus mengajarkan para siswanya untuk berbudi pekerti yang baik sebagaimana telah dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Disini saya akan lebih mendalam untuk menganalisis materi pada bab IV yaitu tentang masa kelemahan dan runtuhnya bani umayyah di damaskus. Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an hadis pada kelas XI  Madrasah Aliyah (MA)  beserta Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)nya. Maka disini saya mencoba menganalisis dari segi alokasi waktu,  materi/isi dan kesesuaian dengan SK dan KD, kesesuaian materi dengan aspek psikologis, metode pembelajaran, evaluasi.

A.    Alokasi Waktu
Kalau melihat dari materi yang begitu luas, maka alokasi waktu yang tersedia masih kurang dan mengingat bahwa di kelas XI ini materi Mata pelajaran Al-Qur’an hadist ini hanya di ajarkan 4 bab saja (semester I diajarkan 2 bab dan pada semester II diajarkan hanya II bab), padahal didalam materi ini dijelaskan ada 8 bab dalam daftar isinya, jadi memungkinkan saja untuk penambahan alokasi waktu  lagi  2 kali pertemuan (4 x 45 menit) , berarti alokasi yang ideal adalah 8 x 45 menit (4 kali pertemuan) agar materi lebih dapat disampaikan secara mendalam. Dan Alokasi waktu pada materi toleransi dan etika pergaualan yaitu pada bab IV seharusnya waktu diberikan haruslah banyak mengingat materi ini perlu penjelasan yang lebih rinci dan penggunaan metode-metode yang tepat agar dapat membantu pemahaman siswa karena materi ini menyangkut pada ahlakul karimah siswa, sehingga waktunya harus efektif dan efesien.
B.     Materi/ Isi dan Kesesuaian dengan SK dan KD
Secara umum materi “toleransi dan etika pergaulan” yang diajarkan cakupan materinya sudah cukup, namun perlu strategi bagi guru untuk membuat bahan ajar ini menjadi lebih mudah dimengerti, misalnya dengan membuat semacam Modul (ringkasan). Walaupun cakupan materi ini sudah cukup.  Pada bab ini saya menggunakan buku pembelajaran bahan ajar siswa prasasti Qur’an hadist dan saya rasa sudah sesuai dan tidak terlalu bertele-tele dalam pembahasnnya serta langsung pada pokok materinya.
C.     Kesesuaian Materi dengan Aspek Psikologis Siswa
Berdasakan materi yang ada dimana cakupan materinya begitu luas. Pada dasarnya materi tersebut tidak bertentangan dengan perkembangan psikologis siswa karena pada usia ini siswa disebut usia remaja , yang mana pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan, dimana seseorang mampu berpikir abstrak, mulai berpikir kritis, logis, munculnya kemampuan menalar dan wawasan berfikirnya semakin meluas. Berdasarkan materi ini yaitu berkaitan dengan Ahlak siswa maka aspek psikologi sangat berperan penting dalam mengatur tingkah laku siswa agar memiliki etika yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai islam.
D.    Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar
Evaluasi dapat dilakukan melalui tes lisan dan  tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, isian singkat, dan essay. Dengan catatan soal-soal tersebut yang diberikan harus mengacu kepada indikator yang ada. Evaluasi juga dapat berbentuk penilaian portofolio, misalnya siswa diminta membuat laporan hasil diskusi kelompoknya yang telah dilakukan bersama. Disini jelas terlihat bahwa penilaian tersebut dari aspek kognitifnya saja, tidak terlihat penilaian dari segi aspek efektif dan psikomotornya.
Penilaian melalui tes tertulis sesuai saja dengan indikator yang ada dalam materi ini terutama dalam bentuk essay. Karena dalam indikator-indiator materi tersebut diatas berubah dan dibatasi, maka secara otomatis pula inti pokok instrumen-instrumennya juga harus menyesuaikan dengan apa yang terdapat dalam indikator yang telah berubah.
2.        Analisis SWOT
a.    Strenghts (kekuatan / kelebihan)
§  Untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai Al-Qur’an hadist dari kejadian tersebut dalam pelajaran Al-Qur’an hadist.
§  Untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan mempelajari Al-Qur’an hadist generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu.
§  Agar siswa dapat memilah dan memilih mana aspek Al-Qur’an hadist yang perlu dikembangkan dan mana yang tidak perlu. Mengambil pelajaran yang baik dari suatu umat dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik.
§  Siswa mampu berpikir secara kronologis
§  Pelajaran Al-Qur’an hadist merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakininya dan merupakan sumber syariah yang besar,
§  Studi Al-Qur’an hadist dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotism dan mendorong untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya.
§  Pembelajaran Al-Qur’an hadist akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk berahlakul karimah.
b.    Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
§  lemahnya sumber daya guru Al-Qur’an hadist dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Al-Qur’an hadist. Padahal guru Al-Qur’an hadist merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Al-Qur’an hadist harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif dan efisien. Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Al-Qur’an hadist menghadapi beberapa kendala, antara lain; waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi Al-Qur’an hadist, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi oleh tujuan pada aspek kognitif bukan afektif apalagi sampai pada tingkat psikomotorik.
§  Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-­nilai Al-Qur’an hadist  dalam kehidupan sehari-hari.
§  Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain.
§  Identifikasi pelajaran Al-Qur’an hadist belum mendapat perhatian dari siswa.
c.     Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. .    Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
§  Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan  toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
§  Peserta didik mengetahui apa pentingnya sikap toleransi dan etika pergaulan.
§  Peserta didik mampu mengambil manfaat dari sikap toleransi dan etika pergaulan
d.   Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
§  Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran Al-Qur’an hadist
§  Guru yang kurang profesional dalam mengajar Al-Qur’an hadist
§  Materi-materi yang terlalu banyak
§  Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode-metode pelajaran saat menyampaikan materi Al-Qur’an hadist

3.      Problematika Materi Al-Qur’an Hadist “Toleransi dan Etika Pergaulan”
Perlu diketahui bersama bahwa pembelajaran Al-Qur’an hadist di kelas XI MA pada materi ini memang tidak begitu sempurna, pembelajarnnya dapat ditemui kendala dan berbagai masalah. Antara harapan dan kenyataan memang kurang ideal karena kebanyakan para pendidik menggunakan metode ceramah dan hafalan yang berakibat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik hanya terbatas. Masalah mengenai kurangnya waktu, materi yang hanya pada tingkat kognitif, dan kurangnya dukungan dari pihak lain setidaknya dapat diatasi oleh pendidik itu sendiri.
Berdasarkan realita yang ada biasanya metode yang dipergunakan oleh guru masih monoton, sejarah hanya disampaikan dengan ceramah, padahal materi ini perlu menggunakan beberpa metode pembelajaran karena materi ini sangat berat jika hanya dngan penggunaan metode ceramah dan siswa masih belum paham. Oleh karena itu perlu adanya metode dan media yang bervariasi, misalnya field study, study lapangan langsung, pemakaian peta, VCD dan sebagainya.( Biggs, Jhon B.Tt :2001:47).
Penjelasan guru atau nara sumber kurang memperhatikan aspek-aspek lain, misalnya faktor sosiologis, faktor antropologis, ekonomis, geografis dan sebagainya. Dalam menjelaskan satu materi dapat diterangkan dengan beberapa sudut pandang yang berbeda, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih komprehensif. Dari uraian ini, sangat jelas bahwa seorang guru Al-Qur’an hadist harus memperhatikan metode dan taktik dalam pembelajaran, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa metode pengajaran adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa ( peserta didik) mencapai tujuan pengajaran (TIK) secara lebih efektif dan efisien.
4.      Solusi dalam mengatasi Problem materi  “Masa Kelemahan dan Runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus”
Melihat realitas materi Al-Qur’an hadist kelas XI MA pada bab IV yaitu tentang Toleransi dan Etika pergaulan yang mempunyai kendala dalam proses pembelajarannya maka perlu dianalisis mencari solusi agar kendala-kendala tersebut dapat diatasi sehingga dapat melancarkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dan harapan dari materi tersebut dapat tercapai.
Mengenai waktu yang disediadakan memang kurang dengan jumlah materi yang banyak dan padat, dalam hal ini solusi yang ditawarkan adalah dengan menambahkan waktu jam pelajaran misalnya dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berisi tentang sejarah kebudayaan Islam. Selain itu dapat pula dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk meningkatkan kuatitas pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an hadist. Dengan teknologi ini dimungkinkan memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik tentang berbagai aspek materi Al-Qur’an hadist. Oleh karena itu guru dapat memanfaatkan TV, film, VCD/DVD/VCR, bahkan internet untuk menjadi media dan sumber belajaran mata pelajaran Al-Qur’an hadist. Dengan pemnafaatan TIK juga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembetajaran hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: dari mudah ke sulit; dari sederhana ke komplek; dan dari konkret ke abstrak.
Pada umumnya pendidik yang mengajar dengan hafalan dapat merubah gaya mengajarnya, solusi yang dapat diperlukan untuk mengajar Al-Qur’an hadist adalah dengan pendekatan Humanistik yaitu memanusiakan manusia yang berarti pencipataan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Melalui pendekatan tersebut peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk mampu memecahkan masalah dalam presprektif ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pembelajaran Al-Qur’an hadist yang dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan, dan menagmbil ibrah.
Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain. Maka solusinya adalah dengan  adanya keterpaduan pola pembinaan mata pelajaran Al-Qur’an hadist dikembangkan dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, Madrasah, dan masyarakat. Untuk itu guru perlu mendorong dan memantau kegiatan Mata pelajaran Al-Qur’an hadist yang dialami oleh peserta didiknya di dua lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud keselarasan dan kesesuaian sikap serta  prilaku dalam pembinaannya. Dalam mengajar pelajaran Al-Qur’an hadist pendidik harus dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Sebaiknya pendidik melakukan langkah-langkah sebagai berikut, Pendidik hendaknya bertindak sebagai role model, suri tuladan bagi kehidupan sosial akademis siswa didalam dan diluar kelas, Pendidik harus menunjukan sikap kasih sayang pada siswa, antusias dan ikhlas mendengar dan menjjawab pertanyaan, Pendidik hendaknya memperlakukan peserta didik sebagai subjek dan mitra belajar, bukan objek, Pendidik hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang lebih mengutamakan kreativitas serta interaktif dan komunikatif dengan peserta didik.



Tidak ada komentar: