Selasa, 28 Juni 2016

MAKALAH TELAAH INDIVIDU (IHDA ROSYIDATUL ULUM)

MAKALAH
Al-Qur’an Hadits kelas XI
Makalah Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ Tela’ah Materi PAI III (SMA/SMK/MA) ”
DosenPengampu :Drs. Abdul Rozaq As-Showiy







Oleh ;
IHDA ROSYIDATUL ULUM
(141310003094)
 

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
KELAS A2 SEMESTER IV2016/2017
Jln.Taman Siswa No.9 Pekeng Tahunan Jepara
Kode Pos 59427,Telp./Fax (0291)593132
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah kitab yang mulia, sebagai rahmat untuk alam semesta dan sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia.Dalam Al-Qur’an telah terhimpun dasar-dasar kebaikan dan petunjuk untuk membangun kehidupan dan meletakkan landasan ketentraman di muka bumi.
Oleh karena itulah membaca Al-Qur’an suatu amalan yang mulia dan mengamalkan isinya suatu kewajiban bagi setiap muslim. Bacalah Al-Qur’an dan pahamilah kandungannya, karena ia adalah petunjuk dalam kehidupan untuk menuju kepada-Nya, dan sumber keimananmu.
Rasulullah saw. Pernah bersabda:
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an, bagaikan buah jeruk, harum baunya dan lezat rasanya. Adapun perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an, bagaikan buah kurma, tidak berbau dan rasanya manis”.(HR. Khasanah).
Membaca Al-Qur’an bukanlah sekedar ibadah yang tidak ada buahnya atau pengaruhnya dalam kehidupan, tetapi membaca Al-Qur’an dapat mengarahkan pembacanya dalam kehidupan, memberi gambaran tentang hakekat alam semesta, menerangkan bagaimana hubungannya dengan para hamba Allah.
Sebagai orang muslim, kita harus bisa membaca Al-Qur’an dengan benar Karena itu mulai sejak dini, seorang anak harus diajarkan ilmu tajwid. Karena ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sebenar- benarnya membunyikan huruf-huruf dengan betul, baik huruf yang berdiri sendiri maupun huruf dalam rangkaian.Ilmu tajwid digunakan untuk memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari kesalahan membacanya.
Pelajaran Al-Qur’an Hadits diterapkan di MA agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami, menetapkan, menganalisis, mengolah, menalar, menghafal, dan menyaji materi al-Qur’an hadits serta mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui kebiasaan dan keteladanan.
Berdasarkan fakta yang penulis lihat di MA dan SMA di Jepara, siswa kelas XI kurang antusias dalam menjalani pembelajaran al-Qur’an Hadits karena pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kurang maksimal. Guru hanya menggunakan metode ceramah, padahal dalam pelajaran guru memerlukan banyak metode untuk diterapkan pada siswa kelas XI.
Faktor lain yang menyebabkan siswa mengalami penurunan hasil belajar adalah kurangnya pengetahuan siswa tentang materi yang diajarkan dan mayoritas siswa kelas IX kurang antusias dalam belajar.
Keberhasilan seorang guru di dalam kelas bukan hanya sekedar tercapainya suatu tujuan belajar, akan tetapi keberhasilan guru juga ditentukan sejauh mana mereka mengembangkan kecakapan siswanya, karena guru sebagai change agent. Kurikulum 2006 bertujuan memberdaya siswa-siswa memiliki kecakapan hidup(life skill), mampu hidup mandiri, berdikari, berpandangan hidup ke masa depan, yang tidak mengajar berfikir seketika, memiliki fikiran optimistik.
Guru harus mengembangkan kreativitas para siswa melalui kecakapan memotivasi dengan iklim belajar yang kondusif. Gellerman (1970) menyatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan memotivasi bawahan, pemimpin dalam hal ini tidak lain adalah guru di kelas yang menjabarkan kurikulum (mata pelajaran) kepada siswa sebagai bawahan. Demikian pula Mc Clelland dalam teori motivasinya menyebutkan bahwa manusia membutuhkan tiga kebutuhan, pertama; kebutuhan seseorang akan prestasi (need for achievement prestastion disingkat dengan n Ach), kedua; kebutuhan akan afiliasi (need for affliation disingkat dengan n Aff), dan ketiga; kekuasaan (need for power disingkat dengan n Pow). Mc Celland mengemukakan bahwa apabila kebutuhan seseorang terasa mendesak, maka kebutuhan itu akan termotivasi orang tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya, apabila orang mempunyai n Ach yang tinggi, maka kebutuhan ini mendorong orang untuk menetapkan tujua yang penuh tantangan, bekerja keras untuk mencapai tujuan itu, dan menggunakan keterampilan (skill) dan kemampuan (ability) yang diperlukan untuk mencapainya.
Dengan metode ceramah saja tidak cukup untuk memberikan pembelajaran pada siswa terutama pada materi idgham bighunnah, guru harus menggunakan  suatu metode yang dapat mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa dan mampu mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
B.    Rumusan Masalah.
1.     Bagaimana deskripsi tentang kurikulum?
2.     Seperti apa materi pelajaran Al-Qur’an Hadits di Kelas XI Madrasah Aliyah?
3.     Bagaimana analisis silabus pelajarn Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah kelas XI?
4.     Apa problematika silabus Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah kelas XI?
5.     Bagaimana alternatif penyelesaian masalah pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah kelas XI?
C.    Signifikasi Penelitian.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian penulisan karya selanjutnya. Hasil penelitian yang akan dibahas dapat menjadi gambaran secara konseptual untuk memberikan alternatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan.
2.     Manfaat praktis
a.      Bagi guru
Ø  Dapat memberikan pengalaman bagi guru tentang penggunaan metode yang tepat bagi siswa dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits.
Ø  Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas profesional guru dalam melakukan pembelajaran.
b.     Bagi siswa
Ø  Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ø  Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Ø  Mendapat pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan.
c.      Bagi penulis
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penelitian tindakan kelas serta dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik.

























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Diskripsi Kurikulum
Kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kurikulum sebagai program pendidikan ini berfungsi sebagai pedoman dan alat dalam menyelenggarakan kependidikan dan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan. Adapun fungsi lain dari kurikulum, yaitu sebagai berikut:
1.     Kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan.
2.     Kurikulum sebagai batasan dari program kegiatan pada tingkatan pendidikan.
3.     Kurikulum sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan fungsi kurikulum diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan komponen dari pendidikan yang memegang peranan yang begitu penting, termasuk bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kurikulum Al-Qur’an Hadits merupakan salah satu bagian integral dari Pendidikan Agama Islam. Sehubungan dengan ini, kurikulum Al-Qur’an Hadits memiliki peran yang sangat mendukung dalam pencapaian tujuan dari kurikulum Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dalam merencanakan dan menyusun kurikulum, guru diharapkan agar cermat dan teliti. Karena sebuah kurikulum itu memiliki sejumlah komponen yang saling berkaitan.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif. Mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah pendidikan agama islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.


























MATERI I
HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA DAN GURU
A.      Kompetensi Inti
1.       Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.       Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.       Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.       Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B.      Kompetensi Dasar
1.       Menghayati nilai-nilai yang terkait dengan taat pada orang tua dan guru sebagaimana tuntunan al-Qur’an dan hadits.
2.       Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagaimana implementasi dan pemahaman surah al-Isra’ (17): 23-24, surah Luqman (31): 13-17, hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah, dan hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amru.
3.       Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru pada surah al-Isra’ (17): 23-24, surah luqman (31): 13-17, hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah, hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amru.
4.       Menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru pada surah al-Isra’ (17): 23-24, surah Luqman (31): 13-17, hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah, hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amru.
C.      Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Setelah melakukan pengamatan, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi diharapkan:
1.       Peserta didik dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkait dengan taat pada orang tua dan guru sebagaimana tuntunan al-Qur’an dan hadits.
2.       Peserta didik dapat menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
3.       Peserta didik dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
4.       Peserta didik dapat menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
D.      Materi Pokok Pembelajaran
1.       Surah al-Isra’ (17): 23-24
Surah al-Isra’ ayat 23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan berkarakter. Pada ayat 23 disebutkan bahwa yang pertama Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk menyembah Dia semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, yang kedua kita harus berbakti kepada orang tua. Pada ayat 24 disebutkan bahwa anak hendaknya mendoakan kedua orang tuanya.
2.       Surah Luqman (31): 13-17
Pada ayat 13 diperintahkan untuk merenungkan anugrah Allah kepada Luqman itu dan serta mengingatkan kepada orang lain. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa antara kewajiban orang tua kepada anak-anaknya adalah memberi nasehat dan didikan.
Pada ayat 14 menyatakan dan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat kukuh kepada semua manusia menyangkut kepada orang tuanya. Pada ayat 15 menerangkan bahwa jika orang tua memaksa untuk mempersekutukan Allah, maka jangan mematuhinya. Setiap perintah untuk perbuatan maksiat, maka tidak boleh ditaati.
Pada ayat 16 berkaitan dengan masalah akhirat, dimana di dalamnya terdapat pahala yang adil dan perhitungan yang cermat atas amal perbuatan manusia. Nasihat Luqman pada ayat 17 menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal shaleh yang puncaknya adalah shalat, serta amal-amal kebajikan yang tercermin dalam amar makruf dan nahi mungkar, juga nasihat berupa perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah.
3.       Hadits tentang perintah hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
Menghormati orang tua sangat ditekankan dalam Islam. Hadits riwayat Bukhari Muslim menyatakan bahwa seseorang harus berbuat baik dan menghormati orang tua, karena merupakan perbuatan yang terpuji. Pentingnya seseorang minta ijin dari kedua orang tua yang masih hidup pada setiap keinginan dan kegiatan, seperti melakukan jihad, sebab ridla Allah terletak pada ridla kedua orang tua, dan murka Allah terletak pada kemungkaran orang tua.
E.      Metode Pembelajaran
            Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
Metode pembelajaran ini digunakan oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa dalam kelas, baik secara individu atau pun secara kelompok  agar pelajaran itu dapat diresap, dipahami dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Dalam makalah sudah tertera menggunakan beberapa metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan masing-masing KD (Kompetensi Dasar).Padahal banyak sekali selain metode ceramah yang dapat digunakan dan efektif. Dalam usaha meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang kita samapaikan dan akhirnya tujuan dari pembelajaran yang sudah kita tetapkan diawal tercapai dengan baik.
1.     Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan.Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
Metode  ceramah  adalah  suatu  cara  mengajar  yang  digunakan  untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
Metode ini seringkali digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran apabila menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak, namun perlu diperhatikan juga bahwa metode ini akan berhasil baik apabila didukung oleh metode-metode yang lain, misalnya metode tanya jawab, latihan dan lain-lain. Guru harus benar-benar siap dalam hal ini, karena jika disampaikan hanya ceramah saja dari awal pelajaran sampai selesai, siswa akan bosan dan kurang berminat dalam mengikuti pelajaran, bahkan bisa-bisa siswa tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh gurunya.
þ Kelebihan metode ceramah
1.     Guru lebih menguasai kelas.
2.     Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3.     Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4.     Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5.     Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
þ Kelemahan metode ceramah
1.     Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2.     Yang  visual  menjadi  rugi,  yang  auditif  (mendengar)  lebih  biasa menerima.
3.     Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.
4.     Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik padaceramahnya
2.     Metode diskusi
Metode diskusi  adalah  bertukar  informasi,  berpendapat,  dan  unsur-unsur pengalaman  secara  teratur  dengan  maksud  untuk  mendapat  pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas.
Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama.
þ  Kelebihan metode diskusi
1.     Merangsang  kreatifitas  anak  didik  dalam  bentuk  ide,  gagasan,    prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.
2.     Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
3.     Memperluas wawasan.
4.     Membina  untuk  terbiasa  musyawarah  dalam  memecahkan  suatu masalah.
þ Kelemahan metode diskusi
1.     Membutuhkan waktu yang panjang.
2.     Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.
3.     Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4.     Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau inginmenonjolkan diri.
3.     Diskusi Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa.
þ Kelebihan metode tanya jawab
1.     Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
2.     Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya   pikir, termasuk daya ingatan.
3.     Mengembangkan  keberanian  dan  keterampilan  siswa  dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
þ Kelemahan metode tanya jawab 
1.     Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa     untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.
2.     Tidak  mudah  membuat  pertanyaan  yang  sesuai  dengan  tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
3.     Sering membuang banyak waktu.
4.     Kurangnya  waktu  untuk  memberikan  pertanyaan  kepada  seluruh siswa.
4.     Metode Penugasan
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. 
þ Kelebihan metode penugasan.
1.     Merangsang  siswa  dalam  melaksanakan  aktivitas  belajar  baik individual maupun kelompok.
2.     Dapat mengembangkan kemandirian.
3.     Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
4.     Mengembangkan kreatifitas siswa.
þ Kelemahan metode diskusi
1.     Sulit dikontrol.
2.     Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu.
3.     Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu.
4.     Menimbulkan kebosanan.
F.       Strategi Pembelajaran
1.       Kegiatan Awal
Ø  Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalahdan kemudian berdoa bersama sebelum pelajaran dimulai.
Ø  Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
Ø  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Ø  Guru menyampaikan materi pembelajaran.
Ø  Tanya jawab tentang materi pelajaran.
2.       Kegiatan Inti
Ø  Tahap eksplorasi
Tanya jawab tentang materi hadits hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
Ø  Tahap konfirmasi
Mengambil kesimpulan dari pembelajaran.
3.       Kegiatan Akhir (Penutup)
Ø  Guru menutup dan mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah.
Ø  Guru mengucapkan salam sebelum keluar dari kelas.
G.     Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setengah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
H.     Refrensi
Refrensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
I.        Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah lcd proyektor dan papan tulis.
J.       Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
















BAB III
ANALISA KOMPREHENSIP
Dari format silabus yang dijadikan sebagai studi kasus dalam makalah ini, secara garis besar didapatkan temuan-temuan sebagai berikut (lihat tabel):
Tabel Kesesuaian Materi Al-Qur’an Hadits
Madrasah Aliyah Kelas XI
Dengan Prinsip-Prinsip Pengembangan

No
Prinsip Pengembangan
Hasil Analisis
Terpenuhi
Cukup
Kurang
1
Ilmiah
2
Relevan
3
Sistematis
4
Konsisten
5
Memadai
6
Aktual dan kontekstual
7
Fleksibel
8
Menyeluruh
9
Efektif
10
Efisien

Keterangan:
T : Terpenuhi
C : Cukup
K : Kurang
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, kesesuaian silabus yang dirumuskan dengan prinsip-prinsip pengembangan yang seharusnya menjadi rujukan dalam merancang dan membangun pelajaran Al-Qur’an Hadits agar maksimal dapat dilahirkan sebagai berikut:
1.     Aspek Prinsip Ilmiah
Dari aspek prinsip pengembangan ilmiah dirasa cukup namun kurang memenuhi standar kompetensi yang ada. Hal tersebut menunjukkan materi dan kegiatan yang termuat dalam komponen silabus cukup dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Pengembangan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar telah mengacu pada pencapaian kompetensi dasar dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XI MA dan sumber daya yang ada dan berpedoman pada standar isi yang ditetapkan oleh PEMENAG No 2 tahun 2008.
2.     Aspek Relevansi
Dari aspek relevansi materi indikator dan teknik penilaian pembelajaran sudah terpenuhi dan menunjukkan adanya keterkaitan terhadap kompetensi dasar. Dalam materi sudah terdapat materi yang sudah termuat.
3.     Aspek sistematis
Dari aspek sistematis masih berada di peringkat cukup dikarenakan adanya komponen-komponen yang belum terpenuhi dalam silabus dan belum terlihat adanya hubungan fungsional antar komponen-komponen silabus dalam mencapai kompetensi.
4.     Aspek Konsisten
Dalam komponen-komponen silabus tersebut telah ada hubungan yang tetap (konsisten) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.Maka semua komponen pada silabus telah memenuhi aspek konsisten.
5.     Aspek Memadai
Cakupan indikator, materi pokokpembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian masih kurang untuk dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar yang baik. Maka dari itu yang menjadi kekurangan dalam aspek ini harus dibenahi dan dilengkapi agar dapat memenuhi aspek memadahi secara maksimal dan juga materi Al-Qur’an Hadits di kelas XI MA bisa disampaikan dengan baik.
6.     Aspek Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator dan sistem penilaian kurang memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dengan peristiwa yang terjadi. Realita yang ada dalam pendidikan islam kebanyakan para pengajar/pendidik seringkali mengabaikan aspek ini. Banyak kejadian yang terjadi dalam lembaga pendidikan, guru tidak pernah menggunakan teknologi atau media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dan jarang mengikuti perkembangan keilmuan yang ada.Hal ini menjadikan pelajaran Al-Qur’an Hadits menjadi sesuatu yang terlihat kuno dan monoton sehingga siswa menghindari pelajaran ini.
7.     Aspek Fleksibel
Dari aspek fleksibel komponen silabus indikator dan penilaian kurang dapat mengakomodasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan masyarakat. Karena tidak muncul keterkaitan antara peristiwa yang dipelajari dengan aktualisasi pada kehidupan sekarang.Kurang adanya fleksibilitas dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits membuat penerapan-penerapan ibrah tidak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena materi pembelajaran belum sepenuhnya fleksibel pada kehidupan sekarang.
8.     Aspek Menyeluruh
Dari aspek menyeluruh silabus belum menunjukkan keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotorik) seperti dalam taksonomi Bloom. Pada gambaran silabus tersebut tujuan kognitif lebih banyak ditonjolkan, sedangkan tujuan afektif (yang terdiri dari penerimaan, respons, menghargai, mengorganisasi, dan pola hidup) dan tujuan psikomotorik (yang terdiri dari meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan dan naturalisasi) belum terpenuhi. Dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XI MA cakupan kompetensi yang meliputi ranah kognitif, afektif, psikomotorik masih sangat minim. Ini terbukti dalam materi Al-Qur’an Hadits hanya menyinggung atau hanya membahas tentang penjabaran dan cerita-cerita saja, hal ini menjadikan ranah kognitif, afektif, psikomotorik kurang mendapat sorotan dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits sehingga siswa cenderung pasif.
9.     Aspek Efektif
Aspek efektif komponen-komponen silabus kurang menggambarkan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran. Namun untuk komponen penilaian tes yang dikembangkan belum menunjukkan efektifitas guru dalam mengumpulkan informasi tentang tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang diajarnya atau efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Artinya skala yang digunakan oleh guru dalam menilai hasil belajarnya hanya berdasarkan tujuan kognitif saja, sementara itu penilaian tentang tujuan afektif dan psikomotorik belum dimunculkan. Seharusnya pada aspek ini seorang pengajar bisa menjadikan pelajaran Al-Qur’an Hadits menjadi lebih efektif dan tidak berbelit-belit, karena pada kenyatannya yang terjadi di lapangan materi Al-Qur’an Hadits terkesan terlalu banyak penjabaran dan cerita-cerita yang rumit dan sulit di ingat sehingga menjadi kendala pada aspek efektifitas.
10.  Aspek Efesien
Dari aspek efisien daya dan waktu dapat diperkecil, namun belum tentu dapat mencapai hasil atau standar kompetensi yang ditetapkan karena silabus tersebut belum menggambarkan bagaimana tujuan afektif dan psikomotorik yang dapat dinilai oleh guru.Aspek ini sering kali tidak menjadi bahan pertimbangan dalam merancang alokasi waktu pembelajaran. Pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan materi yang banyak namun waktu yang diberikan sangat sedikit sehingga penyampaian materi tidak dapat efisien karena terkendala oleh jam pelajaran yang sangat sempit.












BAB IV
Analisis SWOT
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis didalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan pendek maupun tujuan jangka panjang. Namun, pada kesempatan kali ini analisis SWOT digunakan dalam menganalisa mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah kelas XI, atau definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut konstribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi.
1.     Strenght (kekuatan).
Faktor-faktor kekuatan dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XI meliputi kompetensi khusus atau keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan komparatif pelajaran tersebut. Hal-hal yang menjadi kekuatan atau kelebihan dari materi tersebut meliputi :
a.      Untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
b.     Untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan mempelajari Al-Qur’an Hadits generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga.
c.      Agar siswa dapat memilah dan memilih mana aspek yang perlu dikembangkan dan mana yang tidak perlu.
d.     Siswa mampu menjelaskan nilai-nilai yang terkait dengan taat pada orang tua dan guru sebagaimana tuntunan al-Qur’an dan hadits.
e.      Siswa dapat menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
f.      Siswa dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
g.     Siswa dapat menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
2.     Weaknesses (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
a.      Lemahnya sumber daya guru Al-Qur’an Hadits dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Al-Qur’an Hadits. Padahal guru Al-Qur’an Hadits merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Al-Qur’an Hadits harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif dan efisien. Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Al-Qur’an Haditsmenghadapi beberapa kendala, antara lain: waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi Al-Qur’an Hadits, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi oleh tujuan pada aspek kognitif bukan afektif apalagi sampai pada tingkat psikomotorik.
b.     Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-­nilai Al-Qur’an Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
c.      Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain.
d.     Identifikasi pelajaran Al-Qur’an Hadits belum mendapat perhatian dari siswa.
3.     Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. .    Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
a.      Bangga dan mencintai agama Islam yang merupakan buah karya kaum Muslimin.
b.     Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih.
c.      Peserta didik mengetahui
d.     Peserta didik dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkait dengan taat pada orang tua dan guru sebagaimana tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.
e.      Peserta didik dapat menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
f.      Peserta didik dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
g.     Peserta didik dapat menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.
4.     Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
a.      Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran Al-Qur’an Hadits.
b.     Guru yang kurang profesional dalam mengajar Al-Qur’an Hadits.
c.      Materi-materi yang terlalu banyak.
d.     Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode-metode pelajaran saat menyampaikan materi Al-Qur’an Hadits.

A.    Problematika Pengajaran Al-Qur’an Hadits di Tingkat Madrasah Aliyah
1.     Problematika yang berhubungan dengan materi, metode dan proses pembelajaran.
Al-Qur’an Hadits merupakan pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Dengan mempelajari Qur’an Hadits, generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Dari proses itu dapat diambil banyak pelajaran, sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan sisi-sisi mana yang tidak perlu dikembangkan.
Walaupun demikian penting materi Al-Qur’an Hadits bagi pengembangan kepribadian suatu bangsa. Namun dalam realitasnya sering kurang disadari, sehingga mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kurang diminati. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits justru hanya dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti dengan jam pelajaran untuk Al-Qur’an Hadits di sekolah (baca Madrasah) hanya 1 jam pelajaran dalam seminggu. Padahal materi Al-Qur’an Hadits cukup banyak (Fatah Syukur:1999:15). Disamping masalah jam pelajaran, ada masalah-masalah lain yang berkaitan dengan metodologi pengajaran Al-Qur’an Hadits, yaitu :
1.     Apresiasi siswa terhadap Al-Qur’an Hadits masih rendah. Bahkan beberapa guru Al-Qur’an Hadits juga menunjukkan apresiasi yang rendah terhadap mata pelajaran ini. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya perhatian mereka terhadap pengajaran Al-Qur’an Hadits.
2.     Sikap inferiority complex, perasaan rendah diri yang komplek. Sikap inferiority complex umat Islam terhadap nilai-nilai Al-Qur’an Hadits sendiri ini merupakan bagian dari masalah dalam pengajaran Al-Qur’an Hadits.
Perlu diketahui bersama bahwa pembelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas XI MA memang tidak begitu sempurna, pembelajarnnya dapat ditemui kendala dan berbagai masalah. Antara harapan dan kenyataan Al-Qur’an Hadits di MA kelas XI memang kurang ideal karena kebanyakan para pendidik menggunakan metode hafalan yang berakibat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik hanya terbatas. Masalah mengenai kurangnya waktu, materi yang hanya pada tingkat kognitif, dan kurangnya dukungan dari pihak lain setidaknya dapat diatasi oleh pendidik itu sendiri.
Berdasarkan realita yang ada biasanya metode yang dipergunakan oleh guru masih monoton, Al-Qur’an Hadits hanya disampaikan dengan ceramah, padahal materi Al-Qur’an Hadits sudah diperoleh siswa dalam setiap jenjang pendidikan Islam dan dari informasi lain. Oleh karena itu perlu adanya metode dan media yang bervariasi, misalnya: field study, study lapangan langsung, pemakaian peta, VCD dan sebagainya.( Biggs, Jhon B.Tt :2001:47)
Penjelasan guru atau narasumber kurang memperhatikan aspek-aspek lain, misalnya faktor sosiologis, faktor antropologis, ekonomis, geografis dan sebagainya. Dalam menjelaskan satu materi dapat diterangkan dengan beberapa sudut pandang yang berbeda, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih komprehensif.
Dari uraian ini, sangat jelas bahwa seorang guru Al-Qur’an Hadits harus memperhatikan metode dan taktik dalam pembelajaran, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa metode pengajaran adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran (TIK) secara lebih efektif dan efisien.
B.    Penyelesaian Masalah Terhadap Problematika pengajaran Al-Qur’an Hadits
Berdasarkan pada hasil analisis, disebutkan bahwa jumlah guru cukup tetapi suasana belajar belum cukup kondusif akibat metode mengajar guru kurang bervariasi.Melalui MGMP sekolah diharapkan dapat mengatasi persoalan, termasuk bagaimana menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metode dalam mengajarkan setiap mata pelajaran yang diajarkan.Kegiatan ini di bawah koordinasi Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan untuk setiap matapelajaran dipimpin oleh guru senior yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah.MGMP minimal bertemu satu kali per-minggu guna menyusun strategi pengajaran dan mengatasi masalah yang muncul.
Melihat realitas materi Al-Qur’an Hadits kelas XI MA yang mempunyai kendala dalam proses pembelajarannya maka perlu dianalisis mencari solusi agar kendala-kendala tersebut dapat diatasi sehingga dapat melancarkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dan harapan dari Al-Qur’an Hadits tersebut dapat tercapai.
Mengenai waktu yang disediadakan memang kurang dengan jumlah materi yang banyak dan padat, dalam hal ini solusi yang ditawarkan adalah dengan menambahkan waktu jam pelajaran misalnya dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berisi tentang Al-Qur’an Hadits. Selain itu dapat pula dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk meningkatkan kuatitas pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaranAl-Qur’an Hadits.Dengan teknologi ini dimungkinkan memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik tentang berbagai aspek materi Al-Qur’an Hadits.Oleh karena itu guru dapat memanfaatkan TV, film, VCD/DVD/VCR, bahkan internet untuk menjadi media dan sumber belajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.Dengan pemanfaatan TIK juga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien.Dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembelajaran hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: dari mudah ke sulit; dari sederhana ke komplek; dan dari konkret ke abstrak.
Pada umumnya pendidik yang mengajar dengan hafalan dapat merubah gaya mengajarnya, solusi yang dapat diperlukan untuk mengajar Al-Qur’an Hadits adalah dengan pendekatan Humanistik yaitu memanusiakan manusia yang berarti pencipataan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Melalui pendekatan tersebut peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk mampu memecahkan masalah dalam presprektif ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan, dan mengambil ibrah pelajaran Al-Qur’an Hadits, sehingga peserta didik mampu menginternalisasi dan tergerak untuk meneladani dan mewujudkan dalam amal perbuatan, serta dalam rangka membangun sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah dalam arti luas.
Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain. Maka solusinya adalah dengan  adanyaketerpaduanpola pembinaan mata pelajaran Al-Qur’an Haditsdikembangkan dengan menekankanketerpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, Madrasah, dan masyarakat. Untuk itu guru perlu mendorong dan memantaukegiatan Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits yang dialami oleh peserta didiknya di dua lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud keselarasan dan kesesuaian sikap serta prilaku dalam pembinaannya. Dalam mengajar pelajaran Al-Qur’an Hadits pendidik harus dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Sehingga pendidik sebaiknya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.     Pendidik hendaknya bertindak sebagai role model, suri tuladan bagi kehidupan sosial akademis siswa didalam dan diluar kelas.
2.     Pendidik harus menunjukan sikap kasih sayang pada siswa, antusias dan ikhlas mendengar dan menjawab pertanyaan.
3.     Pendidik hendaknya memperlakukan peserta didik sebagai subjek dan mitra belajar, bukan objek.
4.     Pendidik hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang lebih mengutamakan kreativitas serta interaktif dan komunikatif dengan peserta didik.
BAB V
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Dari telaah materi Al-Qur’an Hadits kelas XI Madrasah Aliyah menunjukkan bahwa sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan.
Pertama,dari aspek prinsip pengembangan ilmiah dirasa cukup namun kurang memenuhi standar kompetensi yang ada. Hal tersebut menunjukkan materi dan kegiatan yang termuat dalam komponen silabus cukup dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Pengembangan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar telah mengacu pada pencapaian kompetensi dasar dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XI MA.
Kedua,dari aspek relevansi materi indikator dan teknik penilaian pembelajaran sudah terpenuhi dan menunjukkan adanya keterkaitan terhadap kompetensi dasardalam materi sudah terdapat materi yang sudah termuat relevansinya dengan baik.
Ketiga,dari aspek sistematis masih berada di peringkat cukup dikarenakan adanya komponen-komponen yang belum terpenuhi dalam silabus dan belum terlihat adanya hubungan fungsional antar komponen-komponen silabus dalam mencapai kompetensi.
Keempat,dari aspek konsisten di dalam komponen-komponen silabus tersebut telah ada hubungan yang tetap (konsisten) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.Maka semua komponen pada silabus telah memenuhi aspek konsisten.
Kelima,dari aspek memadai cakupan indikator, materi pokokpembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian masih kurang untuk dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar yang baik. Maka dari itu yang menjadi kekurangan dalam aspek ini harus dibenahi dan dilengkapi agar dapat memenuhi aspek memadahi secara maksimal dan juga materi Al-Qur’an Hadits di kelas XI MA bisa disampaikan dengan baik.
Keenam, dari aspek aktual dan kontekstual cakupan indikator dan sistem penilaian kurang memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupn nyata dengan peristiwa yang terjadi. Realita yang ada dalam pendidikan islam kebanyakan para pengajar/pendidik seringkali mengabaikan aspek ini. Banyak kejadian yang terjadi dalam lembaga pendidikan, guru tidak pernah menggunakan teknologi atau media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dan jarang mengikuti perkembangan keilmuan yang ada.Hal ini menjadikan pelajaran Al-Qur’an Hadits menjadi sesuatu yang terlihat kuno dan monoton sehingga siswa menghindari pelajaran ini.
Ketujuh,dari aspek fleksibel komponen silabus indikator dan penilaian kurang dapat mengakomodasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan masyarakat. Karena tidak muncul keterkaitan antara peristiwa yang dipelajari dengan aktualisasi pada kehidupan sekarang.Kurang adanya fleksibilitas dalam pembelajaran Al-Quran Hadits membuat penerapan-penerapan ibrah tidak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena materi pembelajaran belum sepenuhnya fleksibel pada kehidupan sekarang.
Kedelapan,dari aspek menyeluruh silabus belum menunjukkan keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotori) seperti dalam taksonomi Bloom. Pada gambaran silabus tersebut tujuan kognitif lebih banyak ditonjolkan, sedangkan tujuan afektif (yang terdiri dari penerimaan, respons, menghargai, mengorganisasi, dan pola hidup) dan tujuan psikomotorik (yang terdiri dari meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan dan naturalisasi) belum terpenuhi.
Kesembilan,dari aspek efektif komponen-komponen silabus kurang menggambarkan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran. Namun untuk komponen penilaian tes yang dikembangkan belum menunjukkan efektifitas guru dalam mengumpulkan informasi tentang tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang diajarnya atau efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Kesepuluh,dari aspek efisien daya dan waktu dapat diperkecil, namun belum tentu dapat mencapai hasil atau standar kompetensi yang ditetapkan karena silabus tersebut belum menggambarkan bagaimana tujuan afektif dan psikomotorik yang dapat dinilai oleh guru.Aspek ini sering kali tidak menjadi bahan pertimbangan dalam merancang alokasi waktu pembelajaran.
B.    Kritik dan saran
Demikian makalah telaah materi Al-Qur’an HaditsMadrasah Aliyah kelas XI dari kami, semoga dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita semua. Apabila ada kritik dan saran, silahkan sampaikan langsung kepada kami. Karena kritik dan saran dari pembaca tentu sangat di butuhkan untuk bahan intropeksi. Sehingga di masa yang mendatang, kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi. Dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan, karena kami hanyalah hamba Allah SWT yang tidak luput dari khilaf dan lupa.


DAFTAR PUSTAKA
Buku Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum 2013 (Khusus Siswa).
Silabus dan RPP Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Kelas XI Kurikulum 2013.

http://re-searchengines.com/art05-65.html

Tidak ada komentar: