MAKALAH
“TELAAH PAI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
(SKI) KELAS XI MADRASAH ALIYAH”
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Individu Mata Kuliah Telaah PAI III
Dosen Pengampu : Drs. ABDURROZAQ ASSOWY.
DI SUSUN OLEH :
NAMA :MANSUR
TOYYIBI
NIM :141310003125
UNIVERSITAS
NAHDLOTUL ULAMA
FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN
JL. TAMAN SISWA
(PEKENG) TAHUNAN JEPARA 59427
TAHUN AJARAN 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah,
atas rahmat dan inayah-Nya makalah ini dapat terwujud dengan segala kelebihan dan kekurangannya, guna memenuhi tugas individu mata kuliah
“Telaah PAI III”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW semoga kita semua termasuk
umatnya yang kelak mendapatkan syafa’atnya kelak dihari qiamat. Āmīn....
Saya sebagai
penyusun mengalami berbagai rintangan dalam mengerjakan makalah ini, banyak
hambatan yang juga mengiringi dalam pembuatan makalah ini. Dan tidak lupa, saya
juga mencantumkan sumber-sumber yang relevan dari materi makalah yang saya buat,
agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Saya sebagai
penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan.
Namun, tentunya saya menyadari
bahwa saya hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan dan kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Oleh
karena itu, saya sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi sempurnanya makalah ini diwaktu mendatang. Semoga Allah SWT memberkahi
makalah ini, sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Āmīn...
Jepara, 30 Mei 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I ( PENDAHULUAN )
A.
Latar
Belakang...........................................................................................
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................
C.
Tujuan
Penulisan.........................................................................................
BAB II ( PEMBAHASAN)
A.
Deskripsi
Kurikulum...................................................................................
B.
Identitas
Materi..........................................................................................
C.
Materi
pembelajaran...................................................................................
BAB III (ANALISIS MATERI)
A.
Analisis
Silabus Mata Pelajaran SKI..........................................................
B.
Analisis
Komprehensip...............................................................................
C.
Analisis
SWOT...........................................................................................
D.
Problematika
Pembelajaran.........................................................................
E.
Solusi
Problematika....................................................................................
BAB IV (PENUTUP)
A.
Kesimpulan.................................................................................................
B.
Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab yang mulia, sebagai rahmat untuk alam
semesta dan sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur’an telah
terhimpun dasar-dasar kebaikan dan petunjuk untuk membangun kehidupan dan
meletakkan landasan ketentraman di muka bumi. Oleh karena itulah membaca
Al-Qur’an suatu amalan yang mulia dan mengamalkan isinya suatu kewajiban bagi
setiap muslim. Bacalah Al-Qur’an dan pahamilah kandungannya, karena ia adalah
petunjuk dalam kehidupan untuk menuju kepada-Nya, dan sumber keimananmu.
Mata pelajaran
Al- Qur’an hadis adalah mata pelajaran yang perenting bagi siswa. Hal-hal yang
terutama dibahas didalamnya yaitu tentang nilai- nilai ajaran agama islam yang
sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis. Dalam proses
belajar mengajar, seorang guru agama islam harus menguasai baik dalam materi
maupun penyampaian materi Al-Qur’an hadis, metode mengajar, pembagian isi dan
juga tipe pelajaran materi Al-Qur’an hadis di MA harus sistematis bagi siswa
kelas X1, agar siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran yang telah diberikan
oleh seorang guru.
Pelajaran Al-Qur’an Hadits yang diterapkan di MA sangatlah penting
, mengingat siswa MA perlu mendapatkan bimbingan dan pengajaran yang sesuai
dengan nilai- nilai Al-Qur’an dan hadis serta pembelajaan Al-Qur’an hadis pada
tingkat MA juga agar siswa memiliki kemampuan membaca dan menulis Al-qur’an dan
hadits dengan benar serta pengenalan arti atau makna dari surat tersebut dan
hadits-hadits tentang nilai- nilai islami untuk diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari melalui kebiasaan dan keteladanan.
Pembelajaran
Al-Qur’an hadis di MA bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat
Mengetahui dan memahami nilai- nilai ajaran agama Islam dalam mengatur
ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan
manusia dengan sesama. Serta Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan nilai-
nilai ajaran agama Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada
kepada Allah dan ibadah sosial.
A.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
deskripsi tentang kurikulum?
2.
Seperti
apa materi pelajaran AL-Qur’an Hadist di Kelas XI Madrasah Aliyah?
3.
Bagaimana
analisis silabus pelajarn AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI?
4.
Apa
probelmatika silabus AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI?
5.
Bagaimana
alternatif penyelesaian masalah pelajaran AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah
kelas XI?
B.
Tujuan Penulisann
1.
Dapat
mengetahui deskripsi tentang kurikulum.
2.
Mengetahui materi pelajaran AL-Qur’an Hadist di Kelas XI
Madrasah Aliyah.
3.
Dapat menganalisis silabus pelajarn AL-Qur’an
Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI.
4.
mengetahui
probelmatika silabus AL-Qur’an Hadist di Madrasah Aliyah kelas XI.
5.
dapat
menemukan alternatif penyelesaian masalah pelajaran AL-Qur’an Hadist di
Madrasah Aliyah kelas XI.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
DISKRIPSI KURIKULUM
Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menentukan suatu sistem
pendidikan, karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan
dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan
semua tingkat pendidikan. Adapun tujuan dari kurikulum yaitu tujuan nasional,
tujuan institusional dan tujuan kurikuler. Dari setiap mata pelajaran tentu
memiliki karakteristik dan tujuan tersendiri. Tujuan mata pelajaran merupakan
penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Berdasarkan penjelasan tujuan kurikulum diatas, dapat disimpulkan bahwa
kurikulum merupakan komponen dari pendidikan yang memegang peranan yang begitu penting,
termasuk bagi pelaksanaan dan penyelenggaran mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Kurikulum Sejarah Kebudayaan
Islam merupakan salah satu bagian integral dari Pendidikan Agama Islam.
kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam memiliki peran yang sangat mendukung dalam
pencapaian tujuan dari kurikulum Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dalam
merencanakan dan menyusun kurikulum, guru diharapkan agar cermat dan teliti.
Karena, sebuah kurikulum itu memiliki sejumlah komponen yang saling terkait
erat satu sama lain. Dan secara teoritis, penyusunan kurikulum harus
berdasarkan asas dan orientasi tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami menganggap
bahwa penulisan mengenai Telaah Kurikulum Al-Qur’an Hadist ini sangat penting dibahas,
karena mengingat peranan dan fungsinya yang cukup penting dalam pencapaian
tujuan Pendidikan Agama Islam.
Al-Qur’an Hadist ialah salah satu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Aliyah, Al-Qur’an hadist ini merupakan memahami
nilai- nilai ajaran agama Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara
menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama.
Serta Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan nilai- nilai ajaran agama Islam
dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada kepada Allah dan ibadah
sosial.
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadist Pendidikan Agama Islam (PAI)
di Madrasah Aliyah memiliki karakteristik tersendiri, aspek Al-Qur’an hadist menekankan
pada kemampuan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist serta memahami kandungan
isi dari ayat-ayat tersebut.
Pada bab ini yaitu tentang Toleransi dan etika
pergaulan akan saya bahas lebih rinci serta dengan disertakan analisis mengenai
pembelajaran yang dilakukan karena dalam praktiknya perlu pula penambahan-penambahan
yang harus dilakukan dalam penerapan metode, media maupun keterangan lain yang
dapat membantu memenuhi standar kompetensi yang ada yang sesuai dengan
kurikulum.
1.
Identitas
Materi
Karakteristik Mata Pelajaran
Al-Qur’an Hadist di MA merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah
tentang dali-dalil dan ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan Hadist, isi kandungan,
kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an, nilai- nilai ajaran agama Islam
dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan
Allah dan hubungan manusia dengan sesama. Serta Melaksanakan dan mengamalkan
ketentuan nilai- nilai ajaran agama Islam dengan benar dalam melaksanakan
ibadah kepada kepada Allah dan ibadah sosial. Dan
dalam materi ini yang saya bahas adalah pada bab IV Toleransi dan Etika
Pergaulan yang didalamnya dibahas dalam sub-sub yaitu pengertian toleransi dan
etika pergaulan, bentuk contoh sikap toleransi, ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist
tentang toleransi dan etika pergaulan, isi kandungan dari ayat Al-Qur’an dan
Hadist tersebut.
2. Tujuan dan
Orientasi
Pada
Materi Toleransi dan Etika Pergaulan ini bertujuan untuk:
§ Membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma
Islam yang telah ada dalam Al-Qur’an dan Hadist.
§ Membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya memahami nilai- nilai ajaran agama
Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia
dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama. Serta Melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan nilai- nilai ajaran agama Islam dengan benar dalam
melaksanakan ibadah kepada kepada Allah dan ibadah sosial.
§ Melatih daya kritis peserta didik
untuk memahami nilai-nilai ajaran islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
§ Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan
peserta didik terhadap Ahlakul karimah peserta didik dalam kaitannya
bertoleransi dan ber etika dalam pergaulan sehari-hari.
§ Mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam mengambil ibrah dari pembelajaran Al-Qur’an Hadist
dimana bisa diterapkan dalam kehidupan peserta didik.
Setelah mengamati, menanya,
mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan
dapat memahami Sikap
Toleransi dan Etika Pergaulan.
3.
Materi Pembelajaran
a.
Materi Pokok
i.
Materi Fakta
§ Berikan arahan kepada peserta didik untuk mengamati gambar yang disediakan
pada rubrik A. Mari Mengamati.
§ Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya
pada kotak yang telah disediakan pada rubrik B. Mari Bertanya!
ii.
Materi Konsep
§ Jelaskan peta konsep secara singkat dan jelas kepada peserta
didik.
§ Ajaklah peserta didik untuk membaca materi inti pada rubrik C.
Mari Tambah Wawasan Kamu! tentang Perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW.
periode Mekkah.
iii.
Materi Inti
§ Dalam bertoleransi dan beretika dalam pergaulan Allah SWT
menegaskan bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara seperti
hubungan persaudaraan antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut
unsur keimanan yang sama dan kekal. Allah SWT memperingatkan kaum mukmin supaya
jangan saling mengolokkan karena boleh jadi kaum yang diperolokkan pada sisi
Allah jauh lebih mulia dan terhormat.
MATERI
IV
TOLERANSI DAN ETIKA PERGAULAN
A.
Kompetensi Inti
1.
Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,
menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi Dasar
1.
Menghayati
nilai-nilai toleransi yang benar baik intern umat beragama maupun antar umat
beragama.
2.
Memahami
sikap toleransi dan menjunjung tinggi etika pergaulan sebagai implementasi dari
pemahaman surah al-Kafirun: 1-6, surah Yunus: 40-41, surah al-Kahfi: 29, surah
al-Hujurat 10-13 dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas.
3.
Memahami
ayat-ayat al-Qur’an dan hadits tentang toleransi dan etika pergaulan pada surah
al-Kafirun: 1-6, surah Yunus: 40-41, surah al-Kahfi: 29, surah al-Hujurat 10-13
dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas.
4.
Mempresentasikan
isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits tentang toleransi dan etika
pergaulan pada surah al-Kafirun: 1-6, surah Yunus: 40-41, surah al-Kahfi: 29,
surah al-Hujurat 10-13 dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas.
B.
Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Setelah melakukan pengamatan, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi
dan mengkomunikasi diharapkan:
1.
Peserta
didik dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkait dengan toleransi dan etika
pergaulan.
2.
Peserta
didik dapat menunjukkan perilaku yang terkait dengan toleransi dan etika
pergaulan.
3.
Peserta
didik dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang toleransi dan etika pergaulan.
4.
Peserta
didik dapat menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an tentang toleransi dan etika
pergaulan.
C.
Materi Pokok Pembelajaran
1.
Surah
al-kafirun: 1-6.
Ada beberapa
poin yang menjelaskan tentang kandungan surah al-Kafirun ayat 1-6 diantaranya
adalah:
a)
Penegasan
bahwa Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammmad dan kaum muslimin tidaklah sama
dengan Tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir (musyrik), begitu juga dalam
cara peribadahannya.
b)
Mengisyaratkan
tentang gagalnya semua usaha dan harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka
agar Nabi Muhammad meninggalkan dakwahnya.
c)
Penolakan
Nabi Muhammad dan umat Islam terhadap kaum kafir untuk mencampuradukkan
keimanan dan peribadahan yang diajarkan agama islam dengan agama kaum kafir.
d)
Anjuran
untuk saling bertoleransi dan menghormati dalam memeluk suatu keyakinan atau
akidah.
2.
Surah
Yunus: 40-41.
Kandungan surat Yunus (10) ayat
40-41 antara lain:
a)
Ada
golongan umat manusia yang beriman terhadap al-Qur’an dan ada yang tidak
beriman kepada al-Qur’an.
b)
Allah
SWT mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang beriman yang bertaqwa kepada
Allah SWT dan orang-orang yang tidak beriman yang berbuat durhaka kepada Allah
SWT.
c)
Orang-orang
yang beriman kepada Allah SWT (umat Islam) harus yakin bahwa Rasul Allah
SWTyang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW dan al-Qur’an adalah kitab suci yang
harus dijadikan pedoman hidup umat manusia sampai akhir zaman.
3.
Surah
al-Kahfi: 29.
Kandungan surah al-Kahfi (18) ayat
29 antara lain:
a)
Kebenaran
itu datangnya dari Allah SWT, sedangkan yang salah datangnya dari selain Allah.
b)
Manusia
baik segala individu maupun kelompok, memiliki kebebasan penuh untuk menentukan
pilihan terhadap agama yang dianutnya.
c)
Manusia
yang memilih agama salah yakni yang tidak berasal dari Allah dan mengandung
unsur menyekutukan Allah dianggap zalim dan balasan bagi orang yang zalim adalah
neraka.
4.
Surah
al-Hujurat: 10-13.
Isi kandungan surah al-Hujurat ayat
10-13 adalah sebagai berikut:
a)
Allah
SWT menegaskan bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara seperti
hubungan persaudaraan antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut
unsur keimanan yang sama dan kekal.
b)
Allah
SWT memperingatkan kaum mukmin supaya jangan saling mengolokkan karena boleh
jadi kaum yang diperolokkan pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat.
c)
Dilarang
pula memanggil dengan gelar yang buruk.
d)
Allah
SWT memberi peringatan kepada orang-orang yang beriman, supaya mereka
menjauhkan diri dari su’udzan/ prasangka buruk terhadap orang-orang beriman.
e)
Allah
menjelaskan bahwa manusia diciptakan-Nya bermacam-macam bangsa dan suku supaya
saling mengenal dan saling menolong dalam kehidupan bermasyarakat.
5.
Hadits
tentang toleransi dan etika pergaulan.
Hadits riwayat Ahmad berisi tentang:
a)
Orang
yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua.
b)
Orang
yang lebih tua harus menghargai orang yang lebih muda.
D.
Strategi Pembelajaran
a. Strategi : Contectual Teaching
Learning (CTL)
b. Model : Kooperatif
c. Pendekatan : Analisis dan pendekatan proses
d. Metode : ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan problem solving.
Keterangan:
a.
Strategi
Contectual Teaching Learning (CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka.
b.
Model
Kooperatif
Model pembelajaran Kooperatif dapat diartikan
belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dan
memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok untuk mencapai tujuan atau tugas
yang telah ditentukan sebelumnya.
c.
Pendekatan
Analisis dan pendekatan proses
Definisi dari pendekatan adalah proses,
perbuatan atau cara untuk mendekati. Sedangkan pendekatan Analisis (Analytical
Approach) merupakan pendekatan yang
didasarkan pada seperangkat ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi.
Pendekatan Proses merupakan pendekatan
pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses.
d.
Metode
Metode Ceramah
Metode ceramah
adalah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu denagan jalan penuturan
secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Peran siswa disini sebagai penerima pesan, mendengar
memperhatikan, dan mencatat dari keterangan guru. Dalam hal penyampaian materi
ini seorang guru juga menyampaikannya kadang-kadang dengan penjelasan sambil
bercerita dan begitu juga sebaliknya.
Kelebihan : Guru mudah menguasai kelas, mudah dilaksanakan, dapat diikuti anak
didik dalam jumlah besar, guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah
besar. Kekurangan
: Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), anak
didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang
lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya, bila terlalu lama
membosankan, sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik, menyebabkan
anak didik pasif.
Metode Tanya
Jawab
Metode tanya
jawab yaitu suatu cara mengajar dimana seorang guru mengaajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan
atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir
diantara peserta didik. Metode tanya jawab dapat membantu kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada metode ceramah ini disebabkan guru dapat memperoleh gambaran
sejauh mana murit dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah di
ceramahkan.
Kelebihan : Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja, memberikan kesempatan kepada anak untuk
bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa,
guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala
sesuatu yang diterangkan. Kekurangan : Dengan tanya-jawab kadang-kadang
pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan,
siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang
dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat
persoalan baru, membutuhkan waktu lebih banyak.
Metode Diskusi
Metode
pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang siswa atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Dalam hal
ini siswa secara berkelompok dengan
saling bertukar pendapat, bermusyawarah untuk membahas permasalahan pada materi
yang ada supaya didapatkan kesepakatan jawaban yang tepat diantara kelompok
mereka masing-masing, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan dan
kelompok yang lainnya menanggapi sehingga menghasilkan hasil jawaban
kesepakatan bersama.
Kelebihan : Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja), menyadarkan anak didik
bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif
sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik, membiasakan anak didik
untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya
sendiri dan membiasakan bersikap toleran. Kekurangan : Tidak dapat
dipakai pada kelompok yang besar, peserta diskusi mendapat informasi yang
terbatas, dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara, biasanya orang
menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Metode Problem Solving
Kelebihan : Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan
bertindak kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis,
mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil
pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat, dapat membuat pendidikan sekolah lebih
relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. Kekurangan : Beberapa
pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat
laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat
menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut, memerlukan alokasi waktu yang lebih
panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Metode Demonstrasi
Kelebihan : Membantu
anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda, Memudahkan
berbagai jenis penjelasan, Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah
dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek
sebenarnya, Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan. Kekurangan : Tidak semua benda dapat didemonstrasikan, Sukar
dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan
E.
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Kegiatan
Awal
Ø Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan
mengucapkan basmallah dan kemudian
berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
Ø Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
Ø Guru menjelaskan pembelajaran.
Ø Tanya jawab tentang materi pelajaran.
2.
Kegiatan
Inti
Ø Tahap eksplorasi
Tanya jawab
tentang materi toleransi dan etika pergaulan.
Ø Tahap elaborasi
Kelompok dibagi
menjadi tiga bagian, dan masing-masing mendiskusikan tentang toleransi dan
etika pergaulan.
Ø Tahap konfirmasi
Mengambil
kesimpulan setelah berdiskusi.
3.
Kegiatan
Akhir (Penutup)
Ø Guru meminta agar para siswa maju kedepan dan membacakan secara
bergiliran tentang hasil diskusi mereka dengan kelompoknya.
Ø Guru menyimpulkan dan melengkapi dari apa yang telah disampaikan
para siswa.
Ø Guru memberikan tugas individu.
Ø Guru menutup dan mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdallah.
Ø Guru mengucapkan salam sebelum kelur dari kelas.
F.
Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setengah jam, 15 menit
untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
G.
Refrensi
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang
berkaitan.
H.
Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah lcd proyektor dan papan tulis.
I.
Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi
hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a.
Pertanyaan
lisan dikelas tentang materi Masa kelemahan dan runtuhnya Bani Umayyah di
Damaskus.
b.
Ulangan
Harian, ujian ini dilaksanakan setelah materi pokok disampaikan.
c.
Tugas
Kelompok, dalam tugas ini peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan
pengamatan tentang judul tugas yang diberikan oleh guru.
d.
Ulangan
Tengah Semester.
e.
Ulangan
Semester, dalam ulangan ini dilakukan pada akhir semester dengan bentuk soal
ujian pilihan ganda semua atau campuran dan ada yang berupa essay semua.
BAB III
ANALISIS MATERI
1.
Analisis Silabus Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Tabel Kesesuaian Materi SKI Madrasah Aliyah Kelas XI
dengan Prinsip-Prinsip Pengembangan
No
|
Prinsip Pengembangan
|
Hasil Analisis
|
||
Terpenuhi
|
Cukup
|
Kurang
|
||
1
|
Ilmiah
|
√
|
||
2
|
Relevan
|
√
|
||
3
|
Sistematis
|
√
|
||
4
|
Konsisten
|
√
|
||
5
|
Memadai
|
√
|
||
6
|
Aktual dan kontekstual
|
√
|
||
7
|
Fleksibel
|
√
|
||
8
|
Menyeluruh
|
√
|
||
9
|
Efektif
|
√
|
||
10
|
Efisien
|
√
|
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan
bahwa, kesesuaian silabus yang dirumuskan dengan prinsip-prinsip pengembangan
yang seharusnya menjadi rujukan dalam perbaikan materi Al-Qur’an hadist pada bab IV tentang
Toleransi dan Etika Pergauan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pertama, dari aspek
prinsip pengembangan ilmiah dirasa cukup namun kurang memenuhi
standar kompetensi yang ada. Hal tersebut menunjukkan
materi dan kegiatan yang termuat dalam komponen silabus cukup dapat
dipertanggung
jawabkan secara keilmuan. Pengembangan indikator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar telah mengacu pada
pencapaian kompetensi dasar dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas XI MA dan sumber
daya yang ada dan berpedoman pada standar isi yang ditetapkan oleh PEMENAG No 2
tahun 2008.
b. Kedua, dari aspek
relevansi materi indikator dan teknik penilaian pembelajaran sudah terpenuhi dan menunjukkan
adanya keterkaitan terhadap kompetensi dasar.dalam materi sudah terdapat materi yang sudah termuat
relevansinya seperti bentuk dancontoh sikap toleransi dan
etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Ketiga, dari aspek
sistematis masih
berada di peringkat cukup dikarenakan adanya komponen-komponen yang belum
terpenuhi dalam silabus dan belum terlihat adanya hubungan fungsional
antar komponen-komponen silabus dalam mencapai kompetensi.
d. Keempat, dari aspek
konsisten di dalam komponen-komponen silabus tersebut telah ada hubungan yang tetap (konsisten) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar
dan sistem penilaian.
Maka semua komponen pada silabus telah memenuhi aspek konsisten.
e. Kelima, dari aspek
memadai cakupan indikator, materi pokok pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian sudah cukup untuk dapat menunjang
pencapaian kompetensi dasar
yang baik.
f. Keenam, dari aspek aktual dan kontekstual
cakupan indikator dan sistem penilaian kurang memerhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupn nyata dengan peristiwa yang
terjadi. Realita yang ada dalam pendidikan
islam kebanyakan para pengajar/pendidik seringkali mengabaikan aspek ini.
Banyak kejadian yang terjadi dalam lembaga pendidikan, guru tidak pernah
menggunakan teknologi atau media dalam pembelajaran Al-Qur’an hadist dan jarang
mengikuti perkembangan keilmuan yang ada.
g. Ketujuh, dari aspek
fleksibel komponen silabus indikator dan penilaian cukup dapat
mengakomodasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di
sekolah dan masyarakat.
h. Kedelapan, dari aspek
menyeluruh silabus belum menunjukkan keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, dan psikomotori) seperti dalam taksonomi Bloom. Pada gambaran silabus
tersebut tujuan kognitif lebih banyak ditonjolkan, sedangkan tujuan afektif
(yang terdiri dari penerimaan, respons, menghargai, mengorganisasi, dan pola
hidup) dan tujuan psikomotorik (yang terdiri dari meniru, menggunakan,
ketepatan, merangkaikan dan naturalisasi) belum terpenuhi. Dalam pelajaran Al-Qur’an hadist
kelas XI MA cakupan kompetensi yang meliputi ranah kognitif, afektif,
psikomotorik masih sangat minim.
i.
Kesembilan, dari aspek
efektif komponen-komponen silabus kurang menggambarkan keterlaksanaan
silabus tersebut dalam proses pembelajaran. Namun untuk komponen penilaian tes
yang dikembangkan belum menunjukkan efektifitas guru dalam mengumpulkan
informasi tentang tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang diajarnya atau
efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Artinya skala yang digunakan
oleh guru dalam menilai hasil belajarnya hanya berdasarkan tujuan kognitif
saja, sementara itu penilaian tentang tujuan afektif dan psikomotorik belum
dimunculkan.
Seharusnya pada aspek ini seorang pengajar bisa menjadikan pelajaran Al-Qur’an
hadist menjadi lebih efektif dan tidak berbelit-belit.
j.
Kesepuluh, dari aspek
efisien daya dan waktu dapat diperkecil, namun belum tentu dapat mencapai hasil
atau standar kompetensi yang ditetapkan karena silabus tersebut belum
menggambarkan bagaimana tujuan afektif dan psikomotorik yang dapat dinilai oleh
guru.
2.
Analisis Komprehensip
Materi Al-Qur’an hadist kelas XI MA yang telah tersusun dalam KI
dan KD berupaya untuk mengetahui sudah sampai mana taraf pemahaman siswa
terhadap materi-materi yang telah diajarkan serta bagaimana pengembangan metode
yang tepat yang diberikan oleh guru dalam mencapai KI dan KD yang telah ditentukan.
a.
Analisis Spesifikasi
Dalam materi
orientasi pembelajaran yang diharapkan yaitu siswa dapat menerapkan perilaku
tolong menolong antar sesama manusia, serta memiliki etika pergaulan yang baik.
Guru harus mengajarkan para siswanya untuk berbudi pekerti yang baik dengan
mengembangkan sikap toleransi dan etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari
agar dalam diri siswa tercermin perilaku terpuji dan berahlakul karimah.
b.
Analisis relefansi
Materi tersebut
menurut saya sudah memadai apabila diajarkan kepada siswa. Karena dalam
penjelasan ayat-ayat dan hadist tersebut diatas mampu menjunjung nilai budi
pekerti siswa. Dalam hal ini guru harus mengajarkan para siswanya untuk berbudi
pekerti yang baik. Hubungan manusia dengan manusia sangat perlu dilakukan, maka
dari itu salah satu cara untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antar sesama
manusia yaitu dengan cara toleransi.
c.
Analisis Efesien dan Efektifitas
Saya
menggunakan buku pembelajaran bahan ajar siswa prasasti Qur’an hadist dan saya
rasa sudah sesuai dan tidak terlalu bertele-tele dalam pembahasnnya serta
langsung pada pokok materinya jadi dalam ke efesienan menurut saya sudah
efesien. Namun, dalam efektifitas materi ini belem sepenuhnya efektif mengingat
waktu yang diberikan itu terbatas sehingga penjelasan yang disampaikan terkesan
tanggung dan kurang memadai.
Disini
saya mengambil materi dalam buku panduan kurikulum 2013 pada bab IV yaitu
mengenai Toleransi dan Etika Pergaulan. Yang saya rinci sebagai berikut :
a.
Makna nilai-nilai Toleransi dan Etika pergaulan
§ Dalam SK KD yang pertama bahasnnya sudah sesuai dengan materi ini karena
didalamnya sudah membahas keterangan mengenai nilai-nilai toleransi dalam
materi tersebut.
§ SK KD yang kedua menurut saya dalam metode yang di gunakan atau
media perlu di tambah metode yang tepat yang lebih sesuai untuk memperjelas
materi ini. Karena dalam realitanya siswa cenderung lebih bosan jika
menggunakan metode yang itu-itu saja, maka disini saya tawarkan yaitu dengan
menggunakan beberapa metode dalam pembelajaran diantarnya, metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan problem solving dalam pembelajaran materi
ini. Karena apa, metode tersebut saya rasa sudah efektif apabila diterapkan.
b.
Contoh sikap toleransi dan etika pergaulan
§ Untuk SK KD disini sudah sesuai jika dijadikan acuan materi yang
diajarkan. Namun dalam hal ini tergantung pada metode yang dibuat dan
penyampaian guru dalam pembelajarannya.
c.
Aya-ayat Al-Qur’an dan Hadist beserta isi kandungan tentang
Toleransi dan etika pergaulan
§ SK KD sudah sesuai, materi tersebut menurut saya sudah memadai
apabila diajarkan kepada siswa. Karena dalam penjelasan ayat-ayat dan hadist
tersebut diatas mampu menjunjung nilai budi pekerti siswa. Dalam hal ini guru
harus mengajarkan para siswanya untuk berbudi pekerti yang baik sebagaimana
telah dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Disini saya akan lebih mendalam untuk menganalisis materi pada bab
IV yaitu tentang masa kelemahan dan runtuhnya bani umayyah di damaskus. Pada Mata
Pelajaran Al-Qur’an hadis pada kelas XI
Madrasah Aliyah (MA) beserta
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)nya. Maka disini saya mencoba menganalisis
dari segi alokasi waktu, materi/isi dan
kesesuaian dengan SK dan KD, kesesuaian materi dengan aspek psikologis, metode
pembelajaran, evaluasi.
A.
Alokasi Waktu
Kalau melihat dari materi yang begitu luas,
maka alokasi waktu yang tersedia masih kurang dan mengingat bahwa di kelas XI
ini materi Mata pelajaran Al-Qur’an hadist ini hanya di ajarkan 4 bab saja
(semester I diajarkan 2 bab dan pada semester II diajarkan hanya II bab),
padahal didalam materi ini dijelaskan ada 8 bab dalam daftar isinya, jadi
memungkinkan saja untuk penambahan alokasi waktu lagi 2
kali pertemuan (4 x 45 menit) , berarti alokasi yang ideal adalah 8 x 45 menit
(4 kali pertemuan) agar materi lebih dapat disampaikan secara mendalam. Dan
Alokasi waktu pada materi toleransi dan etika pergaualan yaitu pada bab IV
seharusnya waktu diberikan haruslah banyak mengingat materi ini perlu
penjelasan yang lebih rinci dan penggunaan metode-metode yang tepat agar dapat
membantu pemahaman siswa karena materi ini menyangkut pada ahlakul karimah
siswa, sehingga waktunya harus efektif dan efesien.
B.
Materi/ Isi dan
Kesesuaian dengan SK dan KD
Secara umum materi “toleransi dan etika
pergaulan” yang diajarkan cakupan materinya sudah cukup, namun perlu strategi
bagi guru untuk membuat bahan ajar ini menjadi lebih mudah dimengerti, misalnya
dengan membuat semacam Modul (ringkasan). Walaupun cakupan materi ini
sudah cukup. Pada bab ini saya
menggunakan buku pembelajaran bahan ajar siswa prasasti Qur’an hadist dan saya
rasa sudah sesuai dan tidak terlalu bertele-tele dalam pembahasnnya serta
langsung pada pokok materinya.
C.
Kesesuaian Materi dengan Aspek Psikologis Siswa
Berdasakan
materi yang ada dimana cakupan materinya begitu luas. Pada dasarnya materi
tersebut tidak bertentangan dengan perkembangan psikologis siswa karena pada
usia ini siswa disebut usia remaja , yang mana pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan, dimana seseorang mampu berpikir abstrak, mulai berpikir kritis,
logis, munculnya kemampuan menalar dan wawasan berfikirnya semakin meluas.
Berdasarkan materi ini yaitu berkaitan dengan Ahlak siswa maka aspek psikologi
sangat berperan penting dalam mengatur tingkah laku siswa agar memiliki etika
yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai islam.
D.
Evaluasi/
Penilaian Hasil Belajar
Evaluasi dapat
dilakukan melalui tes lisan dan tertulis
dengan bentuk soal pilihan ganda, isian singkat, dan essay. Dengan catatan
soal-soal tersebut yang diberikan harus mengacu kepada indikator yang ada.
Evaluasi juga dapat berbentuk penilaian portofolio, misalnya siswa diminta
membuat laporan hasil diskusi kelompoknya yang telah dilakukan bersama. Disini
jelas terlihat bahwa penilaian tersebut dari aspek kognitifnya saja, tidak
terlihat penilaian dari segi aspek efektif dan psikomotornya.
Penilaian
melalui tes tertulis sesuai saja dengan indikator yang ada dalam materi ini
terutama dalam bentuk essay. Karena dalam indikator-indiator materi tersebut
diatas berubah dan dibatasi, maka secara otomatis pula inti pokok
instrumen-instrumennya juga harus menyesuaikan dengan apa yang terdapat dalam
indikator yang telah berubah.
2.
Analisis SWOT
a.
Strenghts
(kekuatan / kelebihan)
§ Untuk
mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai Al-Qur’an hadist dari kejadian tersebut dalam pelajaran Al-Qur’an hadist.
§ Untuk membentuk
watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan mempelajari Al-Qur’an hadist generasi muda
akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh
atau generasi terdahulu.
§ Agar siswa
dapat memilah dan memilih mana aspek Al-Qur’an hadist yang perlu dikembangkan dan mana yang tidak
perlu. Mengambil pelajaran yang baik dari suatu umat dan meninggalkan hal-hal
yang tidak baik.
§ Siswa mampu
berpikir secara kronologis
§ Pelajaran Al-Qur’an hadist merupakan
contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakininya dan merupakan sumber
syariah yang besar,
§ Studi Al-Qur’an hadist dapat
mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotism dan mendorong
untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya.
§ Pembelajaran Al-Qur’an hadist akan
memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia
yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka
untuk berahlakul karimah.
b.
Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar
dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu
kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan
tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak
dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
§ lemahnya sumber daya guru Al-Qur’an hadist dalam pengembangan pendekatan,
metode yang lebih variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk
mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana
pelatihan dan pengembangan bagi guru Al-Qur’an hadist.
Padahal guru Al-Qur’an
hadist merupakan tenaga kependidikan dan
salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mempunyai
kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk
itu, guru Al-Qur’an
hadist harus senantiasa meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran
secar efektif dan efisien.
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan
Al-Qur’an hadist menghadapi beberapa kendala, antara lain; waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut
pemantapan pengetahuan hingga terbentuk
watak dan keperibadian yang berbeda
jauh dengan tuntutan terhadap mata
pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi Al-Qur’an hadist, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi oleh tujuan
pada aspek kognitif bukan afektif apalagi sampai pada tingkat psikomotorik.
§ Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan
guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktekkan nilai-nilai Al-Qur’an
hadist dalam kehidupan sehari-hari.
§ Masalah realitas mengenai kurangnya
dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain.
§ Identifikasi pelajaran Al-Qur’an
hadist belum mendapat perhatian dari siswa.
c.
Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi
lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga
pendidikan. .
Secara historis dan realitas,
mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar
di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya
manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
§ Memupuk semangat dan motivasi untuk
meningkatkan toleransi dalam kehidupan
sehari-hari.
§ Peserta didik mengetahui apa
pentingnya sikap toleransi dan etika pergaulan.
§ Peserta didik mampu mengambil
manfaat dari sikap toleransi dan etika pergaulan
d. Threats
(ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari
sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak
ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan
peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
§ Rendahnya minat siswa terhadap
pelajaran Al-Qur’an hadist
§ Guru yang kurang profesional dalam
mengajar Al-Qur’an hadist
§ Materi-materi yang terlalu banyak
§ Guru kurang kreatif dalam
menggunakan metode-metode pelajaran saat menyampaikan materi Al-Qur’an hadist
3. Problematika Materi
Al-Qur’an Hadist “Toleransi dan Etika Pergaulan”
Perlu diketahui bersama bahwa
pembelajaran Al-Qur’an hadist di kelas XI MA pada materi ini memang tidak
begitu sempurna, pembelajarnnya dapat ditemui kendala dan berbagai masalah.
Antara harapan dan kenyataan memang kurang ideal karena kebanyakan para pendidik
menggunakan metode ceramah dan hafalan yang berakibat pengetahuan yang dimiliki
oleh peserta didik hanya terbatas. Masalah mengenai kurangnya waktu, materi
yang hanya pada tingkat kognitif, dan kurangnya dukungan dari pihak lain
setidaknya dapat diatasi oleh pendidik itu sendiri.
Berdasarkan
realita yang ada biasanya metode yang dipergunakan oleh guru masih monoton,
sejarah hanya disampaikan dengan ceramah, padahal materi ini perlu menggunakan
beberpa metode pembelajaran karena materi ini sangat berat jika hanya dngan
penggunaan metode ceramah dan siswa masih belum paham. Oleh karena itu perlu
adanya metode dan media yang bervariasi, misalnya field study, study lapangan
langsung, pemakaian peta, VCD dan sebagainya.( Biggs, Jhon B.Tt :2001:47).
Penjelasan
guru atau nara sumber kurang memperhatikan aspek-aspek lain, misalnya faktor
sosiologis, faktor antropologis, ekonomis, geografis dan sebagainya. Dalam
menjelaskan satu materi dapat diterangkan dengan beberapa sudut pandang yang
berbeda, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih komprehensif. Dari uraian ini,
sangat jelas bahwa seorang guru Al-Qur’an hadist harus memperhatikan metode dan
taktik dalam pembelajaran, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana
mengatakan bahwa metode pengajaran adalah taktik yang digunakan guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para
siswa ( peserta didik) mencapai tujuan pengajaran (TIK) secara lebih efektif
dan efisien.
4.
Solusi dalam mengatasi Problem materi
“Masa Kelemahan dan Runtuhnya Bani Umayyah di Damaskus”
Melihat realitas materi
Al-Qur’an hadist kelas XI MA pada bab IV yaitu tentang Toleransi dan
Etika pergaulan yang mempunyai kendala dalam proses pembelajarannya maka perlu
dianalisis mencari solusi agar kendala-kendala tersebut dapat diatasi sehingga
dapat melancarkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dan harapan dari
materi tersebut dapat tercapai.
Mengenai waktu yang
disediadakan memang kurang dengan jumlah materi yang banyak dan padat, dalam
hal ini solusi yang ditawarkan adalah dengan menambahkan waktu jam pelajaran
misalnya dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berisi tentang sejarah kebudayaan
Islam. Selain itu dapat pula dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk meningkatkan kuatitas pembelajaran
dan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an hadist. Dengan teknologi ini dimungkinkan memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik tentang berbagai aspek materi
Al-Qur’an hadist. Oleh karena itu guru dapat memanfaatkan TV, film, VCD/DVD/VCR, bahkan internet untuk menjadi media dan sumber belajaran
mata pelajaran Al-Qur’an hadist. Dengan
pemnafaatan TIK juga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam proses
perancangan dan pelaksanaan pembetajaran hendaknya
diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: dari mudah ke sulit; dari sederhana ke komplek; dan dari konkret ke abstrak.
Pada umumnya pendidik yang
mengajar dengan hafalan dapat merubah gaya mengajarnya, solusi yang dapat
diperlukan untuk mengajar Al-Qur’an hadist adalah dengan pendekatan
Humanistik yaitu memanusiakan manusia yang berarti pencipataan konteks yang
akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat
manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar
pengembangan program pendidikan. Melalui pendekatan tersebut peserta didik
dibimbing dan diarahkan untuk mampu memecahkan masalah dalam presprektif ajaran
dan nilai-nilai Islam. Dalam pembelajaran Al-Qur’an hadist yang
dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan, dan menagmbil ibrah.
Masalah
realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain.
Maka solusinya adalah dengan adanya keterpaduan pola pembinaan mata pelajaran Al-Qur’an
hadist dikembangkan dengan menekankan
keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, Madrasah, dan masyarakat.
Untuk itu guru perlu mendorong
dan memantau kegiatan Mata pelajaran Al-Qur’an
hadist yang dialami oleh peserta
didiknya di dua lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud keselarasan dan kesesuaian sikap serta prilaku
dalam pembinaannya. Dalam mengajar pelajaran Al-Qur’an
hadist pendidik harus
dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Sebaiknya pendidik melakukan langkah-langkah
sebagai berikut, Pendidik hendaknya bertindak sebagai role model, suri tuladan
bagi kehidupan sosial akademis siswa didalam dan diluar kelas, Pendidik harus
menunjukan sikap kasih sayang pada siswa, antusias dan ikhlas mendengar dan
menjjawab pertanyaan, Pendidik hendaknya memperlakukan peserta didik sebagai
subjek dan mitra belajar, bukan objek, Pendidik hendaknya
bertindak sebagai fasilitator yang lebih mengutamakan kreativitas serta
interaktif dan komunikatif dengan peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar