MAKALAH
“TELAAH MATERI SKI MA KELAS
X”
Di Susun Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah “Telaah Materi PAI III”
Dosen Pengampu : Drs. ABDURROZAQ
ASSOWY.
Disusun oleh :
Nama : Ainur Rosyidah
NIM : 141310003184
Kelas : 4 PAI A 2
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ‘ULAMA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JL. TAMAN SISWA (PEKENG) TAHUNAN JEPARA 59427
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Alhamdulillah, Segala Puji Syukur senantiasa
tercurahkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan segala kesalahan
dan kekurangannya, guna memenuhi tugas mata kuliah “Telaah Materi PAI III”. Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita semua termasuk umatnya yang kelak
mendapatkan syafa’atnya kelak di hari kiamat. Āmīn.
Makalah ini telah kami susun semaksimal
mungkin dan kami juga mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Meskipun kami sebagai penyusun berharap isi
dari makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan. Namun, tentunya kami
menyadari bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan dan
kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah
ini diwaktu
mendatang. Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini, sehingga dapat memberikan
manfaat kepada kita semua. Āmīn...
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Jepara,
29 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...............................................................................................
i
Daftar Isi.........................................................................................................
ii
BAB I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang.....................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................
2
C.
Manfaat
penulisan................................................................................
2
BAB II Pembahasan
A.
Deskripsi Kurikulum............................................................................. 3
B.
Ruang Lingkup.....................................................................................
21
C.
Analisis Komprehensif Sejarah Kebudayaan Islam..............................
21
D.
Analisis SWOT Mata Pelajaran SKI di MA Kelas X...........................
26
E.
Problematika Pengajaran Sejarah
Kebudayaan...................................
29
F.
Penyelesaian Masalah...........................................................................
30
G.
Solusi Masalah......................................................................................
31
BAB III Penutup
A.
Simpulan...............................................................................................
35
B.
Saran.....................................................................................................
37
Referensi.......................................................................................................... 38
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan UU. NO. 20 TAHUN 2003 Pendidikan Nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yakni manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, dan mempunyai rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Sejalan dengan UU
diatas rumusan tujuan pendidikan nasional sangatlah relevan dengan rumusan
tujuan Pendidikan agama Islam yaitu membentuk manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga
kedamaian dan kerukunan hubungan antar umat beragama, dan ditujukan untuk
berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Aliyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu :
Al-qur’an Hadis, Aqidah akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi
mengisi, dan melengkapi. Sejarah Kebudayaan Islam adalah mata pelajaran yang membahas dan
menceritakan sejarah-sejarah Islam atau kejadian-kejadian dalam Islam pada masa
yang lampau serta mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul,
perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang
berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah
masyarakat Arab pra-Islam. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
merupakan salah satu bagian integral dari Pendidikan Agama Islam. Sehubungan
dengan itu, materi Sejarah Kebudayaan Islam memiliki peran yang sangat
mendukung dalam pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. Materi Sejarah
Kebudayaan Islam ini hanya diberikan di sekolah-sekolah yang berbasis keislaman
seperti Madrasah Aliyah.
Dalam pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah peserta didik sudah mulai berfikir bernalar, sejarah harus
diberikan secara kritis. Tujuan dari pembelajaran SKI agar peserta didik bisa
merefleksikan sejarah Islam ke dalam kehidupannya, maka diharapkan peserta didik
mempunyai pemahaman sejarah Islam secara kontekstual dan bermanfaat bagi
pribadinya. Secara substansial mata pelajaran SKI memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami dan
menghayati SKI yang mengandung berbagai nilai kearifan yang dapat digunakan
untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana deskripsi tentang kurikulum?
2.
Seperti apa ruang lingkup pelajaran SKI di
Madrasah Aliyah?
3.
Bagaimana analisis silabus pelajaran SKI di Madrasah
Aliyah kelas X Khususnya pada materi
Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam?
4.
Apa probelmatika silabus SKI di Madrasah Aliyah
kelas X Khususnya pada materi
Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam?.
5.
Bagaimana alternatif penyelesaian dan solusi dalam masalah pelajaran SKI di Madrasah Aliyah kelas
X Khususnya pada materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum
Islam?
C.
Tujuan
Penulisann
1.
Dapat mengetahui deskripsi tentang kurikulum.
2.
Mengetahui ruang lingkup pelajaran SKI di
Madrasah Aliyah.
3.
Dapat menganalisis silabus pelajaran SKI di
Madrasah Aliyah kelas X Khususnya pada materi
Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam.
4.
Mengetahui probelmatika silabus SKI di Madrasah
Aliyah kelas X Khususnya pada materi
Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam.
5.
Dapat menemukan
alternatif penyelesaian dan solusi dalam masalah
pelajaran SKI di Madrasah Aliyah kelas X Khususnya pada materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Kurikulum
1.
Identitas Materi
Kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan
suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
sejumlah tujuan pendidikan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dan alat dalam menyelenggarakan
kependidikan dan kegiatan pembelajaran
dalam rangka pencapaian tujuan. Sehingga kurikulum menjadi komponen
dari pendidikan yang memegang peranan yang begitu penting, termasuk bagi
pelaksanaan dan penyelenggaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kurikulum
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu bagian integral dari Pendidikan
Agama Islam. Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam memiliki peran yang sangat
mendukung dalam pencapaian tujuan dari kurikulum Pendidikan Agama Islam. Oleh
karena itu, dalam merencanakan dan menyusun kurikulum, guru diharapkan agar
cermat dan teliti. Karena, sebuah kurikulum itu memiliki sejumlah komponen yang
saling terkait erat satu sama lain. Dan secara teoritis, penyusunan kurikulum
harus berdasarkan asas dan orientasi tertentu.
Pada Kurikulum 2013 disusun untuk
menyempurnakan kurikulum sebelumnya dengan pendekatan belajar aktif berdasarkan
nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Berkaitan dengan hal ini, Pemerintah telah
melakukan penyesuaian beberapa nama mata pelajaran yang antara lain adalah mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Kurikulum 2013
sudah tidak lagi menggunakan standar kompetensi (SK) sebagai acuan dalam
mengembangkan kompetensi dasar (KD). Sebagai gantinya, Kurikulum 2013 telah
menyusun kompetensi inti
(KI).
Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap kelas atau
program. Kompetensi Inti
memuat kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
yang dikembangkan ke dalam Kompetensi Dasar. Perubahan perilaku dalam
pengamalan ajaran agama dan budi pekerti menjadi perhatian utama. Dengan
demikian, tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai secara optimal dan bersamaan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis
serta bertanggung jawab.
2.
Standar Kompetensi/Kompetensi Inti
1.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
3.
Kompetensi Dasar
1.1 Memahami sistem peribadatan bangsa Quraisy sebelum Islam.
4.
Indikator
1)
Menjelaskan agama dan kepercayaan serta peradaban manusia
sebelum
masa ke-Rasulan Muhammad saw.
masa ke-Rasulan Muhammad saw.
2)
Mengidentifikasi Keadaan Masyarakat Arab menjelang ke-Rasul-an
Muhammad saw.
3)
Mengidentifikasi Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Arab.
4)
Mengidentifikasi Penghargaan Masyarakat Arab Terhadap Kaum
Wanita.
5)
Mengidentifikasi ibrah/pembelajaran dari peradaban bangsa arab
dan dunia sebelum islam.
5. Tujuan dan Orientasi
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Aliyah khususnya pada materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a.
Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
hikmah dari peristiwa sejarah Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam, meneladani
para tokoh yang berakhlak mulia dan berprestasi yang telah memperjuangkan Islam
serta mampu merealisasikan atau mengaitkan dengan fenomena sosial, budaya,
ekonomi, politik, iptek unuk mengembangkan kebudayaan peradaban Islam.
b.
Membangun kesadaran peserta didik bahwa sangat
penting untuk mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma Islam yang
telah dibangun oleh Nabi Muhammad untuk mengembangkan kebudayaan dan peraban Islam
terutama ketika keadaan bangsa Arab sebelum datangnya Islam.
c.
Membangun kesadaran peserta didik tentang
pentingnya waktu dan tempat yang merupakan
sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
d.
Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami
fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
6.
Materi Pembelajaran
A.
Materi Pokok
1)
Materi Fakta
a. Berikan arahan kepada peserta didik untuk mengamati
gambar yang disediakan.
b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengemukakan pendapatnya
pada kotak yang telah disediakan.
c. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk
merenung sejenak dalam
rubrik.
2)
Materi Konsep
a. Menjelaskan peta konsep secara singkat dan jelas
kepada peserta didik.
b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengeksploitasi pengetahuan mereka melalui rubrik dengan berdiskusi.
c. Jelaskan poin-poin materi yang akan dibahas.
3)
Materi Inti
a.
Sistem Peribadatan Bangsa Quraisy Sebelum Islam
Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan meyakini
ajaran agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, ”hanif”artinya
yang benar dan lurus. Karena itu
sejak dulu, ajaran tauhid sudah
mengakar di hati masyarakat Arab. Pembauran dan pergaulan den gan
bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka, tetapi seiring
berjalannya
waktu, ajaran tersebut mengalami perubahan,
penambahan dan
pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al-Khuzai.
pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al-Khuzai.
b.
Keadaan Sosial Masyarakat Quraisy Sebelum Islam
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh
kondisi dan letak geografisnya. Bagian tengah Jazirah Arab
terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu, banyak penduduk yang
hidupnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui,
yang mata pencahariannya beternak. Mereka
berpindah-pindah dari satu lembah ke lembah yang lain mencari rumput untuk hewan ternaknya.
Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal di
daerah-daerah subur, terutama mereka yang mendiami daerah subur di sekitar Oase
seperti Thaif . di tempat ini mereka menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.
BAB 1
(Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam)
I.
Standar Kompetensi/Kompetensi Inti
1.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
II. Kompetensi Dasar
1.1 Memahami sistem peribadatan bangsa Quraisy sebelum Islam.
III.
Materi
a.
Sistem Peribadatan Bangsa Quraisy Sebelum Islam
Pada permulaan bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan
meyakini ajaran agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, “hanif”
artinya benar dan lurus. Karena itu sejak dulu, ajaran tauhid sudah mengakar
dihati masyarakat Arab. Pembauran dan pergaulan dengan bangsa lain mempengaruhi
kepercayaan mereka, tetapi seiring berjalannya waktu ajaran tersebut mengalami
perubahan, penambahan dan pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang
tidak bertanggungjawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang yang meragukan dan
akhirnya jatuh menjadi menyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al
Khuzai.
Pada masa jahiliyahan
orang Arab Quraisy banyak yang menyembah berhala atau patung-patung yang mereka
buat sendiri dari batu, kayu dan logam. Menurut Ibnu Kalbi yang menyebabkan bangsa
Arab menyembah berhala dan batu, ialah barang siapa yang meninggalkan kota
Mekkah harus membawa batu yang diambil dari batu-batu yang ada di tanah Haram
Ka’bah. Hal itu mereka lakukan dengan maksud untuk menghormati tanah Haram dan
untuk memperlihatkan cinta mereka terhadap kota Mekkah. Kemudian setiap tempat
persinggahan mereka meletakkan batu itu dan bertawaf mengelilinginya seperti
mengelilingi Ka’bah. Proses ini perlangsung terus menerus dan akhirnya mereka
menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.
Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada dibawah
kekuasaan Jurhum. Pasukan yang dipimpin oleh Amr bin Luay al Khuzai dari
keturunan Khiza’ah datang ke Mekkah dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian
Amr bin Luay al Khuzai meletakkan sebuah berhala besar bernama Hubal yang
terbuat dari batu akik berwarna merah berbentuk patung manusia, yang
ditempatkan di sisi Ka’bah kenudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz supaya
menyembah berhala itu. Diamping itu banyak lagi berhala yang lain seperti al
Latta tempatnya di Thaif, menurut Tsaqif penduduk Thaif al Latta adalah berhala
yang paling tua. Al ‘Uzza tempatnya di Hijaz kedudukannya sesudah Hubal Manath,
tempatnya didekat kota Madinah Manath dimuliakan oleh penduduk Yatsrib.
Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum
datangnya agama islam:
1.
Menyembah
Malaikat, diantara bangsa Arab ada yang menyembah berhala dan Malaikat. Di kota
Mekkah ada sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa Malaikat itu adalah
putera-puteri Tuhan.
2.
Menyembah
jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang menyembah hantu, jin dan ruh
leluhur mereka atau menganggap batu-batu sebagai makhluk yang terhormat bahkan
di suatu tempat jin yang terkenal dengan nama “Darahim” mereka selalu
mengorbankan binatang-binatang ditempat itu agar selamat dan terhindar dari
segala bencana.
3.
Menyembah
bintang-bintang, yang dimaksud bintang disini adalah Matahari, bulan dan
bintang-bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari, mereka menganggap
bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur
alam ini.
4.
Menyembah
berhala, sebagian bangsa Arab menyembah berhala atau arca-arca yang terbuat
dari batu, kayu dan logam yang mereka buat sendiri dan dengan selera mereka
untuk kemudian mereka sembah.
5.
Agama
Yahudi dan Nasrani, agama yahudi mulai masuk ke Jazirah Arab pada
tahun 1491 SM. Mula-mula di Mesir pada zaman Nabi Musa as, sedangkan agama
Nasrani masuk ke Jazirah Arab kira-kira abad ke-4 M. agama Nasrani berkembang
di Jazirah Arab karena mendapat bantuan dari kerajaan Romawi dan Habsyi.
Sebelum islam,
orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada takhayul, antara lain:
1.
Didalam
setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul karena ular menggigit usus
manusia.
2.
Mereka
biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi dengan keyakinan untuk menambah
kekuatan.
3.
Bila
mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikat rumput kering pada ekor
kambing.
b.
Keadaan Sosial Masyarakat Quraisy Sebelum Islam
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak
geografisnya. Bagian tengah Jazirah Arab
terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu banyak penduduk yang
hidupnya tidak menetap, mereka tinggal dipedalaman yaitu masyarakat Badui yang
mata pencahariannya beternak. Mereka berpindah-pindah dari satu lembah ke
lembah yang lain mencari rumput untuk hewan ternaknya. Bidang pertanian
dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal di daerah subur, terutama
mereka menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang,
mereka dinamakan Ahlul Hadhar, kehidupan sosial dan ekonomi mereka
sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh karena itu bangsa
Arab Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka melakukan
perjalanan dagang pada dua musim dalam setahun yaitu ke Negara Syam pada musim
panas dan ke Yaman pada musim dingin.
Dikota Mekkah terdapat pusat perdagangan yaitu pasar Ukaz yang
dibuka pada bulan terentu seperti Zulqa’dah, Zulhijjah dan Muharram. Dalam
bidang sosial politik masyarakat Arab pada masa jahiliyyah tidak memiliki sistem
pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang
disebut Syeikh atau Amir yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang,
pembagian harta dalam pertempuran tertentu.
Diluar itu seorang Syeikh tidak berkuasa dan berhak mengatur anggota
kabilahnya.
Disamping itu bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini misalnya dapat dilihat dai berbagai
ilmu pengetahuan yang berkembang didalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu
itu. Diantara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi yang
ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah kenegeri Arab pada
waktu Negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dan mereka inilah bangsa Arab
belajar banyak ilmu astronomi.
Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani didalam
membela pendirian. Mereka tidak mau
mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya, tidak
mau mengalah. Namaun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan
memuliakan tamu. Moral dan perilaku sangat rusak sehingga mereka disebut kaum
jahiliyyah. Berjudi, minum-minuman keras dilakukan secara bersama-sama bahkan
jarang mereka merampok sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku. Yang
lebih buruk lagi moralnya adalah adanya suku Arab yang mengubur bayi perempuan
mereka secara hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa anak perempuan itu tidak
berguna dan hanya menyusahkan orangtua. Oleh karena itu mereka merasa terhina
apabila mempunyai anak perempuan. Diantara suku yang melakukan
perbuatan keji da tak berperi kemanusiaan itu adalah suku Bani Tamim dan Bani
Asad.
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra
islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka
sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang peyair sangat dihormati. Tiap
tahun dipasar Ukaz diadakan deklamasi ajak yang sangat luas. Selain Ukaz masih
ada pasar yang dijadikan tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnah
dan Zul Majaz. Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa
Syair itu dapat meninggikan derajat sesseorang yang tadinya hina dan sebaliknya
menghinakan sseseorang yang tadinya terhormat.
Satu-satunya alat publisistik yang
anat luas lapangannya yaitu Khitabah. Disamping sebagai penyair, orang Arab
jahiliyyah juga sangat fasih berpidato, tukar-menukar berita dan sebagainya
seperti Nadi Quraisy dan Darun Nadwah yang berdiri disamping
Ka’bah sebagian dari nadwah mereka.
Begitulah seorang ahli sejarah Islam.
Ahmad Amin seorang sejarawan islam memberi definisi tentang kata Arab
jahiliyyah yaitu orang-orang Arab sebelum islam yang membangkang kepada
kebenaran, mereka terus melawan kebenaran seklaipun telah diketahui bahwa itu
benar. Jadi jahiliyyah bukanlah jahi yang berarti bodoh.
7.
Strategi Pelaksanaan Pembelajaran
a.
Strategi : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence
Adapun strategi yang digunakan dalam materi
Peradaban
Bangsa Arab Sebelum Islam adalah model
pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence. Dalam materi ini pendidik
melakukan model pembelajaran dengan penyampaian kompetensi, sajian materi,
membentuk kelompok yang heterogen, pendidik menyiapkan kata kunci sesuai materi
bahan yang akan diajarkan, tiap kelompok membuat beberapa kalimat berdasarkan
kata kunci. Dengan strategi model ini saya rasa
akan lebih menarik dalam penyampaian pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
khususnya pada materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam karena biasanya pelajaran SKI ini membuat
siswa cepat bosan dan malas untuk mendengarkan dan belajar tentang Peradaban
Bangsa Arab Sebelum Islam ini sehingga pendidik harus pandai-pandai dalam menerapkan strategi.
b. Model : Pembelajaran
Aktif Everyone Is A Teacher Here
Model pembelajaran ini yang digunakan oleh
pendidik dengan tujuan untuk meminta peserta didik semuanya dapat berperan
menjadi narasumber terhadap semua temannya dikelas belajar. Melalui model ini
wawasan pesereta didik akan bertambah luas dan saling berbagi informasi
terhadap materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam yang peserta didik baca menurut referensinya masing-masing.
c. Pendekatan : Pendekatan Saintifik,
Proses dan CTL
1. Pendekatan Saintifik, yaitu Proses
pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga
ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan tentang materi Peradaban Bangsa Arab
Sebelum Datangnya Islam..
2.
Pendekatan Proses, Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai
proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan
kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan
proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan
bahkan melakukan percobaan dan peserta didik
diharapkan dapat berlatih utnuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan mengilustrasikan dalam benak pikirannya
tentang Peradaban
Bangsa Arab Sebelum Islam.
3. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat
d.
Metode :
e.
Metode adalah cara yang digunakan pendidik utnuk menyampaian meteri Peradaban
Bangsa Arab Sebelum Islam dan mewujudkan suasana belajar
serta proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar dan
indicator yang telah ditetapkan. Oleh karena pemilihan metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari peserta didik. Adapun metode yang
dapat digunakan dalam materi Sejarah Kebudayaan Islam khsususnya pada bab Peradaban
Bangsa Arab Sebelum Islam, antara lain:
1. Metode
Ceramah
Pada metode ini sudah sering digunakan dalam menyampaikan materi tentang
sejarah, memang dalam setiap pembelajaran pasti ada metode ceramah terutama SKI
yang berisi tentang sejarah masa lampau. Menurut saya dalam mneyampaikan materi
tentang SKI khususnya pada bab Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam memang sesuai.
Dengan metode
ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya
atau peserta didik. Melalui metode ceramah ini ada kelebihannya dalam BAB
peradaban bangsa arab sebelum Islam yaitu pendidik mudah menguasai kelas dan
menerangkan bahan ajaran SKI dalam jumlah yang besar serta mudah untuk
dilaksanakan didalam kelas, sedangkan kelemahannya membuat siswa pasif, bila
terlalu lama membosankan apalagi materi pelajarannya tentang SKI. Anak didik
yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih
tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
2.
Examples non
examples (contoh berupa gambar)
Banyak dari
fakta baik dalam bentuk barang, benda, dokumen, dan gambar yang tidak lagi
dapat ditemui. Oleh karena itu, untuk membuat peristiwa-peristiwa bersejarah tetap
terpelihara tidak hanya dalam bentuk laporan verbal, perlu juga kiranya
dihadirkan gambar, meskipun gambar itu tidak begitu representatif, paling tidak
ada bentuk, jenis, atau kualitas-kualitas tertentu yang mempunyai unsur
kesamaan. Melalui metode ini
pendidik bisa memberikan contoh bagaimana keadaan sistem bangsa arab sebelum
islam dengan gambar atau video.
3.
Timeline (Garis
waktu)
Metode ini
tergolong tepat untuk pembelajaran sejarah karena di dalamnya termuat kronologi
terjadinya peristiwa. Dengan metode ini, peserta didik bisa melihat urutan
kejadian dan akhirnya juga bisa menyimpulkan hukum-hukum seperti sebab-akibat
dan bahkan bisa meramalkan apa yang akan terjadi dengan bantuan penguasaan timeline
beserta rentetan peristiwanya pada materi SKI khususnya pada bab Peradaban
Bangsa Arab Sebelum Islam.
4.
Concept Map
(Peta Konsep)
Peta konsep
adalah cara yang praktis untuk mendeskripsikan gagasan yang ada dalam
benak. Nilai praktisnya terletak pada kelenturan dan kemudahan pembuatannya. Guru
bisa memanfaatkan peta konsep untuk dijadikan sebagai metode penyampaian materi
sejarah. Penyampaian materi dengan peta konsep akan memudahkan siswa untuk
mengikuti dan memahami alur sejarah dan memahami secara keseluruhan.
Dengan peta
konsep, peserta didik tidak akan mengingat dan menghafal materi sejarah secara
verbatim, kata per kata. Mereka punya kesempatan untuk membangun kata-kata
mereka sendiri untuk menjelaskan hubungan satu konsep dengan lainnya.
Kelebihan :
a. Proses menggambar diagram
bisa memunculkan ide-ide yang lain.
b. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi
panduan untuk menulis.
Kelemahan :
a.
Hanya siswa yang aktif yang terlibat
b.
Tidak sepenuhnya murid yang belajar
c.
Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan
5.
Storyboard
telling (papan cerita)
Papan cerita
adalah salah satu metode yang tepat untuk menyampaikan materi SKI khususnya
pada bab Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam secara kronologis (berurutan) karena
kronologis adalah termasuk karakteristik sejarah. Metode ini adalah penggabungan
antara peta konsep, timeline dan narasi (bercerita) yang fungsinya adalah untuk
membantu pemaparan pengetahuan sejarah.
6.
Sosiodrama
Drama atau
sandiwara dilakukan oleh sekelompok orang, untuk memainkan suatu cerita yang
telah disusun naskah ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan. Adapun cara pelakunya
harus memahami lebih dahulu tentang peranan
masing-masing yang akan dibawakannya. Metode sosiodrama adalah juga semacam
drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya lebih dahulu.
Kesan dari drama yang dimainkannya sendiri akan besar pengaruhnya kepada
perkembangan jiwa anak didik baik yang langsung berperan sandiwara, maupun yang
menyaksikan.
7.
Metode
Resitrasi (Pemberian Tugas)
Metode resitasi
adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan
kalimat sendiri dari buku pelajaran atau materi yang disampaikan oleh guru. Melalui metode ini peserta didik akan bertambah pengetahuan dan daya
ingatnya lebih lama serta siswa tersebut berkesempatan untuk mengembangkan
keberanian dan tanggung jawab terhadap tugas itu. Namun ada sisi kelemahannya
yaitu kadang siswa melakukan penipuan dengan cara meniru hasil pekerjaan
temannya, kadang dikerjakan oleh orang lain.
8.
Metode Jigsaw
Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran
kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar
dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan
kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara
mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari
semua materi sendirian.
Kelebihan : Pengelompokan
semacam ini memungkinkan peserta berbagi perspektif yang berbeda tantang
bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh pemahaman yang lebih
mendalam terhadap salah satu bab. Potensi yang lebih besar untuk memunculkan
proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana.
Kelemahan : Apabila satu
peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak dapat dibagi/
didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif)
dalam berbagi informasi.
9.
Metode
Keteladanan
Yaitu memberikan
teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan
tujuan pendidik. Pelajar cenderung meneladani pendidiknya, ini dilakukan oleh
semua ahli pendidikan, baik di barat maupun di timur. Dasarnya karena secara
psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang baik, tetapi yang
tidak baik juga ditiru.
10.
Metode Ibrah
dan Mau’idzah
Metode Ibrah
adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan melatih daya nalar
pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu pernyataan atau suatu
kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang
disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar. Sedangkan metode Mau’izah
adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan kerugian dalam
melakukan perbuatan. Dengan metode ini
peserta didik dapat mengambil hikmah dari Rasulullah dan para sahabatnya dalam
sistem peradaban bangsa arab sebelum Islam.
8.
Langkah-Langkah Pembelajaran
1)
Pendahuluan.
a. Ucapkan salam dan berdoa bersama.
b. Periksalah kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat
duduk peserta
didik disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
c. Sapalah peserta didik dengan memperkenalkan diri
kepada peserta didik.
d. Sampaikan tujuan pembelajaran.
e. Gunakan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa
tulisan manual di
papan tulis, kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca), atau dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya.
papan tulis, kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca), atau dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya.
f. Untuk menguasai kompetensi ini gunakan salah satu
model pembelajaran yang cocok di antaranya model Concept Map.
2)
Pelaksanaan/ Kegiatan Inti
a. Ekplorasi
1. Ajaklah peserta didik mengamati gambar materi fakta.
2. Ajukan pertanyaan secara komunikatif tentang gambar
materi fakta pada rubrik.
3. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan pendapatnya pada rubrik.
4. Menjelaskan secara singkat tentang peta konsep yang
ada.
b. Elaborasi
1.
Kelompokkan peserta didik ke dalam 4 anggota tim.
2.
Berikan materi yang berbeda pada setiap siswa dalam tim.
3.
Tiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
4.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
5.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab
yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh.
6.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
7.
Berikan penialaian psikomotorik setiap kelompok diskusi.
c. Konfirmasi
1.
Berikan penilaian afektif setiap kelompok.
2.
Berikan evaluasi dan kesimpulan dari materi yang dibahas.
3.
Berikan penghargaan kepada kelompok yang lain terbaik hasil
diskusinya.
3)
Penutup
1. Ajaklah peserta didik untuk merenung sejenak.
2. Ajaklah peserta didik merencanakan suatu kegiatan
sebagai penilaian psikomotorik.
3. Ajaklah peserta didik menggali ibrah/pembelajaran
dari mempelajari materi peradaban bangsa Arab dan dunia sebelum Islam, antara
lain:
a. Menjauhkan diri dari perbuatan syirik.
b. Tidak melanggar norma sosial dan agama.
c. Giat bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidup.
d. Pengembangan intelektual sesuai norma agama.
e. Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku untuk saling mengenal.
f. Toleransi antar pemeluk agama lain demi terciptanya
kehidupan sosial yang damai, tentram dan beradab.
g. Mengenal berbagai macam peradaban besar dunia yang
muncul sebelum kedatangan Islam.
h. Mengetahui peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw.
4. Ajaklah peserta didik untuk membaca rangkuman di
rumah dalam
rubrik.
5. Guru memberi penilaian kognitif pada rubrik.
9.
Media Pembelajaran
Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran SKI materi Peradaban Bangsa
Arab sebelum Islam adalah:
a.
Bahan bacaan/cacatan (supplementary material) seperti buku bacaan SKI siswa dan guru.
b.
Alat-alat audio-visual, berupa:
1. Media tanpa
proyeksi; misal, papan tulis, papan planel, grafik, gambar dan sebagainya.
2. Media yang
menggunakan teknik atau masinal, misal: film strip, film, tv, radio dan sebagainya.
3. Sumber
masyarakat; misal: obyek, peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan bekas, dan sebagainya.
4. Mengunakan slide
powerpoint.
c.
Internet.
10. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil
belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
1.
Pertanyaan lisan dikelas tentang materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam.
2.
Tugas Kelompok.
3.
Ulangan Harian, dilaksanakan ketika materi per BAB selesai kemudian diadakan tes Ulangan
Harian untuk mengetahui sejauh mana siswa paham akan materi yang telah
disampaikan oleh pendidik.
4.
Ulangan Tengah Semester.
5.
Ulangan Semester, dalam ulangan ini dilakukan
pada akhir semester dengan bentuk soal ujian pilihan ganda semua atau campuran
dan ada yang berupa essay semua.
11.
Sumber dan Referensi Pembelajaran
a. Sari Sejarah
Kebudayaan Islam, jilid 1 a, Abu Muhammad: 1982
b. Sejarah
Peradaban Islam: dari masa klasik hingga modern, Siti Maryam dkk.
c. Tim Perumus,
2006, Menjelajahi Peradaban Islam, untuk Madrasah Aliyah Kelas XII, Yogyakarta,
Pustaka Insan Madani.
d. Buku Pegangan Guru
Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013.
e. Internet dan lain-lain.
12.
Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pertemuan pertama (90 menit)
1.
Sistem Peribadatan Bangsa Quraisy Sebelum Islam
Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti
dan meyakini ajaran agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, ”hanif”artinya
yang benar dan lurus. Karena itu
sejak dulu, ajaran tauhid sudah
mengakar di hati masyarakat Arab. Pembauran dan pergaulan den gan bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka, tetapi seiring berjalannya waktu, ajaran tersebut mengalami perubahan,
penambahan dan
pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al-Khuzai.
pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al-Khuzai.
b. Pertemuan Kedua
(90 menit)
1.
Keadaan Sosial Masyarakat Quraisy Sebelum Islam
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh
kondisi dan letak geografisnya. Bagian tengah Jazirah Arab
terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu, banyak penduduk yang
hidupnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui,
yang mata pencahariannya beternak.
Mereka berpindah-pindah dari satu lembah ke
lembah yang lain mencari rumput untuk hewan ternaknya. Bidang pertanian
dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur,
terutama mereka yang mendiami daerah subur di sekitar Oase seperti Thaif . di
tempat ini mereka menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.
B.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Aliyah pada
BAB Peradaban Bagsa Arab sebelum Islam meliputi:
1. Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam
2. Memahami
sejarah Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam
3. Memahami sistem peribadatan bangsa Quraisy sebelum Islam.
4.
Memahami Keadaan
Sosial Masyarakat Quraisy Sebelum Islam
5.
Meneladani
perilaku sabar Rasulullah SAW pada saat menghadapi berbagai intimidasi
masyarakat Quraisy di Mekkah.
6.
Meneladani
sikap istiqamah Rasulullah SAW dalam melaksanakan beribadah.
C.
Analisis Komprehensif Silabus dan Mata Pelajaran
SKI kelas X Madrasah Aliyah
Dari format silabus yang dijadikan sebagai studi kasus dalam makalah
ini, secara garis besar didapatkan temuan-temuan sebagai berikut (lihat
tabel):
Tabel Kesesuaian Materi SKI Madrasah Aliyah Kelas X Dengan
Prinsip-Prinsip Pengembangan
No
|
Prinsip Pengembangan
|
Hasil Analisis
|
||
Terpenuhi
|
Cukup
|
Kurang
|
||
1
|
Ilmiah
|
✓
|
||
2
|
Relevan
|
✓
|
||
3
|
Sistematis
|
✓
|
||
4
|
Konsisten
|
✓
|
||
5
|
Memadai
|
✓
|
||
6
|
Aktual dan kontekstual
|
✓
|
||
7
|
Fleksibel
|
✓
|
||
8
|
Menyeluruh
|
✓
|
||
9
|
Efektif
|
✓
|
||
10
|
Efisien
|
✓
|
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa, kesesuaian silabus yang dirumuskan
dengan prinsip-prinsip pengembangan yang seharusnya menjadi rujukan dalam
merancang dan membangun pelajaran SKI agar maksiamal dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.
Aspek Prinsip Ilmiah
Pada aspek keilmiahan menunjukkan bahwa materi tentang Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam dan
kegiatan yang termuat dalam komponen silabus dan RPP dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Pengembangan indikator, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber
belajar telah mengacu pada pencapaian kompetensi dasar dan sesuai dengan
karakteristik mata yang berpedoman pada standar isi..
2.
Aspek Relevansi
Pada aspek relevansi yang
ada di dalam materi indikator dan teknik penilaian pembelajaran sudah
terpenuhi menunjukkan adanya keterkaitan terhadap kompetensi dasar, namun akan
lebih baik jika siswa juga melakukan eksplorasi terhadap potensi-potensi
belajar lain. Pada
aspek ini masih belum terpenuhi karena belum ada relevansi antara materi yang
diajarkan dengan realita. Materi yang diajarkan belum ada relevansi dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Seharusnya ada keterkaitan anatra materi pelajaran
yang disampaikan dengan kehidupan sehari-hari, agar hal itu dapat mempermudah untuk
diingatan siswa dan berpengaruh pada
sikap siswa dalam keseharian.
3.
Aspek Sistematis
Pada aspek silabus terlihat adanya hubungan fungsional antar komponen-komponen
silabus dalam mencapai kompetensi itu sudah terpenuhi. Silabus yang
dirancang dengan sistematis menjadikan materi yang akan disampaikan dapat
diajarkan kepada siswa dengan runtut dengan tetap
memperhatikan alokasi waktu.
4.
Aspek Konsisten
Aspek konsisten dalam
komponen-komponen silabus ada hubungan yang tetap antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar dan sistem penilaian. Adanya aspek Konsistensi sangat
diperlukan karena menghidari perubahan-perubahan yang menyebabkan pembelajaran
tidak dapat terlaksana dengan maksimal dan akan membuat guru kesulitan dan tdak
siap ketika menyampaikan materi ajarkan
kepada peserta didik serta akan membuat sisa sulit dalam menerima pelajaran
karena kurang kesiapan dan kebingungan dalam materi yang diajarkn.
5.
Aspek Memadai
Dalam indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar. Pada
aspek ini belum terpenuhi dengan maksimal. Pada pengalaman belajar cenderung
terabaikan karena kebanyakan siswa meneyepelekan pengalaman yang diterima saat
mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Sehingga dapat kita lihat bahwa
minat peserta didik sangat lemah terhadap materi pelajaran ini dan ditambah
lagi metode yang digunakan kurang tepat.
6.
Aspek Aktual Dan Kontekstual
Dalam indikator dan sistem penilaian kurang memerhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dengan peristiwa yang
terjadi. Sering
kali saat pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam guru jarang menggunakan
teknologi yang ada dan lebih terpaku pada metode ceramah saja, untuk membuat
siswa lebih tertarik pada pelajaran SKI seharusnya guru lebih inovatif dan mempunyai
keinginan untuk menggunakan beragam media untuk menunjang proses belajar mengajar seperti penggunaan metode CTL.
7.
Aspek Fleksibel
Pada aspek ini masih kurang, hal ini menandakan
kurang diperhatiakannya penerapan-penerapan aspek fleksibel terhadap
perkembangan zaman. Materi pembelajaran seharusnya ada aktualisi yang tercermin
pada kehidupan sekarang dan fleksibel terhadap perkembangan zaman. Namun,
kebanyakan materi dan cara mengajar yang diterapkan pada pelajarn Sejarah
kebudayaan Islam (SKI) cenderung kaku terhadap perubahan zaman dan monoton,
padahal nilai-nilai yang penting terdapat dalam pelajaran SKI karena membahas
sejarah tentang Peradaban bangsa Arab sebelum Islam. Guru Sejarah
Kebudayaan Islam harus bisa mengikuti dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaruan,
serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, serta
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan zaman.
8.
Aspek Menyeluruh
Dalam silabus dan
pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya mencakup ranah kompetensi (kognitif,
afektif, dan psikomotori). Pada gambaran silabus tersebut tujuan kognitif lebih
banyak ditonjolkan, sedangkan tujuan afektif dan tujuan belum terpenuhi. Hal
tersebut terjadi karena saat menyampaikan materi lebih sering menggunakan
metode ceramah dan ini berakibat pada ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan
pskomotorik) pada siswa tidak meningkat karena siswa cenderung pasif. Padahal
dalam Buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X Kurikulum 2013
materi dan lembar kerja atau lembar latihan siswa sudah dibuat sedemikian rupa
yang meliputi lembar mari berdiskusi, latihan menalar dan menggabungkan, siswa
diajak untuk aktif pada lembar mari bercerita.
9.
Aspek Efektif
Dalam komponen-komponen
silabus sudah cukup menunjukkan keterlaksanaan silabus dalam proses
pembelajaran dikelas. Namun untuk komponen
penilaian tes yang dikembangkan belum menunjukkan efektifitas guru dalam
mengumpulkan informasi tentang tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang
diajarnya atau efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan.
10.
Aspek Efisien
Dalam silabus efesiensi waktu masih sangat kurang. Daya dan waktu dapat
diperkecil, namun belum tentu dapat mencapai hasil atau standar kompetensi yang
ditetapkan karena silabus tersebut belum menggambarkan bagaimana tujuan afektif
dan psikomotorik yang dapat dinilai oleh guru. Sedangkan dalam
proses pembelajaran penguasaan dan pengembangan materi lebih
dititik beratkan pada kemampuan dan kreativitas oleh seorang guru. Masalah penguasaan ddan pengembangan materi disebabkan
kurangnya atau terbatasnya alokasi waktu yang disediakan untuk
materi Sejarah Kebudayaan Islam, sementara materi yang disampaikan
terlalu banyak.
D.
Analisis SWOT Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Aliyah Kelas X
1. Strength
(kekuatan).
Faktor-faktor kekuatan dalam mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas X meliputi kompetensi khusus atau keunggulan
komparatif pelajaran tersebut. Hal-hal yang menjadi kekuatan atau kelebihan
dari Materi meliputi :
a. Siswa mampu
berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lalu yang
dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan tentang perkembangan, perubahan
masyarakat serta keragaman sosial budaya Islam di masa yang akan datang.
b. Dalam Buku
Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X Kurikulum 2013 terutama pada materi Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam menggunakan
kalimat yang mudah dipahami oleh siswa dan penjelasan yang sederhana menjadikan
siswa tidak merasa kebingungan apabila ingin mempelajari sendiri di rumah.
c.
Pada materi SKI di dalam Buku Sejarah
Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X Kurikulum 2013, komponen materi
disusun sangat runtut, detail dan disertakan pula potret gambaran tempat-tempat
bersejarah yang berhubungan dengan materi yang disampaikan sehingga membuat siswa tertarik untuk mempelajari Sejarah Kebudayaan
Islam.
d.
Lembar evaluasi siswa yang lengkap, di
dalamnya terdapat lembar mari berdiskusi, latihan menalar dan menggabungkan,
siswa diajak untuk aktif pada lembar mari bercerita, terdapat pula lembar mari
merenung sejenak yang dimaksudkan agar siswa mampu mengambil ibrah dari setiap
peristiwa yang terdapat dalam materi pelajaran, terdapat pula lembar mari
merefleksikan diri, yang artinya siswa dituntut mampu mengambil ibrah dan juga
mampu menerapkanya pada kehidupan sehari-hari. Dan terdapat lembar mari
berlatih yang bertujuan untuk mengasah pemahaman dan ingatan siswa terhadap
materi yang telah disampaikan.
Adapun Pembelajaran SKI setidaknya
memiliki tiga fungsi dalam segi kelebihan atau keunggulan, antara lain sebagai
berikut:
1.
Fungsi Edukatif.
2.
Fungsi Keilmuan.
3.
Fungsi Transformatif.
2.
Weaknesses
(kelemahan).
Kelemahan dalam konsep ini dapat
berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana atau sumber daya pendidik dan isi
dalam materi pembelajaran, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, hal-hal
tersebut meliputi:
a. Materi Sejarah
Kebudayan Islam lebih memfokuskan pada ranah pengetahuan yaitu Kognitif dan
kurang menekankan pada pembentukan Sikap atau Afektif. Disamping dua ranah
tersebut ada ranah Psikomotorik yang sering kali
terabaikan karena sempit atau sedikitnya waktu pelajaran yang ada dan kurang
tepatnya seorang guru dalam memilih metode pembelajaran.
b. Lemahnya dan kurangnya sumber daya
guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih
variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan
kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan
pengembangan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam.
c. Banyaknya materi sehingga untuk menjelaskan secara rinci terhadap
peristiwa Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam justru memngakibatkan kesulitan
belajar dan mengingat materi pelajaran tersebut.
d. Kurangnya
keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktekkan nilai-nilai SKI
dalam kehidupan sehari-hari. Sebab SKI di Madrasah
bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta
didik.
e. Minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran
serta orang tua peserta didik.
3.
Opportunities
(Peluang).
Hal-hal yang menjadi peluang dalam pembelajaran
SKI di Madrasah aliyah kelas X tersebut meliputi:
a. Peserta didik
mengetahui Sistem Peribadatan
Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam.
b. Memberi ibrah
pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam, sehingga peserta didik mampu
menginternalisasi dan tergerak untuk meneladani dan mewujudkan dalam amal
perbuatan, serta dalam rangka membangun sikap terbuka dan toleran atau semangat
ukhuwah Islamiyah dalam arti luas.
c. Memberi
peluang peserta didik untuk menjadi lebih humanis, untuk mempertinggi harkat
manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar
pengembangan program pendidikan.
4. Threats
(ancaman atau hambatan).
Hal-hal yang menjadi ancaman dalam
pembelajaran SKI meliputi:
a.
Sedikitnya guru profesional yang benar-benar
mendalami materi SKI atau ketidak sesuaian materi yang diajarkan dengan
keilmuan yang dipelajari sewaktu menempuh program sarjana.
b.
Penggunaan metode yang tidak efektif dan
efisien yang menimbulkan kejenuhan belajar pada siswa.
c.
Kurang efektivitasnya waktu yang disediakan sedangkan materi Sejarah
Kebudayaan Islam itu banyak dan memperlukan waku yang lebih panjang.
d.
Antara harapan dan kenyataan dalam SKI memang
kurang ideal Karena banyak guru professional yang masih menggunakan metode
ceramah dan hafalan saja sehingga siswa itu terbatas akan pengetahuannya.
E.
Problematika Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah
Kelas X
Sejarah
Kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk
watak dan kepribadian umat. Dengan mempelajari sejarah, generasi muda akan
mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau
generasi terdahulu. Dari proses itu dapat diambil banyak pelajaran, sisi-sisi
mana yang perlu dikembangkan dan sisi-sisi mana yang tidak perlu dikembangkan. Kendatipun
demikian penting materi sejarah bagi pengembangan kepribadian suatu bangsa,
Namun dalam realitasnya sering kurang disadari, sehingga mata pelajaran sejarah
kurang diminati. Mata pelajaran sejarah justru hanya dipandang sebagai mata
pelajaran pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Aliyah waktu ajarnya hanya
1 jam dalam seminggu, padahal materi SKI cukup banyak. Tidak hanya masalah jam pelajaran, dari hasil
pengamatan dan interview dengan guru SKI, kami juga menjumpai masalah – masalah
lain yang berkaitan dengan metodologi pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada
sekolah tersebut, yaitu :
1. Baru menekankan
pada aspek sejarah politik para tokoh penguasa pada zamannya. Sementara aspek
sosial, aspek ekonomi, budaya dan pendidikan kurang mendapatkan porsi yang
memadai.
2. Apresiasi siswa
terhadap sejarah kebudayaan islam masih rendah.
3. Sikap inferiority
complex, perasaan rendah diri yang komplek. Sikap inferiority complex
ummat Islam terhadap nilai-nilai sejarah budayaannya
sendiri ini merupakan bagian dari masalah dalam pengajaran sejarah. Generasi
muda pada umumnya lebih bangga terhadap hasil kebudyaan Barat, sementara
terhadap kebudayaan Islam sendiri, mereka merasa malu untuk mengakuinya,
apalagi menirunya.
4. Metode yang
dipergunakan oleh guru masih monoton, Sejarah hanya disampaikan dengan ceramah. Padahal metode
dalam proses pembelajaran
yang sesuai dengan Sejarah Kebudayaan Islam itu masih Banyak diantaranya metode Jigsaw, keteladanan dan Konsep Map.
5. Penjelasan guru
kurang memperhatikan aspek-aspek lain, misalnya faktor sosiologis, faktor
antropologis, ekonomis, geografis dan sebagainya. Dalam menjelaskan satu materi
dapat diterangkan dengan beberapa sudut pandang yang berbeda, sehingga
pemahaman siswa menjadi lebih komprehensif.
F. Penyelesaian Masalah Terhadap
Problematika Pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Kelas X
Setelah
diketahui adanya problematika seperti pada uraian di atas, maka diperlukan
adanya tindakan dalam memecahkan masalah tersebut agar proses pembelajaran
berjalan dengan baik sehingga kompetensi dasar dapat dicapai.
Meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Adapun
alternatif dalam penyelesaian masalah dalam pengajaran SKI antara lain:
a.
Perencanaan
Adapun langkah –langkah
dalam perencanaan antara lain:
1.
Membuat perencanaan metode pembelajaran yang
tepat sesuai materi pembelajaran.
2. Membuat lembar
observasi untuk menilai pola interaksi yang terjadi antara siswa dan guru
peneliti, yang diamati langsung oleh kolaborator.
3. Guru
membuat evaluasi formatif untuk mengetahui daya serap siswa.
b.
Pengamatan pada saat pelaksanaan pembelajaran
guru mengamati langsung kepada peserta didik bagaimana respons peserta didik
dalam menerima pelajaran yang telah disampaikan dengan penggunaan metode yang
diterapkan oleh guru, jika metode tersebut kurang menarik perhatian peserta
didik maka perlu di evaluasi kembali.
c.
Guru hendaknya harus mempersiapkan diri sebelum
dimulainya proses pembelajaran dengan baik, baik dalam persiapan personal
maupun materi, metode yang digunakan agar proses pembelajaran berjalan dengan
baik.
d.
Pendekatan
pengajaran, cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana
pembelajaran yang terpadu, meliputi:
1. Keimanan, dari keimanan inilah mendorong peserta didik dalam mengembangkan
keyakinan dan pemahaman tentang adanya Allah SWT.
2. Pengamalan, melalu
pengamalan ini peserta didik dapat mempraktekkan dari hasil belajar
dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana sikap Rasulullah, sahabat dan
para Ulama dalam Perdaban Bangsa Arab sebelum Islam.
3. Pembiasaan,
melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang
sesuai dengan ajaran Islam yang dicontohkan oleh Sahabat, khalifah dan para
ulama.
4. Rasional, usaha
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran SKI dengan pendekatan yang
memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan
mudah dipahami dengan penalaran.
5. Emosional, melalui
emosi ini perasaan peserta didik dapat
tergugah untuk menghayati berbagai peristiwa dalam sejarah Islam
sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik.
6. Fungsional, dengan
fungsional ini peserta didik dapat mengambil manfaat atas pelajaran dalam kehidupan sehari-hari tentang materi
yang telah diajarkan oleh pendidik.
7. Keteladanan, yaitu pendidikan yang guru serta
komponen madrasah lainnya sebagai teladan; sebagai cerminan dari individu yang
meneladani sahabat, khalifah dan para ulama’.
G. Solusi dalam
Penyelesaian Masalah
Adapun solusi yang bisa kami sampaikan yaitu :
1.
Seluruh komponen dalam RPP seharusnya mengacu
pada silabus, termasuk indikator
pencapaian kompetensi, sehingga penyampaian materi lebih mengarah dan sistematis.
Kalaupun terdapat sub materi yang perlu dikembangkan, maka sebaiknya tetap
memprioritaskan terhadap apa yang tercantum dalam silabus.
2.
Seorang tenaga pengajar semestinya tidak hanya
berpedoman pada buku paket saja untuk pengembangan materi, guru bisa memanfaatkan
media elektronik seperti Internet, LCD, Proyektor dan buku penunjang lainnya
mengingat begitu luasnya materi yang harus disampaikan sedangkan alokasi waktu
PAI di sekolah umum amat terbatas (tidak proporsional).
3.
Hal-hal yang dijadikan bahan evaluasi
semestinya sesuai dengan poin-poin indikator
pencapaian kompetensi (minimal sama dengan indikator pencapaian kompetensi,
boleh lebih asalkan tidak melebar dari meteri yang ada sehingga lebih
terfokuskan).
4.
Perlu adanya pembenahan kembali dalam hal
penyusunan RPP yang ideal dan prosedural karena masih banyak tenaga pengajar
yang kurang begitu memperhatikan
kaidah penyusunan RRP yang baik dan benar untuk lebih meningkatkan lagi
kualitas pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Dari Telaah materi SKI Kelas X Madrasah Aliyah menunjukkan bahwa,
kesesuaian silabus yang dirumuskan dengan prinsip-prinsip pengembangan yang
seharusnya menjadi rujukan dalam merancang bangun dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Aspek prinsip ilmiah
menunjukkan materi dan kegiatan yang termuat dalam komponen silabus dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Aspek relevansi materi indikator dan teknik
penilaian pembelajaran cukup menunjukkan adanya keterkaitan terhadap kompetensi
dasar.
3. Aspek sistematis
silabus terlihat adanya hubungan fungsional antar komponen-komponen silabus
dalam mencapai kompetensi.
4. Aspek konsisten di
dalam komponen-komponen silabus tersebut telah ada hubungan yang ajek antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar
dan sistem penilaian.
5. Aspek memadai cakupan
indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aspek aktual dan
kontekstual cakupan indikator dan sistem penilaian kurang memerhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupn nyata dengan
peristiwa yang terjadi.
7. Aspek fleksibel
komponen silabus indikator dan penilaian kurang dapat mengakomodasi peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
masyarakat.
8. Aspek menyeluruh
silabus belum menunjukkan keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan
psikomotori).
9. Aspek efektif komponen-komponen
silabus cukup menggambarkan keterlaksanaan silabus
tersebut dalam proses pembelajaran.
10. Aspek efisien daya dan
waktu dapat diperkecil, namun belum tentu dapat mencapai hasil atau standar
kompetensi yang ditetapkan karena silabus tersebut belum menggambarkan
bagaimana tujuan afektif dan psikomotorik yang dapat dinilai oleh guru.
Materi sejarah
itu penting bagi pengembangan kepribadian suatu bangsa, Namun dalam realitasnya
sering kurang disadari, sehingga mata pelajaran sejarah kurang diminati. Mata
pelajaran sejarah justru hanya dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap, baik
oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) di Madrasah Aliyah waktu ajarnya hanya 1 jam dalam seminggu,
padahal materi pelajaran SKI cukup banyak.
Adapun solusi
yang bisa dilakukan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam antara lain,
yaitu :
1.
Seluruh komponen dalam RPP seharusnya mengacu
pada silabus, termasuk indikator
pencapaian kompetensi, sehingga penyampaian materi lebih mengarah dan sistematis.
Kalaupun terdapat sub materi yang perlu dikembangkan, maka sebaiknya tetap
memprioritaskan terhadap apa yang tercantum dalam silabus.
2.
Seorang tenaga pengajar semestinya tidak hanya
berpedoman pada buku paket saja untuk pengembangan materi, guru bisa
memanfaatkan media elektronik seperti Internet, LCD, Proyektor dan buku
penunjang lainnya mengingat begitu luasnya materi yang harus disampaikan
sedangkan alokasi waktu PAI di sekolah umum amat terbatas (tidak proporsional).
3.
Hal-hal yang dijadikan bahan evaluasi
semestinya sesuai dengan poin-poin indikator
pencapaian kompetensi (minimal sama dengan indikator pencapaian kompetensi,
boleh lebih asalkan tidak melebar dari meteri yang ada sehingga lebih terfokuskan).
4.
Perlu adanya pembenahan kembali dalam hal
penyusunan RPP yang ideal dan prosedural karena masih banyak tenaga pengajar
yang kurang begitu memperhatikan
kaidah penyusunan RRP yang baik dan benar untuk lebih meningkatkan lagi
kualitas pembelajaran.
B.
Kritik dan
Saran
Demikian makalah telaah Sejarah Kebudayaan Islam
di Madrasah Aliyah kelas X Khususnya
pada materi Peradaban Bangsa Arab sebelum Islam, semoga dapat memberikan
manfaat dan menambah wawasan kita semua. Apabila ada kritik dan saran, silakan sampaikan
langsung kepada kami. Karena kritik dan saran dari pembaca tentu sangat
dibutuhkan untuk bahan intropeksi. Sehingga di masa yang mendatang, kami dapat
menyusun makalah yang lebih baik lagi.
REFERENSI
1. Buku Sejarah
Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X Kurikulum 2013 (Khusus Siswa).
2. Silabus dan RPP
Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X Kurikulum 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar