MAKALAH
“TELAAH MATERI SKI MA KELAS XI”
Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Telaah Materi PAI III”
Dosen Pengampu : Drs. ABDURROZAQ ASSOWY.
Disusun oleh :
AHMAD KHOIRUN NIAM. ZA
MAFTUHATUL AULIYA
NUR SA’ATI FATWA LAILI
YUNIAR ROUDLOTUN NISSA
UNIVERSITAS NAHDLOTUL ULAMA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JL. TAMAN SISWA (PEKENG) TAHUNAN JEPARA 59427
TAHUN AJARAN 2016/2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................................. 1
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang............................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 3
BAB II (LANDASAN TEORI)
A. Deskripsi Kurikulum.................................................................................... 4
B. Materi Pelajaran SKI Kelas XI MA............................................................. 5
BAB III (PEMBAHASAN)
A. Analisis Silabus SKI.................................................................................. 32
B. Analisis Komprehensip.............................................................................. 34
C. Analisis SWOT.......................................................................................... 41
D. Problematika Materi Ski Kelas XI MA...................................................... 43
E. Solusi Problematika Materi Ski Kelas XI MA........................................... 45
BAB III (PENUTUP)
A. Kesimpulan................................................................................................ 47
B. Saran.......................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata pelajaran yang terhimpun dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan diberbagai jenjang pendidikan yang bernafaskan islam. Sejarah memiliki peranan penting dalam kehidupan. Dengan sejarah seseorang dapat mengetahui keadaan masa lalu yang mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang. Sejarah tidak hanya sekedar mengenang masa lalu, sejarah diharapkan mampu memberikan sumbangan yang besar terhadap realitas kehidupan saat ini. Selain itu, diharapkan kehidupan yang dijalani sekarang dan yang akan datang dapat berkaca pada peristiwa masa lalu. Oleh karena itu, SKI sangat penting untuk diberikan dan diajarkan dengan baik kepada setiap satuan pendidikan.
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MA merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau. Dalam pengajaran SKI kelas XI MA peserta didik sudah mulai berfikir bernalar, sejarah harus diberikan secara kritis. Tujuan dari pembelajaran SKI agar peserta didik bisa merefleksikan sejarah islam ke dalam kehidupannya, maka diharapkan peserta didik mempunyai pemahaman sejarah islam secara kontekstual dan bermanfaat bagi pribadinya. Secara substansial mata pelajaran SKI memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami dan menghayati SKI yang mengandung berbagai nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.
Pembelajaran SKI sangatlah diperlukan ketelitian, agar pemahaman siswa tentang sejarah kebudayaan islam bisa teraplikasikan dalam pikiran, hati, dan perbuatan yang nantinya akan membentuk watak manusia yang berbudi pekerti dan sadar akan kehidupan yang dijalaninya. Dalam SKI tersimpan nilai- nilai yang otentik, misalnya nilai moral, nilai sosial, nilai kepahlawanan nilai kepemimpinan, nilai agama dan masih banyak lagi hal- hal positif yang perlu digali di dalamnya. Dalam makalah ini yang akan kami analisis dan kami bahas terkait dengan pelajaran SKI kelas XI MA yaitu tentang pemerintahan bani umayyah dan bani Abasiyah yang menjadi tonggak sejarah dalam perkembangan agama islam.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana deskripsi tentang kurikulum?
2. Seperti apa materi pelajaran SKI di Kelas XI Madrasah Aliyah?
3. Bagaimana analisis silabus pelajarn SKI di Madrasah Aliyah kelas XI?
4. Apa probelmatika silabus SKI di Madrasah Aliyah kelas XI?
5. Bagaimana alternatif penyelesaian masalah pelajaran SKI di Madrasah Aliyah kelas XI?
B. Tujuan Penulisann
1. Dapat mengetahui deskripsi tentang kurikulum.
2. Mengetahui materi pelajaran SKI di Kelas XI Madrasah Aliyah.
3. Dapat menganalisis silabus pelajarn SKI di Madrasah Aliyah kelas XI.
4. mengetahui probelmatika silabus SKI di Madrasah Aliyah kelas XI.
5. dapat menemukan alternatif penyelesaian masalah pelajaran SKI di Madrasah Aliyah kelas XI.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DISKRIPSI KURIKULUM
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menentukan suatu sistem pendidikan, karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan semua tingkat pendidikan. Adapun tujuan dari kurikulum yaitu tujuan nasional, tujuan institusional dan tujuan kurikuler. Dari setiap mata pelajaran tentu memiliki karakteristik dan tujuan tersendiri. Tujuan mata pelajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan penjelasan tujuan kurikulum diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan komponen dari pendidikan yang memegang peranan yang begitu penting, termasuk bagi pelaksanaan dan penyelenggaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu bagian integral dari Pendidikan Agama Islam. kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam memiliki peran yang sangat mendukung dalam pencapaian tujuan dari kurikulum Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dalam merencanakan dan menyusun kurikulum, guru diharapkan agar cermat dan teliti. Karena, sebuah kurikulum itu memiliki sejumlah komponen yang saling terkait erat satu sama lain. Dan secara teoritis, penyusunan kurikulum harus berdasarkan asas dan orientasi tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami menganggap bahwa penulisan mengenai Telaah Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam ini sangat penting untuk dibahas, karena mengingat peranan dan fungsinya yang cukup penting dalam pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
MATERI I
PROSES LAHIRNYA DAN FASE- FASE PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menganalisis proses lahirnya Bani Umayyah di Damaskus.
2. Memahami fase- fase pemerintahan dinasti Bani Umayyah di Damaskus.
3. Menceritakan proses berdirinya dinasti Bani Umayyah.
4. Membuat sinopsis tentang fase pemerintahan dinasti Bani Umayyah di Damaskus.
C. Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan :
1. Peserta didik mampu menganalisis proses lahirnya Bani Umayyah di Damaskus.
2. Peserta didik mampu memahami fase- fase pemerintahan dinasti Bani Umayyah di Damaskus.
3. Peserta didik mampu menceritakan proses berdirinya dinasti Bani Umayyah.
4. Peserta didik mampu membuat sinopsis tentang fase pemerintahan dinasti Bani Umayyah di Damaskus.
D. Materi Pokok Pembelajaran
1. Proses Lahir dan fase fase pemerintahan bani umayyah
Lahirnya Bani Umayyah I di Damaskus tahun 40 hijriyah oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dikota kecil diwilayah Yerussalem, diperintahkan oleh para pakar sejarahwan terakhir Khulafaurrasyidin. Karena pengangkatan Ali bin Abi Thalib oleh mayoritas masyarakat islam mengganti khalifah Usman tidak pernah disetujui oleh pihak Muawiyah, maka berbagai cara dilakukan oleh Muawiyah untuk menurunkan atau menghacurkan Ali bin abi thalib dari perintahannya. Salah satu caranya ialah Muawiyah dan kelompoknya memfitnah Ali dengan menyebarkan isu bahwa Ali lah yang berada dibelakang terbunuhnya Usman bin Affan. Isu ini termakan oleh beberapa pembesar dikalangan umat islam, seperti Siti Aisyah, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka mengumumkan perang terhadap Ali bin Abi Thalib. Perang terebut di sebut perang jamal. Kelompok Muawiyah tetap melakukan propaganda untuk menghancurkan pemerintahan Ali, skenario perdamaian diatur oleh Muawiyah agar dapat menurunkan Ali sebagai khalifah, namun perdamaian ini tidak membuahkan hasil, hingga pada saatnya Muawiyah menyuruh kelompok khawarij untuk membunuh ali. Dan wafatnya Ali bin Abi Thalib menjadikan Bani Umayyah yang telah diproklamirkan pada tahun 40 hijriyah akan menjadi eksis dan menjadi satu- satunya pemerintahan yang sah dalam islam.
2. Fase – fase Pemerintah Bani Umayyah I Damaskus
Selama 92 tahun Bani Umayyah I berdiri dapat dibagai menjadi beberapa fase pemerintahan , yaitu :
a. Fase beridiri atau fase pembentukan dan pembinaan
Dimulai dari berdirinya Bani Umayyah tahun 40 H atau 662 M sampai masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik khalifah ke 6 ketika islam masuk Eropa atau Andalusia yang dibawa oleh Tariq bin Zaid tahun 711 M. Pada masa ini pembinaan peradaban islam berjalan dengan pendekatan Arabisasi ( arab oriented ) yaitu pengembangan peradaban yang berciri Arab.
b. Fase kamajuan
Dimulai dari masa khalifah ke 7 Sulaiman bin Abdul Malik sampai masa Umar bin Abdul Aziz khalifah yang ke 8 dari pemerintahan Bani Umayyah I Damaskus, pada fase ini islam telah berkembang hampir dipenjuru dunia, seperti dari wilayah Asia Tenggara sampai Asia Timur jauh dari Afrika Utara sampai Andalusia dan dari India samapai Persia.
c. Fase lemah sampai runtuh
Fase ini dimulai ari mas kekuasan Yazid bin Abdul Malik khalifah ke 9 yang tidak bisa saat mengendalikan pemerintahan seperti kedua kakaknya walid dan sulaiman. Pada saat dia diangkat banyak terjadi pemberontakan dan khalifah yazid sendiri tidak dapat mengendalikan pemberontakan – pemberontakan tersebut.
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, debat, penugasan dan problem solving.
F. Strategi Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
þ Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
þ Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
þ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
þ Tanya jawab tentang materi pelajaran.
2. Kegiatan Inti
ü Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan yaitu :
ü guru menyampaikan materi tentang proses lahirnya dan fase- fase pemerintahan Bani Umayyah.
ü guru melakukan tanya jawab tentang materi proses lahirnya dan fase- fase pemerintahan Bani Umayyah.
ü Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi yang dilakukan yaitu :
ü Siswa dibentuk secara berkelompok dan mendiskusikan tentang proses lahirnya dan fase- fase pemerintahan Bani Umayyah.
ü Siswa menyampaikan pendapatnya pada masing- masing kelompok tentang hasil- hasil diskusi tentang proses lahirnya dan fase- fase pemerintahan Bani Umayyah.
ü Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi yang dilakukan yaitu :
ü Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
ü Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup yang dilakukan yaitu :
þ bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
þ melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
þ memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
þ merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setegah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
H. Refrensi
Referensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
I. Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah led prokyektor dan papan tulis.
J. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
MATERI II
KHALIFAH – KHALIFAH YANG TERKENAL DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH I
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi keberhasilan-keberhasilan yang di capai pada Bani Umayyah di Damaskus
2. Menganalisis perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pda masa Bani Umayyah di Damaskus
3. Memetakan keberhasilan-keberhasilan yang dicapi pada masa Bani Umayyah
4. Mempresentasikan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa Bani Umayyah di Damaskus.
C. Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi keberhasilan-keberhasilan yang di capai pada Bani Umayyah di Damaskus
2. Peserta didik mampu menganalisis perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayyah di Damaskus
3. Peserta didik mampu memetakan keberhasilan-keberhasilan yang dicapi pada masa Bani Umayyah
4. Peserta didik mampu mempresentasikan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa Bani Umayyah di Damaskus.
D. Materi Pokok Pmbelajaran
1. 14 Khalifah Bani Umayyah I
Muawiyah Bin Abi Sufyan, tahun 40- 60 H, Yazid Bin Muawiyah 60- 64 H, Muawiyah 2 Bin Yazid 64- 64 H, Marwan Bin Hakam 64 – 65 H, Abdul Malik Bin Marwan 65-86 H, Walid Bin Abdul Malik 89-96 H, Sulaiman Bin AbdulMalik 96-99 H, Umar Bin Abdul Aziz 99-101 H, Yazid Bin Abdul Malik 101-105 H, Hisyam Bin Abdul Malik 105-125 H, Walid Bin Yazid 125-126 H, Yazid Bin Walid 126 H, Ibrahim Bin Walid 126 H, Marwan Bin Muhammad 127-132 H. Dari 14 khalifah yang memerintah Bani Ummaiyah I selama 92 tahun, diantaranya ada khalifah yang terkenal karena prestasi dalam pemerntahanya masing-masing.
2. Khalifah – khalifah Bani Umayyah yang Terkenal
a. Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan
Khalifah muawiyah bin abi sufyan terkenal dalam sejarah perkembanagan Bani umayyah 1, karena keberanian beliau pada saat memproklamirkan Bani Umayyah 1 tahun 40 H pada saat Ali bin Abi Thalib masih memerintahkan sebagi khalifah yang terakhir khulafaurasyidin.
b. Khalifah Marwan bin Hakam
Khalifah marwan bin hakam adalah sesorang yaang bijaksana. Berpikiran tajam, fasih berbicara dan berani. Marwan adalah kahalifah yang berani membernatas para pemberontak engan cara yang keras dan tegas.
c. Khalifah Walid bin Abdul Malik
Khalifah ke 6 Bani Umayyah Walid bin Abdul Malik bersamaan dengan permintaan bantuan dari pemerintahan gotriyah barat kepada islam, oleh khalifah al – walid pemerintahan itu dipenuhi dengan mengirim 12.000 pasukan islam yang di pimpin oleh thariq bin zaid.
d. Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Khalifah umar bin abdul aziz khalifah ke 8 dari pemerintahan bani umayyah 1, memerintahkan hanya 3 tahun kurang lebihnya tahun 99 – 10 H. Akan tetapi masyarakat islam yang dipimpin mengalami peningkatan kulalitas secara drastus terutama dalam hal status ekonomi.
3. Kebijakan – Kebijakan Pemerintahan Bani Umayyah 1 Damaskus
Kebajiakn pemerintahan bani umayyah 1 sanagat berpengaruh perkebanagan islam bani umayyah 1 adalah pada saat muawiyah bin abi sufyan memrintahkan sebbagai khalifah pertama, dia mennetapakan beberapa kebijakannya :Memperluas wilayah islam yang di 3 wilayah yang rata – rata subur, Membentuk departemen data dua, Mengangkat beberapa profesional dalam bidang administrasi keuangan
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah, role playing, tanya jawab.
F. Strategi Pembelajaran
2. Kegiatan Pendahuluan
þ Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
þ Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
þ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
þ Tanya jawab tentang materi pelajaran.
3. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan yaitu :
ü guru menyampaikan materi tentang khalifah – khalifah yang terkenal dan kebijakan pemerintahan bani umayyah 1.
ü guru melakukan tanya jawab tentang materi tentang khalifah – khalifah yang terkenal dan kebijakan pemerintahan bani umayyah 1.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi yang dilakukan yaitu :
ü Siswa dibentuk secara berkelompok dan mendiskusikan tentang khalifah – khalifah yang terkenal dan kebijakan pemerintahan bani umayyah 1.
ü Siswa menyampaikan pendapatnya pada masing- masing kelompok tentang hasil- hasil diskusi tentang tentang khalifah – khalifah yang terkenal dan kebijakan pemerintahan bani umayyah 1.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi yang dilakukan yaitu :
ü Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
ü Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup yang dilakukan yaitu :
þ bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
þ melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
þ memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
þ merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setegah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
H. Refrensi
Referensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
I. Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah led prokyektor dan papan tulis.
J. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
MATTERI III
PERKEMABANGAN PERADABAN BANI UMAYYAH 1 DAMASKUS
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Memahami pusat – pusat peradaban islam pada masa pemerintahan Bani umayyah di damaskus.
2. Mengidentifikasi peninggalan – peninggalan peradaban islam masa pemerintahan Bani umayyah damaskus.
3. Memaparkan pusat – pusat peradaban islam pada masa pemerintahan bani umayyah damaskus.
4. Membuat peta konsep mengenai peningalan – peninggalan peradaban islam masa pemerintahan bani umayyah.
C. Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi peradaban islam pada masa pemerintahan bani umayyah di damaskus.
2. Peserta didik mampu mengalanisis peninggalan – peninggalan peradaban islam masa pemerintahan Bani umayyah damaskus.
3. Peserta didik mampu memetakan pusat – pusat peradaban islam pada masa pemerintahan bani umayyah damaskus.
4. Peserta didik mampu mempresentasikan mengenai konsep mengenai peningalan – peninggalan peradaban islam masa pemerintahan bani umayyah.
D. Materi Pokok Pembelajaran
1. Proses Kondifikasi Hadits Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz
Pengumpulan dan penyempuranaan hadits terjadi apada masa pemerintahan khalifah ke 8 Bani umayyah, uamr bin abdul aziz tahun 99 – 10 . khalifah uamar mengintruksikan kepada gubenur madinah yang memerintahkan pada waktu itu agar segera mengumumkan pada masyarakat umum tentang gerakan himpunan dan penyempurnaan hadits.
2. Proses perkembanagan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Umayyah 1
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman permulaan islam termasuk masa bani umayyah 1 meliputi bidang diniyah. Bidang tarkih dan filsafat, akan tetapi bani uayyah secara khusus enyediakan dan tertentu untuk memperkerjakan mereka dalam lembanga – lembaga ilmu berupa masjid – masjid dan lembaga lainnya yang disediakana oleh pemerintah.
3. Peradaban yang Tumbuh Masa Bani Umayyah 1
Pengembangan budaya filsafat dan ilmu pada masa Bani umayyah 1 difokuskan pada beberapa bidsng, yaitu :Ilmu pengetahuan (tafsir, hadist, qiraat, nahwu, tarikh dan geografi, seni budaya).
4. Membentuk dan Menyempurnakan departemen – departemen pemerintahan
Departemen yang berkembang pada masa Bani umayyah 1 adalah perkembangann masa pemerintahankhalifah umar, beliau telah membentuk 5 departemen nidhamul maaly, bentuk departemen ini di kembangkan lagi oleh muawiyah bin abi sufyan dalam bentuk yang lebih luas dan menyeluru.
5. Pusat – pusat peradaban bani umayyah 1
Kuffah , Bashrah, Syiria , Andalusia, Kordova, Granada, Mesir, dan Kairawan
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, inquiry dan penugasan.
F. Strategi Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
þ Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
þ Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
þ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
þ Tanya jawab tentang materi pelajaran.
b. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan yaitu :
ü guru menyampaikan materi tentang perkembangan peradaban bani umayyah 1 damaskus.
ü guru melakukan tanya jawab tentang materi tentang perkembangan peradaban bani umayyah 1 damaskus.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi yang dilakukan yaitu :
ü Siswa dibentuk secara berkelompok dan mendiskusikan tentang tentang perkembangan peradaban bani umayyah 1 damaskus.
ü Siswa menyampaikan pendapatnya pada masing- masing kelompok tentang hasil- hasil diskusi tentang tentang perkembangan peradaban bani umayyah 1 damaskus.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi yang dilakukan yaitu :
ü Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa tentang perkembangan peradaban bani umayyah 1 damaskus.
ü Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan tentang tentang perkembangan peradaban bani umayyah 1 damaskus.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup yang dilakukan yaitu :
þ bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
þ melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
þ memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
þ merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setegah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
H. Refrensi
Referensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
I. Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah led prokyektor dan papan tulis.
J. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
MATERI IV
MASA KELEMAHAN SAMPAI RUNTUHNYA BANI UMAYAH 1 DI DAMASKUS
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menganalisis proses lahirnya bani umayyah di damaskus
2. Memahami fase – fase pemerintahan didanasti bani umayyah di damaskus
3. Menceritakan proses berdirinya bani umayyah
4. Membuat sinopsis tentang fase pemerintahan dinasti bani umayyah damaskus.
C. Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi proses lahirnya bani umayyah di damaskus
2. Peserta didik mampu mengalanisis fase – fase pemerintahan didanasti bani umayyah di damaskus
3. Peserta didik mampu memetakan proses berdirinya bani umayyah
4. Peserta didik mampu mempresentasikan mengenai tentang fase pemerintahan dinasti bani umayyah damaskus.
D. Materi Pokok Pembelajaran
1. Faktor – faktor Penyebab Mundurnya Bani Umayyah 1 Damaskus
a. Faktor Internal
Sistem mornaki yang dipakai oleh pemerintahan bani umayyah dalam proses peralihan kepimpinan memberikan pengaruh paling besar terhadap faktor lemahnya dan kehancurannya bani umayyah 1.mereka seperti boneka yang siap dipermainkan kapan saja dan dimana saja, sehingga yang mengendalikan pemerintahan adalah para pembesar istana seperti perdana mentri.
b. Faktor eksternal
Munculnya kekuatan bani abbasiyah ditandai oleh ahli sejarah sebagai persaingan politik terhadap bani umayyah 1 yang pada saat itu telah menurun hampir di semua wilayah kekuasaannya. Sering menyerang antara bani umayyah 1 dengan kekuatan abbasiyah menambah para dan mempercepat faktor lemah bani umayyah 1.
2. Faktor – faktor Pemicu Munculnya Pemberontakan
Penyebab terjadinya faktor pemicu pemberontakan masa bani umayyah 1 bermacam – macam, diantaranya adalah ;
a. Perebutan kekuasaan
Faktor perebutan kekuasaan yang memicu adanya pemberontakan terhadap, pemerintahan yang sah merupakan faktor dominan. Hal ini terjadi perebutan siapa yang akan lebih dahulu menjadi khalifah menggantikan posisi khalifah sebelumnya. Perebutan yang dilakukan oleh muawiyah terhadap ali dilakukan dengan berbagai cara, yang pada akhirnya memfungsikan kelompok khawarij yang fundamental membunuh ali dengan cara ditusuk pada saat sholat subuh.
b. Dendam
Faktor dendam termasuk faktor yang sering terjadi memicu pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. muawiyah melakukan melakukan berbagai cara untuk menurunkan ali dari pemerintahannya.
c. Harta Kekayaan yang melimpah
Pemerintahan islam abad klasik adalah pemerintahan yang kaya dengan harta. Hal in disebabkan karena umat islam pada masa itu selalu memenangkan perang sehingga pemerintahan yang kalah harus bayar ghonimah kepada islam.
3. Kelebihan dan Kekurangan Bani Umayyah 1
Faktor kekurangan dari bani umayyah 1 :
a. Memakai sistem peralihan kekuasaan monarki, yang menyebabkan putra mahota yang masih kecil dan tidak profesional menjadi khalifah.
b. Banyak wilayah baru yang di taklukan tetapi tidak dibina secara insensif.
c. Banyak kasus penyelewengan dalam istana yang tidak di tindak dengan tegas oleh pemerintahan, seperti korupsi dan nepotisme.
d. Pengangakatan dua putra makota dalam satu tahun pemerintahan yang terjadi pada khalifah ke 12.
4. Proses Runtuhnya Bani Umayyah 1 di Damaskus.
1. Sikap tidak senangan masyarakat terhadap khalifah – khalifah bani umayyah 1
Ketidaksengan masyarakat islam terhadap pemerintahan bani umayyah 1 di sebabkan oleh praktek – praktek rusaknya akhlak dari para khalifah melaui acara – acara seremonial yang dilaksanakan di dalam istana dengan alasan untuk menghibur parapembesar – pembesar istana.
Perebutan kekuasaan dalam istana juga termasuk faktor internal penyebab lemahnya bani umayyah 1 seperti yang terjadi pada masa pemerintahan setelah khalifah yang ke 12 walid bin yazid yang wafat tahun 126 H. Akan tetapi yang terjadi adalah bentrok dan pertikaian antara keluarga istana. Kondisi demikan menimbulkan respon buruk masyarakat terhadap pemerintahanbani umayyah 1.
2. Peperangan Melawan Keturunan Abbasiyah
Lemahnya pemerintahan bani uamyyah 1 terjadi hampir di semua wilayah kekuasaan, sementara kekuatan baru yang baru muncul sebagai lawan politik yaitu abbasiyah sedang berkembang pesat dengan mendapat sambutan dan dukungan dari masyarakat islam. Pertemuan kedua belah pihak tidak bisa dielakkan dan pertempuran al – zab tahun 132 H atau 750 M. Dalam pertempuran bani umayyah 1 kalah dan khalifah terakhir ( ke 14 ) marwan dikejar oleh pengikut abu abbas kemudian ditanggkap dan dibunuh di mesir.
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode cerita, diskusi, debat, tanya jawab dan problem solving.
F. Strategi Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
þ Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
þ Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
þ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
þ Tanya jawab tentang materi pelajaran.
b. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan yaitu :
ü guru menyampaikan materi tentang masa kelemahan sampai runtuhnya bani umayyah 1 damaskus
ü guru melakukan tanya jawab tentang materi tentang masa kelemahan sampai runtuhnya bani umayyah 1 damaskus
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi yang dilakukan yaitu :
ü Siswa dibentuk secara berkelompok dan mendiskusikan tentang masa kelemahan sampai runtuhnya bani umayyah 1 damaskus
ü Siswa menyampaikan pendapatnya pada masing- masing kelompok tentang hasil- hasil diskusi tentang tentang masa kelemahan sampai runtuhnya bani umayyah 1 damaskus
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi yang dilakukan yaitu :
ü Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
ü Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup yang dilakukan yaitu :
þ bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
þ melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
þ memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
þ merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setegah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
H. Refrensi
Referensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
I. Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah led prokyektor dan papan tulis.
J. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
MATERI V
PROSES LAHIRNYA DAN FASE- FASE PEMERINTAHAN BANI ABASIYAH
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menganalisis proses lahirnya bani umayyah di damaskus
2. Memahami fase – fase pemerintahan didanasti bani umayyah di damaskus
3. Menceritakan proses berdirinya bani umayyah
4. Membuat sinopsis tentang fase pemerintahan dinasti bani umayyah damaskus.
C. Tujuan dan Orientasi PembelajaranMelalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi proses lahirnya bani umayyah di damaskus
2. Peserta didik mampu fase – fase pemerintahan didanasti bani umayyah di damaskus
3. Peserta didik mampu memetakan proses berdirinya bani umayyah
4. Peserta didik mampu mempresentasikan mengenai tentang fase pemerintahan dinasti bani umayyah damaskus
D. Materi Pokok Pembelajaran
1. Proses Lahirnya Dinasti Abasiyah
Abbasiyah berasal dari kata al-abbas, yaitu salah satu keturunandari bani hasyim yang termasuk paham dari muhammad saw, bani hasyim merupakan dari mitra politik bani umayyah sejak zaman jahiliyah sapai kelahiran islam, juga pada saat bani umayyah zaman jahiliyah sapai kelahiran islam, juga pada saat bani umayyah berkuasa..
Masa peerintahan khulafaur rosyidin. Pemerintahan setelah berakhirnya di kuasai oleh keluarga bani umayyah. Bani umayyah adalah kelommpok keluarga besar atau bani yang didirikan oleh muawiyah bin abi sofyan.
Sementara itu kelurga bani hasyim berada pada posisi di bawah dan tidakberperan sedikitpun dalam pemmerintahan bani ummayyah. Keluarga bani hasyimm mmeasaknn keadilan ketika pemmerintahan bani uayyah di pimpin oleh khalifah kedelapan, yaitu umar bin abdul aziz. Beliau memang adil dan menghargai hak asasi manusia bagi rakyatnnya.
Pada masa itu,tidak boleh seorangpun keluar dari garis undang-undang atau hukum negara . kebiasaan mencela keluarga ali dilanrang. Pera pejabat yang melakukan kesalahan harus segera dilaporkan kepada mahkamah tinggi yang diberi hak penuh untuk menghukum siapapun yang bersalah
2. Fase- fase Pemerintahan Bani Abbasiyah
fase pemberontakan tahun 750-847 M = 132 H- 2322 H, fase kedua tahun 231 H- 334 H = 847 M- 945 M, fase ketiga tahun 334 H- 447 H = 945 M- 1055 M, fase keempat tahun 447 H- 590 H = 1055 M- 1194 M, fase kelima tahun 590 H – 656 H = 1194 M- 1258 M
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
F. Strategi Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
þ Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
þ Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
þ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
þ Tanya jawab tentang materi pelajaran.
b. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan yaitu :
ü guru menyampaikan materi proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
ü guru melakukan tanya jawab tentang materi proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi yang dilakukan yaitu :
ü Siswa dibentuk secara berkelompok dan mendiskusikan tentang proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
ü Siswa menyampaikan pendapatnya pada masing- masing kelompok tentang hasil- hasil diskusi tentang proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi yang dilakukan yaitu :
ü Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
ü Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup yang dilakukan yaitu :
þ bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
þ melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
þ memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
þ merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setegah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
H. Refrensi
Referensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
I. Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah led prokyektor dan papan tulis.
J. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
MATERI VI
KHALIFAH- KHALIFAH ABASIYAH YANG TERKENAL DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH ABASIYAH
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Memahami karakteristik umum sistem pemerintahan bani abassiyah
2. Mendiskripsikan keberhasilan- keberhasilan padaa masa abbassiyah di baghdad
3. Memaparkan karakteristik umum sistem pemerintahan bani abbasiyah
4. Memetakan keberhasilan- keberhasilan yang dicapai padaa masa bani abbasiyah
C. Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan :
1. Peserta didik mampu memahami karakteristik umum sistem pemerintahan bani abassiyah
2. Peserta didik mampu mendiskripsikan keberhasilan- keberhasilan padaa masa abbassiyah di baghdad
3. Peserta didik mampu emaparkan karakteristik umum sistem pemerintahan bani abbasiyah
4. Peserta didik mampu memetakan keberhasilan- keberhasilan yang dicapai padaa masa bani abbasiyah
D. Meteri Pokok Pembelajaran
1. Khalifah- khalifah Abbasiyah Yang Terkenal
a. Abu Ja’far al- Mansur
b. Harun al- Rasyid
c. Al- Makmum
d. Al- Muktasim
2. Kebijakan Khalifah Bani Abbasiyah
1. Memindahkan pusat kekuasaan bani abbasiyah dari hasyimiah ke baghdad
2. Kota baghdad sebagai pusat kekuasaan
3. Ilmu pengetahuan dipandang sebagi suatu yang sangat mulia.
4. Rakyat diberi beban fikir serta mempeeroleh hak asasinya
5. Para menteri keturunan persia diberi hak penuh
6. Berkat usahakhalifah abbasiyah perekonomian islam bisa melimpah
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah role playing, diskusi, tanya jawab dan cerita.
F. Strategi Pembelajaran
b. Kegiatan Pendahuluan
þ Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
þ Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
þ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
þ Tanya jawab tentang materi pelajaran.
c. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan yaitu :
ü guru menyampaikan materi proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
ü guru melakukan tanya jawab tentang materi proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi yang dilakukan yaitu :
ü Siswa dibentuk secara berkelompok dan mendiskusikan tentang proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
ü Siswa menyampaikan pendapatnya pada masing- masing kelompok tentang hasil- hasil diskusi tentang proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi yang dilakukan yaitu :
ü Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
ü Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup yang dilakukan yaitu :
þ bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
þ melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
þ memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
þ merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setegah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
H. Refrensi
Referensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
I. Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah led prokyektor dan papan tulis.
J. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
MATERI VII
PROSES PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MASA BANI ABBASIYAH
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Mendiskripsikan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa bani abbassiyah
2. Mengidentifikasi pusat- pusat peradaban islam masa pemerintahan abbasiyah
3. Mempresentasikan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa bani abbasiyah
4. Memaparkan pusat- pusat peradaban islam pada masa pemerintahan
C. Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan :
1. Peserta didik mampu memahami karakteristik umum sistem pemerintahan bani abassiyah
2. Peserta didik mampu mendiskripsikan keberhasilan- keberhasilan padaa masa abbassiyah di baghdad
3. Peserta didik mampu emaparkan karakteristik umum sistem pemerintahan bani abbasiyah
4. Peserta didik mampu memetakan keberhasilan- keberhasilan yang dicapai padaa masa bani abbasiyah
D. Meteri Pokok Pembelajaran
1. Tumbuhnya peradaban ilmu pengetahuan masa abbasiyah
Faktor yang paling dominan mendorong tumbuhnya peradaban pada masa itu adalah kebijakan khalifah abu ja’far bahwa menjadi khalifah harus mencintai dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Suasana keilmuan memang diciptakan oleh khalifah dengan menyediakan segala fasilitas penunjang.
2. Pusat- pusat peradaban masa bani abbasiyah
Tumbuhnya pusat- pusat peradaban yaitu berda di kota Baghdad, Samara, Karkh, Anhar, Bukhara dan samarkand, dan Mesir.
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
F. Strategi Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
þ Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
þ Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
þ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
þ Tanya jawab tentang materi pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan yaitu :
ü guru menyampaikan materi proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
ü guru melakukan tanya jawab tentang materi proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi yang dilakukan yaitu :
ü Siswa dibentuk secara berkelompok dan mendiskusikan tentang proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
ü Siswa menyampaikan pendapatnya pada masing- masing kelompok tentang hasil- hasil diskusi tentang proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi yang dilakukan yaitu :
ü Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
ü Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup yang dilakukan yaitu :
þ bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
þ melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
þ memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
þ merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setegah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
H. Refrensi
Referensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
I. Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah led prokyektor dan papan tulis.
J. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
MATERI VIII
MASA KEHANCURAN BANI ABBASIYAH
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleraan, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menetapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menganalisis faktor- faktor penyebab runtuhnya bani abbasiyah
2. Memetakan faktor- faktor penyabab kemundurun dan runtuhnya bani abbasiyah
C. Tujuan dan Orientasi Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi keberhasilan-keberhasilan yang di capai pada Bani Umayyah di Damaskus
2. Peserta didik mampu menganalisis perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayyah di Damaskus
3. Peserta didik mampu memetakan keberhasilan-keberhasilan yang dicapi pada masa Bani Umayyah
4. Peserta didik mampu mempresentasikan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa Bani Umayyah di Damaskus.
D. Materi Pokok Pembelajaran
1. Faktor penyebab munculnya pemberontakan masa abbasiyah
Pemberontakan terjadi hampir di setiap pemerintahan termasuk pada masa pemerintahan abbasiyah. Gambaran terjadinya pemberontakan masa abbasiyah dapat disimpulkan dalam beberapa point yaitu :
a. Perebutan kekuasaan
b. Balas dendam
c. Praktek perilaku amoral dari khalifah dan pembesar istana
d. Sistem peralihan kekuasaan
e. Ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah
2. Faktor penyebab runtuhya bani abbasiyah
a. Faktor internal
Perebutan kekuasaan berkepanjangan dalam istana abbasiyah menimbulkan respon buruk masyarakat. Ditambah perilaku amoral yang ditunjukkan oleh para khalifah dan pembesar istanah.
b. Faktor eksternal
Tumbuh pesatnya ilmu pengetahuan pada abad pertengahan tersebut menyebabkan umat islam lengah dan selanjutnya menjadi hancur.
E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah metode debat, tanya jawab, diskusi, dan problem solving.
F. Strategi Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
þ Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai.
þ Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
þ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
þ Tanya jawab tentang materi pelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan yaitu :
ü guru menyampaikan materi proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
ü guru melakukan tanya jawab tentang materi proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi yang dilakukan yaitu :
ü Siswa dibentuk secara berkelompok dan mendiskusikan tentang proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
ü Siswa menyampaikan pendapatnya pada masing- masing kelompok tentang hasil- hasil diskusi tentang proses lahirnya dan fase – fase pemerintahan bani abasiyah.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi yang dilakukan yaitu :
ü Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
ü Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup yang dilakukan yaitu :
þ bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
þ melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
þ memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
þ merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
G. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah 90 menit. Satu setegah jam, 15 menit untuk pendahuluan, 50 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk penutup.
H. Refrensi
Referensi yang digunakan oleh guru adalah buku paket dan buku yang berkaitan.
I. Media Pembelajaran
Media yang digunakan adalah led prokyektor dan papan tulis.
J. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis dan tes verbal.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Analisis Silabus Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Tabel Kesesuaian Materi SKI Madrasah Aliyah Kelas XI
dengan Prinsip-Prinsip Pengembangan
No
|
Prinsip Pengembangan
|
Hasil Analisis
| ||
Terpenuhi
|
Cukup
|
Kurang
| ||
1
|
Ilmiah
|
√
| ||
2
|
Relevan
|
√
| ||
3
|
Sistematis
|
√
| ||
4
|
Konsisten
|
√
| ||
5
|
Memadai
|
√
| ||
6
|
Aktual dan kontekstual
|
√
| ||
7
|
Fleksibel
|
√
| ||
8
|
Menyeluruh
|
√
| ||
9
|
Efektif
|
√
| ||
10
|
Efisien
|
√
|
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, kesesuaian silabus yang dirumuskan dengan prinsip-prinsip pengembangan yang seharusnya menjadi rujukan dalam perbaikan materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas XI MA dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pertama, dari aspek prinsip pengembangan ilmiah dirasa cukup namun kurang memenuhi standar kompetensi yang ada. Hal tersebut menunjukkan materi dan kegiatan yang termuat dalam komponen silabus cukup dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan. Pengembangan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar telah mengacu pada pencapaian kompetensi dasar dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran SKI kelas XI MA dan sumber daya yang ada dan berpedoman pada standar isi yang ditetapkan oleh PEMENAG No 2 tahun 2008.
b. Kedua, dari aspek relevansi materi indikator dan teknik penilaian pembelajaran sudah terpenuhi dan menunjukkan adanya keterkaitan terhadap kompetensi dasar.dalam materi sudah terdapat materi yang sudah termuat relevansinya seperti meneladani perilaku tokoh-tokoh besar yang menjadi pemimpin bani umayyah dan abasiyah dalam menerpakan sistem pemerintahan yang baik.
c. Ketiga, dari aspek sistematis masih berada di peringkat cukup dikarenakan adanya komponen-komponen yang belum terpenuhi dalam silabus dan belum terlihat adanya hubungan fungsional antar komponen-komponen silabus dalam mencapai kompetensi.
d. Keempat, dari aspek konsisten di dalam komponen-komponen silabus tersebut telah ada hubungan yang tetap (konsisten) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian. Maka semua komponen pada silabus telah memenuhi aspek konsisten.
e. Kelima, dari aspek memadai cakupan indikator, materi pokok pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian masih kurang untuk dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar yang baik. Maka dari itu yang menjadi kekurangan dalam aspek ini harus dibenahi dan dilengkapi agar dapat memenuhi aspek memadahi secara maksimal dan juga materi SKI di kelas XI MA bisa disampaikan dengan baik.
f. Keenam, dari aspek aktual dan kontekstual cakupan indikator dan sistem penilaian kurang memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupn nyata dengan peristiwa yang terjadi. Realita yang ada dalam pendidikan islam kebanyakan para pengajar/pendidik seringkali mengabaikan aspek ini. Banyak kejadian yang terjadi dalam lembaga pendidikan, guru tidak pernah menggunakan teknologi atau media dalam pembelajaran SKI dan jarang mengikuti perkembangan keilmuan yang ada. Hal ini menjadikan pelajaran SKI menjadi sesuatu yang terlihat kuno dan monoton sehingga siswa menghindari pelajaran ini.
g. Ketujuh, dari aspek fleksibel komponen silabus indikator dan penilaian kurang dapat mengakomodasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan masyarakat. Karena tidak muncul keterkaitan antara peristiwa yang dipelajari dengan aktualisasi pada kehidupan sekarang. Kurang adanya fleksibilitas dalam pembelajaran SKI membuat penerapan-penerapan ibrah tidak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena materi pembelajaran belum sepenuhnya fleksibel pada kehidupan sekarang.
h. Kedelapan, dari aspek menyeluruh silabus belum menunjukkan keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotori) seperti dalam taksonomi Bloom. Pada gambaran silabus tersebut tujuan kognitif lebih banyak ditonjolkan, sedangkan tujuan afektif (yang terdiri dari penerimaan, respons, menghargai, mengorganisasi, dan pola hidup) dan tujuan psikomotorik (yang terdiri dari meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan dan naturalisasi) belum terpenuhi. Dalam pelajaran SKI kelas XI MA cakupan kompetensi yang meliputi ranah kognitif, afektif, psikomotorik masih sangat minim. Ini terbukti dalam materi SKI hanya menyinggung atau hanya membahas tentang penjabaran dan cerita-cerita saja, hal ini menjadikan ranah kognitif, afektif, psikomotorik kurang mendapat sorotan dalam pelajaran SKI sehingga siswa cenderung pasif.
i. Kesembilan, dari aspek efektif komponen-komponen silabus kurang menggambarkan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran. Namun untuk komponen penilaian tes yang dikembangkan belum menunjukkan efektifitas guru dalam mengumpulkan informasi tentang tingkat penguasaan materi pelajaran siswa yang diajarnya atau efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Artinya skala yang digunakan oleh guru dalam menilai hasil belajarnya hanya berdasarkan tujuan kognitif saja, sementara itu penilaian tentang tujuan afektif dan psikomotorik belum dimunculkan. Seharusnya pada aspek ini seorang pengajar bisa menjadikan pelajaran SKI menjadi lebih efektif dan tidak berbelit-belit, karena pada kenyatannya yang terjadi di lapangan materi SKI terkesan terlalu banyak penjabaran dan cerita-cerita yang rumit dan sulit di ingat sehingga menjadi kendala pada aspek efektifitas.
j. Kesepuluh, dari aspek efisien daya dan waktu dapat diperkecil, namun belum tentu dapat mencapai hasil atau standar kompetensi yang ditetapkan karena silabus tersebut belum menggambarkan bagaimana tujuan afektif dan psikomotorik yang dapat dinilai oleh guru. Aspek ini sering kali tidak menjadi bahan pertimbangan dalam merancang alokasi waktu pembelajaran. Pelajaran SKI dengan materi yang banyak namun waktu yang diberikan sangat sedikit sehingga penyampaian materi tidak dapat efisien karena terkendala oleh jam pelajaran yang sangat sempit.
2. Analisis Komprehensip
Dalam materi SKI ini merupakan materi yang digunakan di sekolah tingkat SMA/ MA, yang begitu penting. Ruang lingkup dari materi ini selain dari segi kognitif, efektif, juga mencangkup psikomotorik. Selain dapat mengembangkan kemampuan dalam pengetahuan , materi SKI juga dapat mengetahui bagaimana sejarah peradaban pada zaman Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah.
Secara intelektual anak SMA/ MA, sudah dapat berfikir secara logis, dan sudah mampu membedakan antara yang kongkrit dan abstrak, dari pemaparan tersebut bahwasanya SKI ini berisikan tentang sejarah proses lahirnya dan fase-fase pemerintahan Bani Umyyah, dan proses lahinya dan fase-fase pemerintahan Bani Abasiyah berdasarkan kwantitas dan kwalitasnya.
Selain itu anak SMA /MA , akan memiliki wawasan yang begitu luas tentang Sejarah Kebudayaan Islam, sehingga kelak nanti akan di gunakan untuk bersosialisasi secara langsung dengan masyrakat, bahwasanya sejarah itu sangat penting.
Disini dari kami mengambil materi dalam buku panduan kurikulum 2013 sehingga penjelasnya begitu luas, jelas dan bertele-tele.
l Analisis semester II
1. Proses lahirnya dan fase-fase pemerintahan Bani Abbasiyah
Ø Dalam SK KD yang pertama media atau pembelajaran yang di gunakaan sudak cukup baik.
Ø SK KD yang kedua menurut kelompok kami dalam metode yang di gunakan atau media perlu di tambah metode demontrasi karena karena jika hanya sekedar melihat CD siswa cenderung lebih bosan , maka dengan metode demontrasi dapat membantu siswa untuk mencari jawaban sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
2. Khalifah-khalifah yang terkenal dan kebijakan pemerintahan bani Abbasiyah.
Ø Untuk SK KD yang ketiga apabila menerapkan metode diskusi kurang sesuai karena kurang memahamkan siswa, jadi sebaiknya sedikit ditambahkan dengan bentuk pemaparan atau penjelasan lebih detail lagi tentang siapasaja khalifah-khalifah yang terkenal pada pemerintahan Dinasti Abbasiyah.
3. Proses perkembangan Ilmu Pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah.
Ø Menurut kelompok kami metode yang di gunakan dalam SK KD yang ketiga sudah sesuai, tapi perlu ada penambahan media tanya jawab, agar siswa tidak pasif, dengan adanya tanya jawab akan lebih jelas pemaparanya dan penjelasnya akan lebih mendalam.
Ø SK KD yang lain sudah sesuai dengan metode yang telah kami terapkan, dan hanya tingal mengembangkan saja.
Disini kami akan lebih mendalam untuk menganalisis dari berbagai materi yang kami sampaikan dengan memilih salah satu dari berbagai materi tersebut.
Yaitu Dinasti Abbasiyah pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayan Islam (SKI) pada kelas XI Madrasah Aliyah (MA) beserta Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)nya. Maka disini kami mencoba menganalisis dari segi alokasi waktu, materi/isi dan kesesuaian dengan SK dan KD, kesesuaian materi dengan aspek psikologis, metode pembelajaran, evaluasi.
A. Alokasi Waktu
Kalau melihat dari materi yang begitu luas, maka alokasi waktu yang tersedia masih kurang dan mengingat bahwa di kelas XI ini materi Mata pelajaran SKI ini hanya di ajarkan 4 bab saja (semester I diajarkan 2 bab dan pada semester II diajarkan hanya II bab), padahal didalam materi ini dijelaskan ada 8 bab dalam daftar isinya, jadi memungkinkan saja untuk penambahan alokasi waktu lagi 2 kali pertemuan (4 x 45 menit) , berarti alokasi yang ideal adalah 8 x 45 menit (4 kali pertemuan) agar materi lebih dapat disampaikan secara mendalam.
B. Materi/ Isi dan Kesesuaian dengan SK dan KD
Secara umum materi “Proses Lahirnya Dinasti Abbasiyah dan Fase-fase pemerintahan Babi Abbasiyah ” yang diajarkan cakupan materinya sangat luas, sehingga perlu strategi bagi guru untuk membuat bahan ajar ini menjadi lebih mudah dimengerti, misalnya dengan membuat semacam Modul (ringkasan). Walaupun cakupan materi ini sangat luas, masih ada materi pelajaran yang kami anggap penting tidak dibahas di dalam buku ini (Buku Pedoman: Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 Pengarang: Direktorat pendidikan Madrasah, direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kementrian Agama RI 2015), dan mestinya harus dimasukan dalam materi “Proses Lahirnya Dinasti Abbasiyah dan Fase-fase pemerintahan Bani Abbasiyah,” materi dimaksud adalah tentang Khalifah-khalifah Abbasiyah yang terkenal. Disini isi materinya begitu luas dan apabila di bedakan dengan buku panduan MA’ARIF itu sangat berbeda dalam bahasanya karna penjelasanya singkat.
C. Kesesuaian Materi dengan Aspek Psikologis Siswa
Berdasakan materi yang ada dimana cakupan materinya begitu luas. Pada dasarnya materi tersebut tidak bertentangan dengan perkembangan psikologis siswa karena pada usia ini siswa disebut usia remaja , yang mana pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan, dimana seseorang mampu berpikir abstrak, mulai berpikir kritis, logis, munculnya kemampuan menalar dan wawasan berfikirnya semakin meluas, sesuai dengan pendapat Rifa Hidayah, M. Si., Psi bahwa siswa sekolah menengah termasuk kategori usia remaja (lebih kurang berusia antara 12-20 tahun) Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12-20 thn secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir).
D. Metode Pembelajaran
Baik dalam Buku pedoman pembelajaran maupun di dalam silabus pembelajaran SKI ini tidak ada menuliskan metode apa saja yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa, namun kalau disimak dari materi yang ada, maka dapatlah penulis simpulkan bahwa metode-metode yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu denagan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Peran siswa disini sebagai penerima pesan, mendengar memperhatikan, dan mencatat dari keterangan guru. Dalam hal penyampaian materi ini seorang guru juga menyampaikannya kadang-kadang dengan penjelasan sambil bercerita dan begitu juga sebaliknya.
Kelebihan : Guru mudah menguasai kelas, mudah dilaksanakan, dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar, guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. Kekurangan : Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya, bila terlalu lama membosankan, sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik, menyebabkan anak didik pasif.
2. Metode Cerita
Metode cerita adalah suatu penyampaian materi pelajaran dengan cara menceritakan kronologis terjadinya sebuah peristiwa baik benar. Metode cerita ini merupakan salah satu pemberian pengetahuan dan pengalaman belajar bagi siswa dengan membawa cerita kepada anak baik secara lisan maupun tulisan. Dimana disini seorang guru bercerita tentang isi materi pembelajaran dan siswa mendengarkan-memperhatikan sambil mencatat hal-hal yang dianggap penting. Dalam hal penyampaian materi ini seorang guru juga menyampaikannya kadang-kadang dengan bercerita sambil menjelaskan (ceramah) dan begitu juga sebaliknya.
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab yaitu suatu cara mengajar dimana seorang guru mengaajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik. Metode tanya jawab dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah ini disebabkan guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murit dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah di ceramahkan.
Kelebihan : Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja, memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa, guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan. Kekurangan : Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru, membutuhkan waktu lebih banyak.
4. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang siswa atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Dalam hal ini siswa secara berkelompok dengan saling bertukar pendapat, bermusyawarah untuk membahas permasalahan pada materi yang ada supaya didapatkan kesepakatan jawaban yang tepat diantara kelompok mereka masing-masing, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan dan kelompok yang lainnya menanggapi sehingga menghasilkan hasil jawaban kesepakatan bersama.
Kelebihan : Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja), menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik, membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran. Kekurangan : Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar, peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas, dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara, biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
5. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas menurut Mahfudh Shalahuddin, dkk adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan antara murid dengan guru mengenai suatu persoalan atau problem yang harus diselesaikan dan dikuasai oleh peserta didik dengan jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara peserta didik dan anak didik. Dalam metode pemberian tugas ini siswa diberi tugas khusus di luar jam pelajaran sebagai tugas tindak lanjut yang diberikan guru.
Kelebihan : Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama dan anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri. Kekurangan : Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri, terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan dan sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
6. Metode Debat
Kelebihan : Peserta didik menajadi lebih kritis, suasana kelas menjadi lebih bersemangat, peserta didik dapat mengungkapakan pendapatnya dalam forum, peserta didik mnjadi lebih besar hati, ketika pendapatnya tidak sesuai dengan peserta yang lain. Kekurangan : Biasanya hanya siswa yang aktif saja yang berbicara, terkadang timbul perselisihan antar siswa setelah berdebat karena tidak terima pendapatnya disanggah, biasanya timbul rasa ingin saling menjatuhkan, memakan waktu yang cukup lama.
7. Metode Inquiry
Kelebihan : Peserta didik lebih paham konsep materi, mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka, mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri, memberi kepuasan yang bersifat intrinsik, situasi pembelajaran lebih menggairahkan, dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu, memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri, menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Kekurangan : Mebutuhkan mental yang lebih kuat untuk menjalankan rangkaian metode ini, karena siswa merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dapat menimbulkan frustasi bagi siswa yang tidak siap mental.
8. Metode Problem Solving
Kelebihan : Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. Kekurangan : Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut, memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
9. Metode Role Playing
Kelebihan : Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh, permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda, guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan, permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. Kekurangan : Terkadang siswa lebih fokus pada permainan dari pada materi dalam permainan, waktu yang dibutuhkan cukup lama.
E. Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar
Evaluasi dapat dilakukan melalui tes lisan dan tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, isian singkat, dan essay. Dengan catatan soal-soal tersebut yang diberikan harus mengacu kepada indikator yang ada. Evaluasi juga dapat berbentuk penilaian portofolio, misalnya siswa diminta membuat laporan hasil diskusi kelompoknya yang telah dilakukan bersama. Disini jelas terlihat bahwa penilaian tersebut dari aspek kognitifnya saja, tidak terlihat penilaian dari segi aspek efektif dan psikomotornya.
Penilaian melalui tes tertulis sesuai saja dengan indikator yang ada dalam materi ini terutama dalam bentuk essay. Karena dalam indikator-indiator materi tersebut diatas berubah dan dibatasi, maka secara otomatis pula inti pokok instrumen-instrumennya juga harus menyesuaikan dengan apa yang terdapat dalam indikator yang telah berubah.
3. Analisis SWOT
a. Strenghts (kekuatan / kelebihan)
§ Untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul khazanah budaya dan kekayaan di bidang lainnya yang pernah diraih oleh umat islam di masa lampau dan mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kejadian tersebut dalam pelajaran SKI .
§ Untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu.
§ Agar siswa dapat memilah dan memilih mana aspek sejarah yang perlu dikembangkan dan mana yang tidak perlu. Mengambil pelajaran yang baik dari suatu umat dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik.
§ Siswa mampu berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lalu yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan perkembangan, perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya Islam di masa yang akan datang.
§ Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakininya dan merupakan sumber syariah yang besar,
§ Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotism dan mendorong untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya.
§ Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik, dan bertingkah laku seperti Rasul.
b. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
§ lemahnya sumber daya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam. Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Sejarah Kebudayaan Islam harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif dan efisien. Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan SKI menghadapi beberapa kendala, antara lain; waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi SKI, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi oleh tujuan pada aspek kognitif bukan afektif apalagi sampai pada tingkat psikomotorik.
§ Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai SKI dalam kehidupan sehari-hari.
§ Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain.
§ Identifikasi pelajaran SKI belum mendapat perhatian dari siswa.
c. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. . Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
§ bangga dan mencintai kebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum Muslimin masa lalu.
§ Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat terdahulu.
§ Peserta didik mengetahui perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan Abbasiyah serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia.
§ Peserta didik mampu mengambil manfaat dari perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan Abbasiyah serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia
d. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
§ Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran SKI
§ Guru yang kurang profesional dalam mengajar SKI
§ Materi-materi yang terlalu banyak
§ Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode-metode pelajaran saat menyampaikan materi SKI
4. Problematika Materi Ski Kelas IX MA
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk watak dan kepribadian ummat. Dengan mempelajari sejarah, generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu. Dari proses itu dapat diambil banyak pelajaran, sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan sisi-sisi mana yang tidak perlu dikembangkan. Keteladan dari tokoh-tokoh / pelaku sejarah inilah yang ingin ditransformasikan kepada generasi muda, disamping nilai informasi sejarah penting lainnya.
Kendatipun demikian penting materi sejarah bagi pengembangan kepribadian suatu bangsa, Namun dalam realitasnya sering kurang disadari, sehingga mata pelajaran sejarah kurang diminati. Mata pelajaran sejarah justru hanya dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti dengan jam pelajaran untuk Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di sekolah (baca Madrasah) hanya 1 jam pelajaran dalam seminggu. Padahal materi SKI cukup banyak.( Fatah Syukur:1999:15) Disamping masalah jam pelajaran, ada masalah-masalah lain yang berkaitan dengan metodologi pengajaran sejarah Islam, yaitu :
10. Baru menekankan pada aspek sejarah politik para elite penguasa pada zamannya. Sementara aspek sosial, aspek ekonomi, budaya dan pendidikan kurang mendapatkan porsi yang memadai.
11. Apresiasi siswa terhadap kebudayaan masih rendah. Bahkan beberapa guru sejarah Islam juga menunjukkan apresiasi yang rendah terhadap mata pelajaran ini. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya perhatian mereka terhadap pengajaran sejarah.
12. Sikap inferiority complex, perasaan rendah diri yang komplek. Sikap inferiority complex ummat Islam terhadap nilai-nilai sejarah budayanya sendiri ini merupakan bagian dari masalah dalam pengajaran sejarah. Generasi muda pada umumnya lebih bangga terhadap hasil kebudyaan Barat, sementara terhadap kebudayaan Islam sendiri, mereka merasa malu untuk mengakuinya, apalagi menirunya. Sikap inferiority complex kaum Muslimin ini juga terefleksi dalam sikap dan reaksi kaum Muslim terhadap budaya Barat :
a. Sikap kelompok Muslim yang secara total menerima dan meniru budaya Barat. Mereka menghendaki budaya Islam diganti dengan budaya Barat.
b. Sikap kelompok Muslim yang anti sama sekali, xenophobia yang berlebihan. Sehingga segala sesuatu yang datang dari Barat harus ditolak sama sekali.
c. Sikap kelompok Muslim yang realistis dan kristis dengan landasan pemikiran bahwa budaya bersifat relatif yang mengandung plus – minus. Dalam pandangan ini, maka darimanapun sebuah kebaikan, apakah dari Barat atau dari Timur, maka hal itu dapat diterima.
Perlu diketahui bersama bahwa pembelajaran SKI di kelas XI MA memang tidak begitu sempurna, pembelajarnnya dapat ditemui kendala dan berbagai masalah. Antara harapan dan kenyataan SKI di MA kelas XI memang kurang ideal karena kebanyakan para pendidik menggunakan metode hafalan yang berakibat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik hanya terbatas. Masalah mengenai kurangnya waktu, materi yang hanya pada tingkat kognitif, dan kurangnya dukungan dari pihak lain setidaknya dapat diatasi oleh pendidik itu sendiri.
Berdasarkan realita yang ada biasanya metode yang dipergunakan oleh guru masih monoton, sejarah hanya disampaikan dengan ceramah, padahal materi sejarah Islam sudah diperoleh siswa dalam setiap jenjang pendidikan Islam dan dari informasi lain. Oleh karena itu perlu adanya metode dan media yang bervariasi, misalnya field study, study lapangan langsung, pemakaian peta, VCD dan sebagainya.( Biggs, Jhon B.Tt :2001:47)
Penjelasan guru atau nara sumber kurang memperhatikan aspek-aspek lain, misalnya faktor sosiologis, faktor antropologis, ekonomis, geografis dan sebagainya. Dalam menjelaskan satu materi dapat diterangkan dengan beberapa sudut pandang yang berbeda, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih komprehensif. Materi-materi yang perlu dijelaskan secara komprehensif tersebut misalnya tentang; apa yang dimaksud dengan jahiliyah, apa yang dimaksud dengan sifat ummi pada Nabi, kenapa Islam diturunkan di Makkah, bagaimana awal mula konflik dalam Islam, bagaimana konflik yang terjadi antara Ali dan Muawiyah, Ali dengan Aisyah, Talkhah dan Zubair, bagaimana tuduhan terhadap al-Ghazali sebagai penyebab kemunduran peradaban Islam, apa arti masa keemasan Islam dan pengaruhnya terhadap renaissance di Barat.
Dari uraian ini, sangat jelas bahwa seorang guru Sejarah harus memperhatikan metode dan taktik dalam pembelajaran, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa metode pengajaran adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa ( peserta didik) mencapai tujuan pengajaran (TIK) secara lebih efektif dan efisien.
5. Solusi Problematika Materi Ski Kelas IX MA
Berdasarkan pada hasil analisis, disebutkan bahwa jumlah guru cukup tetapi suasana belajar belum cukup kondusif akibat metode mengajar guru kurang bervariasi. Melalui MGMP sekolah diharapkan dapat mengatasi persoalan, termasuk bagaimana menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metode dalam mengajarkan setiap mata pelajaran yang diajarkan. Kegiatan ini di bawah koordinasi Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan untuk setiap matapelajaran dipimpin oleh guru senior yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah. MGMP minimal bertemu satu kali per minggu guna menyusun strategi pengajaran dan mengatasi masalah yang muncul.
Melihat realitas ateri SKI kelas XI MA yang mempunyai kendala dalam proses pembelajarannya maka perlu dianalisis mencari solusi agar kendala-kendala tersebut dapat diatasi sehingga dapat melancarkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dan harapan dari SKI tersebut dapat tercapai.
Mengenai waktu yang disediadakan memang kurang dengan jumlah materi yang banyak dan padat, dalam hal ini solusi yang ditawarkan adalah dengan menambahkan waktu jam pelajaran misalnya dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berisi tentang sejarah kebudayaan Islam. Selain itu dapat pula dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk meningkatkan kuatitas pembelajaran dan hasil belajar mata pelajara SKI. Dengan teknologi ini dimungkinkan memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik tentang berbagai aspek materi SKI. Oleh karena itu guru dapat memanfaatkan TV, film, VCD/DVD/VCR, bahkan internet untuk menjadi media dan sumber belajaran mata pelajaran SKI. Dengan pemnafaatan TIK juga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembetajaran hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: dari mudah ke sulit; dari sederhana ke komplek; dan dari konkret ke abstrak.
Pada umumnya pendidik yang mengajar dengan hafalan dapat merubah gaya mengajarnya, solusi yang dapat diperlukan untuk mengajar SKI adalah dengan pendekatan Humanistik yaitu memanusiakan manusia yang berarti pencipataan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Melalui pendekatan tersebut peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk mampu memecahkan masalah dalam presprektif ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pembelajaran sejarah Islam yang dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan, dan menagmbil ibrah pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam, sehingga peserta didik mampu menginternalisasi dan tergerak untuk meneladani dan mewujudkan dalam amal perbuatan, serta dalam rangka membangun sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah dalam arti luas.
Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain. Maka solusinya adalah dengan adanya keterpaduan pola pembinaan mata pelajaran SKI ' dikembangkan dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, Madrasah, dan masyarakat. Untuk itu guru perlu mendorong dan memantau; kegiatan Mata pelajaran SKI yang dialami oleh peserta didiknya di dua lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud keselarasan dan kesesuaian sikap serta prilaku dalam pembinaannya. Dalam mengajar pelajaran SKI pendidik harus dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Sehingga pendidik sebaiknya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pendidik hendaknya bertindak sebagai role model, suri tuladan bagi kehidupan sosial akademis siswa didalam dan diluar kelas.
2. Pendidik harus menunjukan sikap kasih sayang pada siswa, antusias dan ikhlas mendengar dan menjjawab pertanyaan.
3. Pendidik hendaknya memperlakukan peserta didik sebagai subjek dan mitra belajar, bukan objek
4. Pendidik hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang lebih mengutamakan kreativitas serta interaktif dan komunikatif dengan peserta didik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis SWOT
a. Strenghts (kekuatan / kelebihan)
§ Untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul khazanah budaya dan kekayaan di bidang lainnya yang pernah diraih oleh umat islam di masa lampau dan mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kejadian tersebut dalam pelajaran SKI .
§ Untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu.
§ Agar siswa dapat memilah dan memilih mana aspek sejarah yang perlu dikembangkan dan mana yang tidak perlu. Mengambil pelajaran yang baik dari suatu umat dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik.
§ Siswa mampu berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lalu yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan perkembangan, perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya Islam di masa yang akan datang.
§ Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakininya dan merupakan sumber syariah yang besar,
§ Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotism dan mendorong untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya.
§ Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik, dan bertingkah laku seperti Rasul.
b. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
§ lemahnya sumber daya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam. Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Sejarah Kebudayaan Islam harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif dan efisien. Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan SKI menghadapi beberapa kendala, antara lain; waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi SKI, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi oleh tujuan pada aspek kognitif bukan afektif apalagi sampai pada tingkat psikomotorik.
§ Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai SKI dalam kehidupan sehari-hari.
§ Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain.
§ Identifikasi pelajaran SKI belum mendapat perhatian dari siswa.
c. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. . Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
§ bangga dan mencintai kebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum Muslimin masa lalu.
§ Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat terdahulu.
§ Peserta didik mengetahui perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan Abbasiyah serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia.
§ Peserta didik mampu mengambil manfaat dari perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan Abbasiyah serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia
d. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
§ Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran SKI
§ Guru yang kurang profesional dalam mengajar SKI
§ Materi-materi yang terlalu banyak
§ Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode-metode pelajaran saat menyampaikan materi SKI
b. Problematika Materi Ski Kelas IX MA
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk watak dan kepribadian ummat. Dengan mempelajari sejarah, generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu. Dari proses itu dapat diambil banyak pelajaran, sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan sisi-sisi mana yang tidak perlu dikembangkan. Keteladan dari tokoh-tokoh / pelaku sejarah inilah yang ingin ditransformasikan kepada generasi muda, disamping nilai informasi sejarah penting lainnya.
Kendatipun demikian penting materi sejarah bagi pengembangan kepribadian suatu bangsa, Namun dalam realitasnya sering kurang disadari, sehingga mata pelajaran sejarah kurang diminati. Mata pelajaran sejarah justru hanya dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti dengan jam pelajaran untuk Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di sekolah (baca Madrasah) hanya 1 jam pelajaran dalam seminggu. Padahal materi SKI cukup banyak.( Fatah Syukur:1999:15) Disamping masalah jam pelajaran, ada masalah-masalah lain yang berkaitan dengan metodologi pengajaran sejarah Islam, yaitu :
1. Baru menekankan pada aspek sejarah politik para elite penguasa pada zamannya. Sementara aspek sosial, aspek ekonomi, budaya dan pendidikan kurang mendapatkan porsi yang memadai.
2. Apresiasi siswa terhadap kebudayaan masih rendah. Bahkan beberapa guru sejarah Islam juga menunjukkan apresiasi yang rendah terhadap mata pelajaran ini. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya perhatian mereka terhadap pengajaran sejarah.
3. Sikap inferiority complex, perasaan rendah diri yang komplek. Sikap inferiority complex ummat Islam terhadap nilai-nilai sejarah budayanya sendiri ini merupakan bagian dari masalah dalam pengajaran sejarah. Generasi muda pada umumnya lebih bangga terhadap hasil kebudyaan Barat, sementara terhadap kebudayaan Islam sendiri, mereka merasa malu untuk mengakuinya, apalagi menirunya. Sikap inferiority complex kaum Muslimin ini juga terefleksi dalam sikap dan reaksi kaum Muslim terhadap budaya Barat :
a. Sikap kelompok Muslim yang secara total menerima dan meniru budaya Barat. Mereka menghendaki budaya Islam diganti dengan budaya Barat.
b. Sikap kelompok Muslim yang anti sama sekali, xenophobia yang berlebihan. Sehingga segala sesuatu yang datang dari Barat harus ditolak sama sekali.
c. Sikap kelompok Muslim yang realistis dan kristis dengan landasan pemikiran bahwa budaya bersifat relatif yang mengandung plus – minus. Dalam pandangan ini, maka darimanapun sebuah kebaikan, apakah dari Barat atau dari Timur, maka hal itu dapat diterima.
Perlu diketahui bersama bahwa pembelajaran SKI di kelas XI MA memang tidak begitu sempurna, pembelajarnnya dapat ditemui kendala dan berbagai masalah. Antara harapan dan kenyataan SKI di MA kelas XI memang kurang ideal karena kebanyakan para pendidik menggunakan metode hafalan yang berakibat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik hanya terbatas. Masalah mengenai kurangnya waktu, materi yang hanya pada tingkat kognitif, dan kurangnya dukungan dari pihak lain setidaknya dapat diatasi oleh pendidik itu sendiri.
Berdasarkan realita yang ada biasanya metode yang dipergunakan oleh guru masih monoton, sejarah hanya disampaikan dengan ceramah, padahal materi sejarah Islam sudah diperoleh siswa dalam setiap jenjang pendidikan Islam dan dari informasi lain. Oleh karena itu perlu adanya metode dan media yang bervariasi, misalnya field study, study lapangan langsung, pemakaian peta, VCD dan sebagainya.( Biggs, Jhon B.Tt :2001:47)
Penjelasan guru atau nara sumber kurang memperhatikan aspek-aspek lain, misalnya faktor sosiologis, faktor antropologis, ekonomis, geografis dan sebagainya. Dalam menjelaskan satu materi dapat diterangkan dengan beberapa sudut pandang yang berbeda, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih komprehensif. Materi-materi yang perlu dijelaskan secara komprehensif tersebut misalnya tentang; apa yang dimaksud dengan jahiliyah, apa yang dimaksud dengan sifat ummi pada Nabi, kenapa Islam diturunkan di Makkah, bagaimana awal mula konflik dalam Islam, bagaimana konflik yang terjadi antara Ali dan Muawiyah, Ali dengan Aisyah, Talkhah dan Zubair, bagaimana tuduhan terhadap al-Ghazali sebagai penyebab kemunduran peradaban Islam, apa arti masa keemasan Islam dan pengaruhnya terhadap renaissance di Barat.
Dari uraian ini, sangat jelas bahwa seorang guru Sejarah harus memperhatikan metode dan taktik dalam pembelajaran, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa metode pengajaran adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa ( peserta didik) mencapai tujuan pengajaran (TIK) secara lebih efektif dan efisien.
c. Solusi Problematika Materi Ski Kelas IX MA
Berdasarkan pada hasil analisis, disebutkan bahwa jumlah guru cukup tetapi suasana belajar belum cukup kondusif akibat metode mengajar guru kurang bervariasi. Melalui MGMP sekolah diharapkan dapat mengatasi persoalan, termasuk bagaimana menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metode dalam mengajarkan setiap mata pelajaran yang diajarkan. Kegiatan ini di bawah koordinasi Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan untuk setiap matapelajaran dipimpin oleh guru senior yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah. MGMP minimal bertemu satu kali per minggu guna menyusun strategi pengajaran dan mengatasi masalah yang muncul.
Melihat realitas ateri SKI kelas XI MA yang mempunyai kendala dalam proses pembelajarannya maka perlu dianalisis mencari solusi agar kendala-kendala tersebut dapat diatasi sehingga dapat melancarkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dan harapan dari SKI tersebut dapat tercapai.
Mengenai waktu yang disediadakan memang kurang dengan jumlah materi yang banyak dan padat, dalam hal ini solusi yang ditawarkan adalah dengan menambahkan waktu jam pelajaran misalnya dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berisi tentang sejarah kebudayaan Islam. Selain itu dapat pula dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk meningkatkan kuatitas pembelajaran dan hasil belajar mata pelajara SKI. Dengan teknologi ini dimungkinkan memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik tentang berbagai aspek materi SKI. Oleh karena itu guru dapat memanfaatkan TV, film, VCD/DVD/VCR, bahkan internet untuk menjadi media dan sumber belajaran mata pelajaran SKI. Dengan pemnafaatan TIK juga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembetajaran hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: dari mudah ke sulit; dari sederhana ke komplek; dan dari konkret ke abstrak.
Pada umumnya pendidik yang mengajar dengan hafalan dapat merubah gaya mengajarnya, solusi yang dapat diperlukan untuk mengajar SKI adalah dengan pendekatan Humanistik yaitu memanusiakan manusia yang berarti pencipataan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Melalui pendekatan tersebut peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk mampu memecahkan masalah dalam presprektif ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pembelajaran sejarah Islam yang dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan, dan menagmbil ibrah pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam, sehingga peserta didik mampu menginternalisasi dan tergerak untuk meneladani dan mewujudkan dalam amal perbuatan, serta dalam rangka membangun sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah dalam arti luas.
Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain. Maka solusinya adalah dengan adanya keterpaduan pola pembinaan mata pelajaran SKI ' dikembangkan dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, Madrasah, dan masyarakat. Untuk itu guru perlu mendorong dan memantau; kegiatan Mata pelajaran SKI yang dialami oleh peserta didiknya di dua lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud keselarasan dan kesesuaian sikap serta prilaku dalam pembinaannya. Dalam mengajar pelajaran SKI pendidik harus dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Sehingga pendidik sebaiknya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
5. Pendidik hendaknya bertindak sebagai role model, suri tuladan bagi kehidupan sosial akademis siswa didalam dan diluar kelas.
6. Pendidik harus menunjukan sikap kasih sayang pada siswa, antusias dan ikhlas mendengar dan menjjawab pertanyaan.
7. Pendidik hendaknya memperlakukan peserta didik sebagai subjek dan mitra belajar, bukan objek
8. Pendidik hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang lebih mengutamakan kreativitas serta interaktif dan komunikatif dengan peserta didik.
B. Saran
Demikian makalah dari kami, semoga dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita semua. Apabila ada kritik dan saran, silakan sampaikan langsung kepada kami. Karena kritik dan saran dari pembaca tentu sangat dibutuhkan untuk bahan intropeksi kami. Sehingga dimasa yang mendatang, kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi. Dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan, karena kami hanyalah hamba Allah SWT yang tidak luput dari khilaf dan lupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar